11

467 39 1
                                    

Setelah mengantar Krystal pulang, Argi langsung memutar kemudi kearah cafenya. Ia ingin memastikan kalau Aline benar benar tidak menunggunya, ingat ia hanya ingin memastikan saja. Ia juga tidak habis pikir kenapa wanita itu kembali setelah sekian lama.

Tak lama Argi pun tiba dicafenya, suasana cafe masih terlihat ramai meski waktu telah menunjukkan pukul 22.45 WIB. Dilihatnya Ibram dan Rasty sudah tidak ada ditempat duduk tadi, lalu Argi hendak berlalu keruangannya tanpa sengaja melihat wanita yang sedang duduk membelakanginya. Aline?? Bukankah ia menyuruhnya untuk tak menunggu, tapi kenapa wanita ia masih disini? Ahh keras kepala. Kenapa juga ia selalu dikelilingi wanita keras kepala.

"Aku udah nyuruh kamu buat gaa nungguin aku" ujar Argi berjalan kearah Aline.

Aline menoleh dan menerbitkan senyumnya, ia yakin pasti Argi kembali menemuinya "aku gaa nungguin kamu kok" balasnya berbohong.

Argi mengerutkan keningnya "terus kenapa masih disini?" tanya Argi.

Aline menoleh kearah lain seraya tersenyum "aku ingin bernostalgia aja" ujar Aline melihat design cafe Argi yang mulai banyak berubah.

"Yaudah.." balas Argi hendak meninggalkan Aline.

Namun dengan cepat Aline menahan tangan Argi, dan kembali ia mendapatkan tatapan tajam dari Argi.

"Apa lagi" ujar Argi yang memulai mode dinginnya.

"Temenin aku ngopi boleh" ujar Aline.

Argi pun menarik tangannya yang ditahan oleh Aline "aku sibuk" balasnya dingin.

Kembali Aline menahan tangan Argi "pliss, sebentar ajaa Ar" ujar Aline memelas.

Argi menatap Aline tajam, dan menarik kembali tangannya yang ditahan lalu duduk tepat didepan Aline.

"Makasih Ar.." ujar Aline senang, ia selalu yakin kalau Argi tidak bisa menolaknya.

"Ar.. Akuuuu, aku minta maaf untuk kesalahan aku dimasa lalu" ujar Aline terntunduk.

Argi kian menatap Aline dingin, ucapan Aline membuat lukanya kembali menganga setelah sekian lama dia tutup.

"Aku gaa berniat untuk ngecewain kamu Ar.." ulang Aline.

Argi tidak ingin lama lama mengingat kejadian itu, ia pun berdiri dan menatap Aline dingin "aku gaa pernah nyalahin kamu, jadi kamu gaa perlu minta maaf. Kamu bisa pergi setelah ini, kopi itu gratis" ujar Argi menatap cangkir kopi Aline dan berlalu dari hadapan Aline. Rasanya ia menyesal kembali hanya untuk memastikan Aline, jika luka ini kembali menganga ulah wanita cantik itu.

Aline menatap kepergian Argi dengan wajah sendunya, ia bertekat untuk membuat Argi kembali padanya.

-

Krystal sedang tiduran disofa apartemen Rasty, weekend ini dia gunakan untuk bermalas malasan dengan sahabatnya. Ia juga sedang menunggu kedatangan Ibram untuk menanyakan hal yang membuatnya tak tenang.

Tak lama, Ibram pun datang disambut dengan kecupan kecil oleh Rasty. Ibram mengerutkan keningnya saat ia melihat Krystal tengah menatapnya dengan tatapan malas khas Krystal.

"Loh, lo tumben disini" ujar Ibram duduk diseberang Krystal.

"Nungguin kamu katanya" ujar Rasty duduk disebelah Ibram.

"Ngapain nungguin gue??" tanya Ibram kepada Krystal.

"Lo gaa jalan sama Argi emang?" ulang Ibram bertanya.

Krystal menghela napasnya, Argi sama sekali belum memberinya kabar. Padahal semalam ia berjanji akan menghubungi Krystal, bahkan Krystal benar benar menunggui telpon dari Argi.

My Cold BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang