"Udah, Lo kesini ajaa coba" ujar Rasty berbicara didalam telpon.
"Ck! Lo ya, udah tau Gue lagi mumet malah disuruh nyusulin kesana. Harusnya Lo dong yang kesini" balas Krystal mendumal.
Rasty menghela napasnya, ia mengerti jika sahabatnya sedang stres atau mumet emosinya suka tidak terkontrol.
"Intinya Lo mau kesini apa engga? Kalo engga, telponnya Gue tutup, pusing juga dengerin ocehan Lo. Sorry Gue gaa bisa kesana, sayang kopi gue masih banyak" balas Rasty santai.
"Bener bener yaa Lo Ras, yaudah tunggu" ujar Krystal semakin kesal dan mematikan sambungan sepihak.
Rasty mengangkat bahunya cuek, dan kembali menyesap espressonya.
-
Krystal menginjak pedal gas mobilnya menuju cafe dimana Rasty tengah menunggunya.
Hingga tak berselang lama, mobil yang dikendarai Krystal terparkir didepan cafe bernuansa aesthetic.
Mungkin karna hari ini weekend, cafe itu terlihat ramai pada siang hari atau memang cafe ini memiliki pelanggan yang banyak?? Entahlah, mungkin bisa jadi, karna ini salah satu cafe favorit Rasty sahabat Krystal. Rasty bahkan nyaris tiap hari mendatangi cafe ini, kadang Krystal sendiri tak habis pikir apa istimewa cafe ini.
Krystal lalu memasuki cafe itu, saat ia membuka pintu semua mata tertuju padanya membuat Krystal semakin manaikkan level wajah datarnya. Ini hal yang selalu membuatnya bingung, ia selalu memasang wajah datarnya saat berada dikeramaian karna tak ingin menjadi pusat perhatian. Tapi entah mengapa, mereka selalu menatapnya dengan tatapan memuja entah apa yang mereka lihat dari wajah datarnya itu.
"Klee" ujar Rasty melambaikan tangannya.
Melihat keberadaan sahabatnya, Krystal berjalan menuju dimana Rasty duduk.
"Senyum kek, betah banget datarin muka kaya gitu. Udah kaya papan gilesan" ujar Rasty saat Krystal duduk didepannya.
Krystal hanya memutar bola matanya malas "wajah gue datar ajaa masih jadi pusat perhatian, gimana gue mau senyum duhh gue pasti dikerubungin" balas Krystal santai.
Rasty menggelengkan kepalanya seraya terkekeh, ia sendiri membenarkan ucapan sahabatnya ini. Saat Krystal berjalan kearahnya tadi, beberapa pasang mata tak memutuskan penglihatannya pada sahabatnya ini mungkin saking terpesonanya dengan sahabatnya. Yaa bagi Rasty, Krystal memang penuh pesona walau sahabatnya tersebut selalu memasang wajah datarnya.
"Hahaha iyaa deh" balas Rasty.
Krystal menyesap kopi dari cangkir Rasty, hingga liquid hitam tersebut menyentuh lidahnya Krystal meluahkan liquid hitam tersebut "apaan nih, gilaa pait banget" ujar Krystal.
Rasty terkekeh dan mengambil beberapa tissue lalu membersihkan baju Krystal dari percikan cairan yang diluahkan Krystal.
"Hahaha ini espresso Klee, biangnya kopi yaa iyalah pait" ujar Rasty yang sedang membersihkan baju Krystal.
Krystal merebut tissue dari tangan Rasty dan membersihkan bajunya sendiri "Lo kaya nenek nenek tau, minumnya kopi beginian" ujarnya kesal yang dibalas kekehan seorang Rasty.
Saat sedang sibuk membersihkan bajunya, penglihatan Krystal tertuju pada seorang barista yang sedang melukis kopi. Sosok tinggi yang menggunakan kemeja putih, lengannya digulung sesikut memperlihatkan tato gitar dan anak panah di tangan kanannya. Ditambah dengan apron kulit berwarna coklat menutupi bagian depan kemejanya. Tatapan pria itu fokus pada latte artnya membuat kesan maskulinnya terpancar, bahkan Krystal tersenyum kecil dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Barista
RomanceKrystal yang terkenal dengan sifat dingin mengintimidasi namun tetap mempesona tiba tiba jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang barista dicafe langganan sahabatnya Rasty. "God, dia sama sekali gaa ngelirik gue Ras" . siapa yang tak kenal Kr...