[25] Disappointed

1.9K 152 10
                                    

>> Happy Reading <<

Flashback On.

Amara membuka pintu kamar hotel yang biasa ia pakai saat menginap di hotel ini.

"Triple satu," gumam pria itu.

"Ya, angka satu adalah angka favorit aku."

"Filosofinya?" tanya pria itu penasaran.

Amara membuka outer yang dikenakannya menampilkan balutan dress seksi menggoda yang menonjolkan lekukan-lekukan tubuh putih mulusnya.

"Bisa kita mulai sekarang, Arjuna?" tanya Amara seraya memeluk pria dihadapannya namun pria itu segera menjauhkan diri.

"By the way, aku Morgan. Arjuna, sekretarisku."

"Morgan?" ulang Amara. Nama yang indah tapi tidak bisa menandingi keindahan ciptaan Tuhan dihadapannya. Ahh, sungguh! Melihat tubuh proporsional Morgan meski masih tertutupi oleh kemeja berwarna putih yang sudah digulung hingga ke siku, Amara jadi teringat pada permainan ranjang bule-bule di Bali yang pernah memakai jasanya. Ia yakin Morgan sama seperti mereka, pria-pria yang sangat perkasa dan hebat di atas ranjang. Ia juga yakin Morgan memiliki ...

Amara meremas kejantanan Morgan membuat Morgan semakin menjauh darinya.

Morgan berdecak tak percaya ternyata Amara lebih agresif dan liar dari dugaannya.

"Hei, kenapa-kenapa malu-malu gitu sih? Bilang aja bagian mana dulu yang mau—"

"Aku menyewa mu bukan untuk ini," sela Morgan. "Aku menyewa mu adalah untuk mengobrol, membicarakan satu hal."

Amara yang sudah tidak tahan dengan sentuhan pria bule, tampan mempesona seperti Morgan kembali menghampiri Morgan kemudian merapatkan tubuh Morgan ke dinding.

Amara berjinjit kemudian berbisik sensual di telinga Morgan. "Kita bisa ngobrol setelah kita bercinta. Nanti akan aku beri bonus tambahan satu atau dua jam khusus buat kamu. Hmm, lebih dari itu juga nggak masalah. Aku nggak keberatan."

Morgan menahan tawanya. Astaga! Wanita cantik dengan perawakan yang sama seperti Mentari ini benar-benar salah dalam menilainya. Hei! Jika tawaran itu ditawarkan pada pria mata keranjang di luaran sana, itu adalah tawaran yang sangat-sangat menguntungkan. Tapi masalahnya ia sama sekali tidak tertarik karena tujuan utamanya menyewa Amara adalah untuk mengobrol dengannya. Hanya itu!

Tadinya Morgan meminta pada Arjuna untuk membuat janji bertemu Amara di kafe atau di restoran tapi Amara menolaknya karena merasa tak nyaman di tempat-tempat yang disebutkan itu. Saat Amara mengatakan supaya mereka bertemu di hotel saja, mau tak mau Arjuna menyanggupi permintaannya meski ia sempat diceramahi oleh Morgan. Toh hanya mengobrol ini.

Amara menciumi dagu Morgan yang dipenuhi bulu-bulu halus hingga ke rahang Morgan. Saat Amara akan mencium bibir Morgan, Morgan mendorong tubuh Amara menjauh.

"Stop it!"

Amara heran kenapa pria tampan dihadapannya itu memintanya untuk berhenti.

"Aku tertarik pada sahabatmu."

Amara mengernyitkan dahi.

"Mentari," jelas Morgan membuat Amara terkejut setengah mati. "Jadi ceritakan padaku mengenai apa saja yang kamu ketahui tentangnya."

Flashback End.

Berkali-kali Mentari membekap mulutnya tak percaya mendengar penuturan Amara.

LET ME LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang