24. Putra Bucin Sanjaya

122 49 89
                                    


Keterlaluan banget kan dua bulan baru update 😭jangan pada kabur ya readers ku🤧🙏

Untuk meminimalisir kebingungan karena lupa cerita sebelumnya, boleh baca lagi akhir chapter 23 biar gak ngelag ya :)

_____

Happy reading ...

***

Sejak kedunya duduk di depan penjual pecel lele di pinggir jalan, Ratu yang sedang menuangkan alkohol pada sebuah kapas, tak henti-henti mengoceh tentang kekesalannya malam ini.

Sementara Putra yang duduk di sampingnya, hanya pasrah saja mendengarkan semua ocehan kekasihnya.

Toh di sini, memang dirinya yang salah karena terus memancing emosi Xander. Sampai acara double date malam ini harus hancur akibat perkelahiannya dengan Xander—Cowok pindahan Amsterdam yang sialnya pernah menjadi kekasih Ratu.

"Aw! Pelan-pelan Atu, sakit," rengek Putra saat Ratu malah menekan lukanya dengan kapas.

"Gak usah sok ngerengek-rengek! Tadi pas gue teriak-teriak kuping lo ke mana?"

"Lagian lo pasti sengaja, kan, mancing emosi orang biar bisa berantem?"

"Sok jagoan banget."

Putra menghela napasnya pelan, punya pacar galak seperti Ratu memang harus banyak stok sabarnya.

"Iya maaf Atu sayang," ucap Putra seraya menahan sakit saat Ratu mengoleskan obat merah pada ujung bibir dan pelipisnya.

"Lagian gue gabut banget harus double date sama mantan pacar lo," lanjut Putra dengan menekan tiga kata terakhirnya.

Tanpa menggubris ucapan Putra, Ratu membuang kapas-kapas yang sudah dipakai untuk mengobati Putra ke dalam tong sampah yang berada tidak jauh di sampingnya. Setelah menutup kotak obat, pandangannya kembali ia fokuskan menatap Putra.

"Gue takut, gue gak mau kasih kesempatan cowok brengsek itu buat selalu berduaan sama Kiara. Lo paham itu, kan?"

Putra mengangguk paham, sebuah senyuman ia lemparkan pada Ratu, tentu saja dengan mengusap lembut lengan cewek itu.

"Ya udah, kalo gitu ... lo harus kasih tau Kiara kalo Xander itu mantan brengsek lo di Amsterdam yang udah bikin lo kecelakaan."

Ratu menggeleng. "Gue gak suka bahas itu."

Terjadi keheningan beberapa detik, Ratu yang kian menunduk dengan mati-matian menahan diri agar tidak menangis, bersama Putra yang sangat bingung harus melakukan apa demi membuang kecemasan Ratu pada adiknya.

Sampai kemudian, keduanya dibuat saling bertatapan saat mendengar suara tidak asing dari perut Ratu.

Mendengar cacing-caing di perut Ratu yang sudah mendemo, membuat Putra tergelak pelan seraya memegang rahang mulutnya yang masih terasa nyeri.

"Kasian bener pacar gue masih laper," kata Putra dengan tangan yang terulur untuk menarik kedua ujung rambut Ratu.

Putra menengok ke arah belakang, membiarkan Ratu yang mencak-mencak sendiri akibat kebiasaan Putra yang selalu menarik rambutnya.

"Bang, pecel lele satu porsi!" teriak Putra pada penjual pecel yang sedang memasak.

Setelah pedagang itu mengacungkan jempol tanda jawaban, barulah Putra kembali mengarahkan pandangannya pada Ratu.

"Kok pesen satu? Lo gak makan juga?" tanya Ratu heran.

"Siapa bilang gue gak makan?"

"Hah?"

Ratu Untuk PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang