[37] Bukan perpisahan

1.9K 150 3
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Mentari menghela napas lega kala melihat barang-barang miliknya sudah berhasil dipindahkan dari rumah lamanya ke rumah baru. Mentari tak mengerti karena kemarin ia merasa semuanya baik-baik saja. Hubungannya dengan pemilik rumah pun baik-baik saja namun saat ia akan memperpanjang sewa rumah, tiba-tiba saja pemilik rumah mengatakan tidak akan menyewakan rumahnya lagi karena rumah tempat Mentari, Bintang dan Ibunya tinggali selama beberapa tahun belakangan ini, sudah ada yang membeli. Dan rencananya rumah itu akan direnovasi untuk diperbesar lagi.

Mentari bingung kenapa ini mendadak sekali? Biasanya jika ada informasi penting apa pun, pemilik rumah itu memberitahukan padanya dari jauh-jauh hari. Tapi ini?

Dan alhasil Mentari pun izin tidak masuk kantor untuk mencari rumah sewa yang baru. Beruntung saat ia menceritakan semuanya pada Amara, tidak jauh di tempat kost Amara berada terdapat satu rumah kosong yang disewakan. Rumah mungil itu letaknya berhadapan dengan jalan raya. Dan malam itu juga Mentari pindah rumah dengan dibantu oleh Amara.

"Jadi lo belum bilang masalah pindahan rumah ini sama Morgan?"

Mentari menggelengkan kepalanya sembari memindahkan barang-barang dari ruang tamu ke dalam kamarnya. Sementara Bintang yang sudah kelelahan untuk sementara waktu tidur di sofa menunggunya selesai.

"Dia aja lagi sibuk banget, nyiapin segala hal untuk perjalanan bisnisnya ke Paris."

"Itu beda konteks, neng."

Mentari tak menanggapi dan sibuk dengan aktivitasnya.

"Setidaknya lo kasih tahu dia." Amara memberikan saran. "Jangan-jangan Morgan juga belum tahu kalau lo di pecat dari kafe?"

Mentari menganggukkan kepalanya. "Dia juga nggak pernah nanya."

Amara mencebikkan bibirnya. "Meski dia nggak nanya seharusnya lo jujur, Ri."

"Harus ya? Tapi gue rasa ini nggak perlu."

Amara menyentil dahi Mentari. "Kalau urusan kayak gini aja nggak lo ceritain ke Morgan terus nanti dia tahu dari orang lain terus dia ngambek karena merasa nggak dianggap sebagai pacar, lo mau bilang apa?"

"Tapi gue nggak mau nambahin beban pikiran Morgan." Mentari membela diri. "Dia udah capek sama kerjaan dia, masa untuk urusan pribadi gue dia harus ikut ngurusin juga."

"Masalahnya Morgan cowok lo. Dia berhak tahu apa masalah lo."

"Kalau dia nggak keberatan buat ngurusin hidup lo gimana? Bukannya itu artinya dia tulus nerima lo lengkap dengan segala permasalahan yang lo punya."

Mentari tertegun. Memang benar apa yang Amara katakan tapi tetap saja, ia tidak ingin terlalu melibatkan Morgan. Well ... ada banyak hal yang belakangan ini ia sembunyikan dari Morgan. Ya, ia hanya memberitahukan kabar bahagianya saja pada Morgan tapi tidak dengan kabar buruknya termasuk dengan penghinaan Diana tempo hari. Ia terlalu takut untuk jujur pada Morgan.

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang