5

622 41 1
                                    

Argi tengah berada dibasecamp yang dibuatnya khusus untuk sebagai mess para kariawannya dan tempat pelariannya jika stres melanda, ia sedang sibuk mengitung laporan keuangan dari pemasukan setiap cafe yang dimilikinya. Setiap bulannya, keuntungan dari hasil cafenya selalu meningkat pesat membuatnya semakin semangat dan berusaha menjadi yang lebih baik lagi dalam usahanya.

Dering ponsel yang berbunyi dari setengah jam yang lalu tak membuatnya terusik menghitung setiap angka yang ada didalam layar laptopnya.

"Oy.." ujar suara dari arah belakang.

Argi menoleh , dan kembali fokus pada laporannya.

"Bokap lo nelponin gue terus" ujar Ibram tidur disofa berwarna abu abu.

"Hemm" balas Argi.

"Temuin kek, kasian juga" ulang Ibram.

"Iya" balas Argi singkat.

"Iya kapan?? Bokap lo nerorrin gue terus" ujar Ibram ulang.

"Yaudah lo blokir ajaa nomer bokap gue," balas Argi.

Ibram terbangun dari rebahannya, dan berjalan kearah Argi lalu menutup laptop Argi secara paksa "gila lo, gue gaa sedurhaka itu sama bokap sahabat gue" ujar Ibram.

Argi menatap Ibra datar "terus gue durhaka sama bokap sahabat lo??" ujarnya.

"Itu bokap lo nyet!" balas Ibram kesal.

"Iya... Terus??" tanya Argi dengan wajah datar.

"Yaa temuin bego, udah berapa lama lo gaa liatin bokap" balas Ibra.

"Ntar.." balas Argi singkat.

"Ya ntarnya kapan, kalo udah bawa jodoh" tebak Ibram.

"Hemm.." balas Argi.

"Man, wajarlah bokap khawatir sama lo. Umur lo itu udah 30 malah mau masuk 31, dan lo sama sekali belom pernah gandeng cewe sekali pun" jelas Ibram panjang.

"Yaa kecuali dia" sambung Ibram tercicit.

Argi menatap Ibram tajam saat Ibram menyebut dia dalam obrolannya "jangan sebut sebut dia lagi Bram" ujar Argi datar.

Ibram menangguk pelan, sesungguhnya ia tak berniat menyebut dia namun ia terpeleset lidah. Ibram juga merasa tak enak karna tanpa sengaja ia membuka luka lama Argi.

"Ato lo gaa mau coba sama Klee ajaa?? Kasus kalian sama tuh kayanya" celetuk Ibram.

Argi kembali menatap Ibram datar "soal jodoh gue gaa mau coba coba Bram" balas Argi.

"Yaudah nikah ajaa langsung" ujar Ibram.

"Gila lo, kenal aja baru itungan hari masa langsung nikah" balas Argi.

"Lah terus, lo nyoba dulu gaa mau. Nikah juga gaa mau, gimana sih?" ujar Ibra kesal.

"Yaa susahlah gue jelasin" ujar Argi terlihat kesal.

"Ya susahnya gimana malih, kasih tau gue biar gue kasih jalan. Klee gaa sesuai kriteria lo?? Tenang ajaa, dia bukan tipe cewe manja ato menye menye yang buat lo jengah nantinya" ujar Ibram meyakinkan Argi.

"Ya bukan gitu, kali ajaa gue yang bukan tipe dia" balas Argi.

"Kalo lo tipenya dia, lo mau??" tanya Ibram.

"Ya gaa tau juga" bala Argi seraya mengangkat bahunya.

"Lo gimana sih malih, tiba tiba jadi labil gini. Udah ah gue cabut, lo pikirin lagi tu Klee. Kalo lo oke, gue bisa bantu" ujar Ibram kesal meninggalkan Argi, bahkan ia menghempaskan pintu membuat Argi tergelinjang.

My Cold BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang