15. Kiara

243 170 356
                                    


HARAP FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA!

CUMA MAU MENGINGATKAN SATU HAL, "JANGAN LUPA VOTE!"

CUMA PENCET BINTANG DAN GAK BAYAR GUYS, GRATIS TANPA DIPUNGUT BIAYA!

SYUKUR-SYUKUR MAU KOMEN DI SETIAP PARAGRAF🙃PASTI ITU SANGAT MENGHAPPY KAN.

_____

Happy Reading ...

***

"Itu Kakak aku, ayo pergi!" ajak Kiara seraya menarik lengan lelaki itu.

"KIARA! TUNGGU!" pekik Ratu saat berlari mengejar Kiara, bodo amat meskipun orang-orang disekitarnya terganggu.

Bruk.

"Aw!"

"Mas! Hati-hati dong kalo jalan!"

Sementara lelaki yang menabraknya hanya menatap Ratu datar tanpa berkata apapun. Beda sekali dengan perempuan yang berada di sampingnya, dengan wajah tak bersahabat, perempuan itu malah menyuruh lelaki itu agak menjauh agar dirinya bisa mendekati Ratu.

"Heh Mbak! Situ yang hati-hati! Enak aja nyalahin cowok gue."

Ratu menggeram kesal mendengar celotehan perempuan ini. Tapi sebelum Ratu beranjak dari tempat jatuhnya, lelaki yang bersama perempuan itu malah segera membawanya pergi begitu saja.

"Ratu? Kamu gak papa sayang?" tanya Ayumi seraya membantu Ratu bangun.

"Gak papa Bun."

"Yah, Ratu kan lagi kejar adik Ratu Bun, hilang deh," ucap Ratu lesu saat tak lagi melihat Kiara.

Ayumi menghela napas panjang seraya mengusap bahu Ratu. "Ya udah, nanti kalian bisa bicarakan di rumah. Sekarang kita pulang aja, Bunda bisa lanjut belanja besok lagi."

Mendadak Ratu merasa tidak enak hati, sesi belanjanya jadi berantakan hanya karena masalah seperti ini. Tapi dengan melihat Kiara bersama seorang lelaki, benar-benar membuat Ratu menjadi semakin khawatir.

Bukan hanya khawatir, Ratu bahkan takut. Pasalnya tadi ia tidak sempat melihat wajah lelaki yang bersama Kiara. Kalau sampai lelaki yang bersama Kiara adalah Xander, berarti sekarang adiknya sedang dalam bahaya.

"Tapi emang gak papa Bun?"

Ayumi menggeleng dengan seulas senyuman. "Gak papa, yuk biar Bunda sama Pangeran anter kamu pulang."

***

Sebenarnya sejak tadi Putra tengah terheran-heran, bukannya saat mengantarkan belanjaan yang sudah banyak, Ratu dan Bundanya kembali masuk mall karena masih banyak yang harus dibeli.

Tapi kenapa saat kembali, keduanya masuk mobil dengan tangan kosong. Bahkan saat bertanya, Ayumi malah menyuruh Putra agar langsung melajukan mobil dan mengantarkan Ratu pulang.

"Ini sebenernya ada apa sih? Diem-diem aja lagi gak ada yang ngomong, pada sariawan ya?" tanya Putra di tengah perjalanan.

Ayumi menghela napas seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara Ratu hanya memutar bola matanya malas.

"Ada apa sih Bun?" tanya Putra lagi.

Bukannya menjawab, Ayumi malah menengok ke belakang, mungkin meminta agar Ratu sendiri yang menjawab.

"Lo titisan monyetnya Dora atau apa sih? Kepo banget deh."

Putra menghembuskan napasnya gusar. Sekalipun Ratu tidak pernah menceritakan masalahnya pada Putra. Ya, meskipun kalau dipikir-pikir, untuk apa Ratu menceritakan masalahnya? Toh ia bukan siapa-siapanya.

Ratu Untuk PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang