18. Calon Pacar

303 181 268
                                    


Ini yang baca aja, gak vote gak komen. Kalian ada masalah apa😭tolong hargai karyaku ya:)

_____

Lanjutin cerita ini setelah hiatus dua bulan lebih aja bikin otak aku muter lagi nyampe berpuluh-puluh kali.

Sebenernya nyampe sekarang masih memutar otak sih saking lupa di alur tengahnya 🥲

Semangatin aku ya guys :)

WARNING KERAS‼️JANGAN LUPAKAN VOTE SEBELUM BACA DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA!

Yang perlu kalian tau, semangat author itu ya vote dan komen dari kalian😍

Simple sekali bukan?

Sekian curhat kali ini, dan...

_____

Happy reading...

***

"Gue cinta sama lo Ratu."

"Pacaran lagi ya sama gue?"

Ratu terperanjat mendengar dua kalimat pernyataan dan pertanyaan itu berbarengan. Sepuluh detik selanjutnya keduanya hanya saling bertatapan, tentu saja sibuk dengan pikiran masing-masing.

Lalu saat tersadar, Ratu kemudian melepaskan genggaman tangan Putra seraya terkekeh.

"Apaan sih lo? Gak lucu tau."

"Gue gak ngelucu."

Ratu kembali terdiam sejenak, menatap Putra tepat ke arah manik mata untuk mencari kejujuran di dalam sana.

"Lo bercanda nih pasti."

Putra menggeleng, lantas dengan kedua tangannya, ia memegang kedua bahu Ratu.

"Maaf mungkin gue pernah nembak lo karena sebuah taruhan. Tapi saat lo putusin gue, di saat yang sama, dari sana gue sadar kalo gue mulai jatuh cinta sama lo."

Susah payah Ratu menelan salivanya. Mendadak kerongkongannya mengering. Pasokan oksigen menipis. Belum lagi detak jantungnya yang tak bisa di kondisikan.

Siapapun, tolong Ratu sekarang juga!

"Gue haus." ujar Ratu seraya meneguk air mineralnya.

Sementara Putra, helaan napas terdengar dari mulutnya. Seakan berpikir, ini adalah tanda yang kurang baik. Mungkin Ratu akan menolaknya.

"Gue-"

"Gue belum tau, Xander dan cinta sialannya adalah trauma bagi gue. Gue ...."

Putra mengangguk. "Gue ngerti. Tapi lo gak lagi nolak gue kan?"

"Gue bisa nunggu kok."

"Nanti gue tagih jawaban lo di hari ulang tahun gue ya?"

***

Dua pintu kulkas besar itu terbuka lebar saat Ningsih membukanya, siang ini ia baru saja pulang dari pasar, tentu saja untuk membeli persediaan kulkas.

"MBAK NINGSIH!" pekik Ratu seraya menepuk punggung asisten rumah tangganya itu.

"Ya ampun Non, ngagetin aja. Untung buah-buahannya aman." Ningsih memasukan semua buah-buahan ke dalam keranjang.

"Wah Mbak, aku mau jus dong. Yang bikin badan seger."

"Mbak Ningsih bikinin jus anggur campur pisang ya? Biar Non tambah sehat dan bugar."

Ratu mengangguk antusias saat baru saja duduk di pantry.

Setelah semua isi kulkas rapi, Ningsih mengambil anggur dan pisang. Dengan telaten ia memasukan kedua buah-buahan itu ke dalam blender untuk dihaluskan.

Ratu Untuk PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang