[49] Kesalahpahaman

1.6K 149 24
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Morgan menatap pantulan dirinya di cermin. Rambutnya terlihat sudah panjang. Bulu-bulu halus di sekitar rahangnya juga sudah memanjang. Ahh, ia selalu mengabaikan saran dari Arjuna untuk supaya dirinya pergi ke salon saja untuk sekedar potong rambut.

Morgan tak peduli lagi pada penampilan luarnya yang mau seperti apa. Ia bahkan tak memiliki gairah untuk melanjutkan hidup. Rasanya ia benar-benar ingin menghilang dari muka bumi ini.

"Sayang, waktunya kita foto." Milea mendekati Morgan yang terlihat semakin tampan dengan tuxedo berwarna navy yang dikenakannya kemudian menggandeng lengannya.

Morgan benar-benar jengah karena segala sesuatu yang ia dan Milea lakukan harus, kudu, wajib diliput oleh awak media terlebih segala kabar menyangkut pernikahan mereka.

"Ada banyak wartawan, jadi tersenyum lah." Milea menarik kedua sudut bibir Morgan supaya tersenyum.

Morgan pun tersenyum dengan senyum yang dipaksakan saat di foto oleh fotografer kenamaan dan juga saat para wartawan melakukan sesi tanya jawab sekaligus mengabadikan momen fitting baju pengantin mereka.

Setelah sesi tanya jawab usai, salah satu dari wartawan yang hadir itu ada yang berseru agar supaya Morgan dan Milea berciuman.

"Kalau keberatan nggak perlu Kak."

Milea tersenyum lebar tapi tidak dengan Morgan yang rasanya ingin lari dari situasi sialan ini.

"Keberatan? Nggak deh ya, sayang," ucap Milea sembari meraba rahang Morgan.

Morgan memaksakan diri untuk tersenyum kemudian berbisik di telinga Milea. "Jangan melewati batas, Milea."

"Sayang ini hanya sebuah ciuman."

"Mile ... " Morgan menjeda ucapannya kala Milea benar-benar menyatukan bibir mereka. Ya, hanya ciuman singkat yang langsung diabadikan oleh para awak media.

Milea tersenyum puas. Meski dibelakang publik Morgan selalu cuek padanya tapi di depan awak media, ia dan Morgan harus terlihat romantis dan saling menyayangi. Seharusnya Morgan bersyukur karena mendapat cinta darinya bukan malah menyia-nyiakannya seperti yang kerap kali Morgan lakukan.

Morgan menghela napas kesal kemudian ia pun pergi dari hadapan Milea dan awak media untuk mengganti pakaiannya.

***

"Ri, kantin yuk."

"Males ah. Lagi nggak pengen makan juga," jawab Mentari sembari menyusun tumpukan berkas di mejanya yang baru saja selesai ia kerjakan yang nantinya akan ia serahkan pada Pak Rahmat.

Belakangan ini Mentari memang tak memiliki nafsu makan. Berat badannya pun berkurang drastis. Annisa bahkan sampai memprotesnya karena terlihat semakin kurus.

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang