[4] Insiden

3.4K 210 12
                                    

>> Happy Reading <<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>> Happy Reading <<

Dan benar saja, setelah Morgan berbohong dengan mengatakan ia gay, Milea tak pernah lagi mengganggunya. Milea seolah sengaja ingin menjaga jarak dengannya. Bukan hanya dengannya saja, tapi dengan Diana dan Glenn juga.

Morgan bisa bernapas lega karena baik di sosial media mau pun elektronik, tak ada berita apa pun perihal skandal murahan malam itu antara ia dan Milea. Morgan yakin Milea sudah melakukan sesuatu yang licik seperti kebiasaannya agar supaya skandal tersebut tidak tersebar dan menjadi konsumsi publik.

Ahh, sungguh! Kenapa alasan dengan mengakui dirinya gay tidak ia katakan sejak lama agar supaya Milea menyerah lebih cepat.

Saat Diana bertanya pada Morgan mengenai kenapa tiba-tiba Milea bersikap seperti ini, Morgan hanya mengatakan ...

"Mungkin Milea lelah karena sudah sering diabaikan."

Tapi Diana tidak percaya begitu saja. Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres yang sudah terjadi yang tidak ia ketahui antara Morgan dan Milea. Tidak mungkin seorang Milea Pearce yang begitu gigih ingin mendapatkan putranya tiba-tiba menjauh begitu saja tanpa sebab.

***

Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi ini Mentari di minta membantu tiga orang staff yang lebih senior darinya untuk mempersiapkan file-file penting yang akan digunakan dalam meeting bulanan bersama jajaran kepala pimpinan dari berbagai divisi serta presiden direktur mereka.

Mentari membantu memfotokopi dan menyusun berkas di dalam map-map berlogo perusahaan yang telah disediakan.

"Yang teliti loh ya, di baca dulu baru di susun ke dalam map sesuai dengan judulnya, jangan sampai salah."

Mentari menganggukkan kepalanya mengerti dengan instruksi staff senior yang diberikan padanya.

"Kalau salah gue nggak mau tanggung jawab," ucap Nanda, staff pria dengan perawakan gemulai memandang remeh pekerjaan Mentari. Tadinya Mentari adalah office girl tapi entah guna-guna apa yang digunakannya, Mentari di tarik ke bagian ini, satu team bersamanya.

"Gue juga ogah kali," timpal Tia. Tangannya sibuk dengan berkas-berkas dihadapannya. "Lagian ngapain sih Pak Rahmat nyuruh anak baru bantuin kita?!" protesnya.

"Ssstt! Bisa diem nggak?" ucap Lala kesal menengahi rekan-rekannya yang sibuk adu mulut. Tatapan matanya dari MacBook beralih kepada kedua rekannya yang sedari tadi tak berhenti menggerutu dan memandang remeh Mentari, si anak baru.

"Gue jadi nggak konsen ini dengerin ocehan lo berdua."

"Yaelah La, nggak usah marah-marah sih. Entar cepet tua lo." Nanda meredam kekesalan Lala.

"Anak baru tuh di bantu, diajarin yang benar bukan malah di cerca." Lala terkesan membela Mentari dan hal tersebut membuat Nanda dan Tia tak suka.

"Lala si bidadari mulai marah-marah sahabat." Nanda setengah bercanda tapi mimik wajah Lala tetap tak bersahabat.

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang