[2] Mentari Edelweiss

4.3K 238 16
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Mentari membaringkan tubuhnya di kasur kecil tanpa ranjang di kamarnya. Pandangan mata Mentari tertuju pada Bintang yang tidur di sebelahnya. Ini merupakan hari kedua Bintang sakit dan jikalau sakit seperti ini, Bintang memang sangat amat manja.

Setelah Mentari membawa Bintang ke klinik sepulangnya ia dari kantor tadi kemudian memberikan obat pada Bintang, Bintang pun tidur dengan sangat pulas.

Mentari tersenyum hangat memperhatikan putranya yang sedang tidur. Ekor matanya menangkap sesuatu. Foto Mario, suaminya, berseragam TNI yang berada di dalam bingkai foto yang tergantung sebagai hiasan di kamarnya. Wajah Bintang mengingatkan Mentari akan wajah tampan suaminya. Bintang memang copy-an dari suaminya.

"Sayang, coba aja kamu di sini bersama kami, kebahagiaan aku dan Bintang akan semakin sempurna." Mentari tersenyum lebar. Ia ingat saat dulu mereka berpacaran kemudian mereka menikah, Mario selalu mengatakan ingin segera memiliki seorang jagoan kecil dan mereka berikan nama Bintang.

Mentari bangkit dari tempat tidurnya kemudian mendekati foto suaminya.

"Sayang... selamat ulang tahun." Mentari mengusap-usap foto Mario. "Nggak kerasa ya kamu makin tua." Mentari tersenyum tipis. Jika boleh jujur, ia amat sangat merindukan senyuman Mario, pelukan Mario, gombalan khas ala Mario dan segala hal yang ada pada Mario-nya.

 Jika boleh jujur, ia amat sangat merindukan senyuman Mario, pelukan Mario, gombalan khas ala Mario dan segala hal yang ada pada Mario-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok aku dan Bintang akan mengunjungimu. Karena itu doakan Bintang supaya Bintang segera sembuh. Kalau dia sakit, dia sama manjanya kayak kamu, tahu. Aku sampai nggak bisa fokus kerja." Mentari tersenyum tipis.

Setelah berbicara satu arah dengan foto suaminya, Mentari kembali ke tempat tidur kemudian memeluk Bintang dan berusaha memejamkan matanya. Besok ia harus bangun sepagi mungkin, menyiapkan sarapan untuk Ibunya dan juga Bintang kemudian berangkat kerja.

Pekerjaannya memang cukup menguras waktu dan pikiran. Tapi Mentari akui, pekerjaan ini cukup menyenangkan dan penuh tantangan. Sebelum-sebelumnya ia juga pernah sebagai sales promotion girl, pelayan restoran dan office girl.

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang