[24] Selalu salah

1.9K 141 10
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Bintang terlihat menikmati lobster panggang madu dihadapannya. Entah kenapa ia merasa lobster panggang madu ini rasanya sama persis seperti yang ia makan tempo hari yang Mamanya bawakan untuknya. Apa Mamanya itu membeli di restoran ini?

"Kenapa? Makanannya nggak enak?" tanya Morgan bingung setelah melihat Bintang terlihat tengah memikirkan sesuatu.

"Ini rasanya benar-benar lezat."

"Mau take away buat Nenek?" tawar Morgan.

Bintang menggelengkan kepalanya. Yang ada nanti Annisa menceramahinya karena sudah memanfaatkan kebaikan Morgan. Ya, Morgan terlalu baik untuk seorang teman barunya.

"By the way restoran ini milik sahabat uncle," jelas Morgan.

"Wow, seriusan?"

Morgan berdehem. "Uncle udah chat dia supaya datang ke sini karena uncle mau ngenalin kamu sama dia tapi dia nya lagi sibuk."

Bintang mengangguk-angguk mengerti.

"Namanya Rafael," lanjut Morgan.

"Rafael?" ulang Bintang. "Bintang juga punya teman namanya Rafael."

"Oh ya." Morgan menyesap Berry smoothie dihadapannya.

"Kapan-kapan Bintang kenalin uncle Mo sama uncle Rafael deh."

"Boleh juga."

Kemudian setelah itu perbincangan hangat seputaran teman-teman Bintang di sekolah dan di lingkungan rumah pun mengalir begitu saja, persis seperti seorang anak tengah bercerita mengenai keseharian yang dijalaninya pada Ayahnya.

Morgan tak menyangka ternyata teman Bintang itu banyak sekali. Sepertinya Bintang adalah tipe anak yang mudah berbaur dan bergaul dengan siapa saja tanpa pilih-pilih.

"Jadi meski Bintang jarang punya waktu sama Mama, tapi kan Bintang masih punya teman-teman. Salah duanya uncle Mo dan uncle Rafael." Bintang tersenyum lebar.

Morgan tersenyum miris. Ia tahu di balik senyuman Bintang tersimpan rasa sedih karena tak memiliki banyak waktu dengan Mentari. Bintang menutupi hal itu karena keadaan yang memaksanya.

Demi Tuhan! Kenapa Mario mati harus meninggalkan beban yang begitu berat untuk Bintang dan Mentari. Mario benar-benar pria yang tak bertanggung jawab.

"By the way Bintang masih suka ketemu sama Nenek yang dari Papa?"

Bintang menggelengkan kepalanya. "Mama bilang sekarang mereka tinggal di luar negeri."

Morgan menghentikan aktivitasnya. Di luar negeri? Itu artinya mereka mampu. Tapi kenapa mereka terdengar lepas tangan dan seolah tak peduli pada Bintang, cucu mereka sendiri?

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang