[31] My sunshine

2.4K 167 10
                                    

>> Happy Reading <<

Arjuna menunggu Rafael di lobi restoran tempat mereka membuat janji temu dengan kolega bisnisnya. Sejujurnya Arjuna mengkhawatirkan kondisi Rafael. Ia tidak yakin performa Rafael akan kembali seperti sedia kala setelah Rafael begitu terpuruk karena Mentari-nya Morgan.

Dan tak lama yang ditunggu-tunggu pun datang. Rafael turun dari mobil miliknya dengan menggunakan kacamata hitam untuk menutupi lingkaran hitam di matanya akibat kurang tidur. Pak Zul menjemputnya di apartemen Arjuna.

Rafael menghampiri Arjuna kemudian tersenyum tipis padanya. "Morgan udah di dalam?"

"Udah, lagi sama klien," jawab Arjuna. "Raf, are you okay?"

Rafael terkekeh kecil. "I'm much better." Ya, ia merasa lebih baik setelah sehari semalam mengurung diri di dalam kamar kemudian berpikir tentang rencana-rencana selanjutnya. Saat putus cinta dan putus asa setelah mabuk berat ia selalu seperti ini, mengurung diri di dalam kamar. Dengan cara demikian ia sembari berpikir untuk melanjutkan hidupnya supaya lebih baik dari sebelumnya. Meski ia menaruh perasaan yang sama terhadap Mentari tapi perasaannya tidak sebanding dengan perasaan yang Morgan miliki. Ia hanya lah sosok yang tidak diharapkan yang tidak seharusnya ada di tengah-tengah Mentari dan Morgan.

"Are you sure?"

Rafael menganggukkan kepalanya. "Thank's udah ada buat gue di saat gue butuh teman." Rafael menepuk-nepuk pelan bahu Arjuna.

"Itu lah gunanya sahabat," balas Arjuna. Dulu saat ia ditinggalkan Marsha pun Rafael dan Morgan selalu ada waktu menemani kegalauannya.

Keduanya pun berjalan bersisian menuju ruang VIP tempat Morgan dan klien menunggu mereka untuk membahas kerjasama bisnis.

Keduanya pun berjalan bersisian menuju ruang VIP tempat Morgan dan klien menunggu mereka untuk membahas kerjasama bisnis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah pembahasan mengenai bisnis usai dan sebelum Morgan, Rafael dan Arjuna kembali ke kantor. Mereka terlibat perbincangan ringan mengenai pembahasan tadi dan juga mengenai urusan pribadi mereka.

"Coba buka kacamata lo, gue penasaran di indoor kayak gini kenapa lo pakai kacamata hitam?"

Rafael membuka kacamata hitam yang dikenakannya sesuai keinginan Morgan. "Gue kurang tidur."

"Tumbenan? Lo banyak pikiran?"

Rafael mengendikkan bahunya. "Tunggu, hari ini kayaknya lo bahagia banget, Gan."

Morgan mengulum senyum. Dan hal itu amat sangat di waspadai oleh Arjuna. Jangan sampai Morgan mengatakan mengenai hubungannya dengan Mentari di atas kegalauan Rafael. JANGAN!

"Gan, kita harus segera kembali ke kantor." Arjuna mencoba mengalihkan topik lain karena khawatir jika tiba-tiba Mentari terselip dalam obrolan Morgan dan Rafael.

Morgan mengernyitkan dahi. Bukannya setelah ini ia bebas. Ini sudah jam 4 sore. Dan setelah pertemuan ini usai, ia bebas. Baru nanti jam 7 malam ia makan malam bersama relasi bisnisnya yang datang dari Surabaya.

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang