4.truth or dare

447 298 869
                                    

Ting nong.

Ting nong.

Lagi-lagi kedua cewek yang masih berada di depan rumah Ratu itu terus-terusan memencet bel, memekik telinga seluruh penghuni rumah megah itu.

Sampai-sampai, Mbak Ningsih salah satu asisten rumah tangganya harus berlari-lari untuk segera membuka pintu.

"Selamat malam epribadeh!"

"Eh Mbak Ningsih, kan? Ketemu lagi kita Mbak," cerocos Gita saat pintu rumah terbuka lebar, membuat Mbak Ningsih mengusap-usap dadanya sabar.

"Non Gita sama Non Fera ya?" Tanya Mbak Ningsih, takut-takut kalau ia salah masukkan orang ke dalam rumah.

"Iya Mbak, apakabar Mbak? Udah lama ya gak ketemu."

"Sini Mbak salim dulu," lanjut Gita seraya mencium tangan Mbak Ningsih, lalu setelah itu Gita menggandeng Mbak Ningsih masuk rumah.

"Ratu mana Mbak Ningsih? Lagi semedi ya?"

Fera mendecakkan lidahnya, bisa-bisanya ada makhluk seperti Gita. "Kenapa ya gue harus punya temen modelan gini?"

"Apa lo semedi-semedi?" tanya Ratu dengan wajah songong, tangannya bersidekap dada.

"Helo pren," sapa Gita melambai pada Ratu.

"Ngapain lo berdiri aja pren? Sini pren kita ngobrol di kamar, anggep aja kamar sendiri," lanjut Gita.

dengan belagunya ia berjalan mendahului Ratu menuju tangga, meninggalkan Ratu dan Fera yang tentunya sudah menggeram kesal. Sementara Mbak Ningsih, ia hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Mbak Ningsih, bikinin minuman ya? Nanti kalo udah tolong anterin ke kamar aja," ujar Ratu pada wanita paruh baya yang sudah bekerja di rumahnya semenjak ia masih kecil.

"Iya Non, kalo gitu Mbak ke dapur dulu,"

Ratu mengangguk lalu setelah itu mengajak Fera menaiki tangga menuju kamarnya. Jangan tanyakan Gita, karena ternyata cewek itu tahu-tahu sudah tengkurap di atas kasur king size milik Ratu.

"Tamu gak ada akhlak lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tamu gak ada akhlak lo." Lemparan bantal sofa yang dilayangkan Fera mendarat tepat ke kepala Gita.

"Tamu adalah raja ya sahabad."

"Raja, raja kentut lo bau! Ambilin makanan gih di bawah, baru nyampe nih," perintah Ratu pada Gita, membuat cewek itu langsung bangun dan semangat, apalagi cacing-cacingnya sudah berkompetisi ingin keluar dari rumah majikannya.

"Siap Ibunda Ratu," ucap Gita seraya membungkuk, seakan-akan sedang berhadapan dengan seorang Ratu dari kerajaan.

"Balik lagi deh gue, kenapa gak dari tadi aja coba? Nyusahin banget elah," cerocos Gita sebelum akhirnya keluar kamar.

"Rasain lo!" Cibir Fera pada Gita.

Sementara Ratu, cewek itu mendesah pelan seraya menjatuhkan badannya di atas kasur.

Ratu Untuk PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang