[44] Test pack

2.3K 116 13
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Melihat Bintang dan yang lainnya tengah asyik berenang, Morgan naik ke lantai dua kemudian masuk ke dalam kamar Mentari kemudian mengunci pintunya. Sebelumnya, Arjuna sudah memberi kode padanya, untuk urusan Bintang, bisa Morgan serahkan padanya saja.

Ahh, Arjuna memang mengerti sekali akan dirinya yang sedang ingin berduaan dengan Mentari.

Mentari memekik kaget kala Morgan memeluk tubuhnya dari belakang. Morgan membenamkan wajahnya di leher Mentari dan menghujaninya dengan ciuman.

Hanya dari wangi tubuhnya saja Mentari tahu siapa yang memeluknya.

"Kenapa nggak ikut berenang?" tanya Morgan menghirup dalam-dalam wangi tubuh Mentari.

"Entar dulu. Ini aku lagi cari parfum sama minyak telon punya Bintang tapi nggak ada. Seinget aku, aku taruh di tas ini." Mentari mengobrak-abrik isi di dalam tas nya yang berisi pakaian miliknya dan Bintang.

Morgan memutar tubuh Mentari agar menghadapnya lalu mengecup bibirnya sekilas. "Butuh bantuan ku?"

Mentari menggelengkan kepalanya. "Kamu gabung sama yang lain aja. Nanti aku nyusul."

Kali ini gantian, Morgan yang menggelengkan kepalanya. "Aku lebih tertarik berada di sini, sama kamu."

"Morgan empphh—" protesan Mentari terendam oleh ciuman Morgan di bibirnya. Morgan membaringkan tubuh Mentari di ranjang tanpa melepaskan ciumannya.

"I miss you," aku Morgan disela-sela ciumannya.

"Kita tiap hari ketemu."

Morgan menarik bibirnya menjauh. "Yes, but i always miss you."

Mentari terkekeh kecil karena dirasa Morgan terlalu berlebihan.

"I'm serious, honey. Aku selalu serius kalau menyangkut kamu."

Mentari melingkarkan lengannya di leher Morgan. "Aku percaya."

Keduanya pun saling melempar senyum.

"Terus tersenyum lah seperti ini. Karena senyuman ini lah yang membuatku tertarik padamu," ucap Morgan membuat senyuman Mentari dengan gigi gingsulnya itu kian merekah.

"Terus aku harus ngapain? Cium kamu, meluk kamu, hmm?" tanya Mentari seraya meraba pipi hingga ke dagu Morgan yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

Morgan tersenyum lebar. Semenjak Mentari menerima lamarannya ia merasa seperti orang tidak waras yang mudah sekali tersenyum.

"I want more than that."

"Morgan." Mentari mengerti apa yang Morgan maksud.

"Why? Kamu keberatan?" tanya Morgan seraya mencumbui sepanjang leher jenjang Mentari dan menghisapnya kuat-kuat, meninggalkan jejak kepemilikannya.

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang