YANG PUNYA BEBAN HIDUP TOLONG JANGAN LAMPIASKAN DENGAN DATANG KE LAPAK INI TANPA VOTE DAN KOMEN DONG😏NGASIH VOTE GRATIS GAK DIPUNGUT BIAYA SEPESERPUN SAYANG🥲
TOLONG HARGAI AKU DAN MAAF SEDIKIT CURHAT☺
_______
Happy reading ...***
Setiap hari minggu, biasanya Ratu akan menghabiskan waktunya seharian di alam mimpi, tanpa harus mandi tentunya.
Tapi dengan pikiran yang masih dipenuhi oleh Kiara dan Xander, membuat Ratu bahkan tidak tenang untuk diam. Ratu butuh menentramkan otaknya sejenak, melakukan jogging misalnya, seperti sekarang ini.
"Woi!"
"Astaghfirullahalazim!"
Seketika semua sampah kembali berserakan, padahal Mang Dadang si petugas kebersihan komplek perumahan elit ini sudah mengumpulkannya susah payah sejak pagi tadi.
"MAAF MANG GAK SENGAJA!" teriak Ratu seraya berlari meninggalkan mang Dadang tanpa wajah berdosa.
Melihat Ratu kabur begitu saja, membuat Mang Dadang hanya bisa mengelus-elus dadanya sabar.
"Anak kurang ajar, Mamang kutuk juga jadi batu biar kayak malin pindang!"
***
Setelah berlari lumayan jauh, Ratu memutuskan untuk beristirahat di taman komplek dan duduk di sebuah bangku panjang bercat putih.
"Cape banget," gumam Ratu seraya membaringkan tubuhnya di atas bangku.
Lama sekali Ratu hanya memandangi langit yang pagi ini nampak cerah. Ratu suka memandang langit seperti ini, apalagi saat malam hari, dengan dipenuhi bintang-bintang tentunya.
Dulu saat ia dan Kiara masih kecil, mamanya sering membangun tenda di halaman belakang rumah. Mengadakan piknik dadakan dengan banyak makanan juga. Sampai setelah kekenyangan, pasti mereka akan berakhir dengan tertidur menatap langit.
Hanya hal sederhana padahal, tapi kejadian seperti itu mampu singgah di ingatan Ratu sebagai kenangan indah bersama mamanya.
Tapi sayangnya kebahagiaan itu malah dihancurkan papanya sendiri. Cinta bukan hanya buta ternyata, bahkan bisa menghilangkan ingatan sekalipun. Padahal sebelum itu, Setyo sangat mencintai Diana—mamanya.
"Ratu kangen mama," Lirih Ratu, sampai beberapa detik kemudian, cewek itu memasuki alam mimpinya.
***
"Anak kurang ajar, Mamang kutuk juga jadi batu biar kayak malin pindang!" gerutu Mang Dadang seraya memandangi kepergian Ratu begitu saja.
Dengan terpaksa, Mang Dadang kembali mengumpulkan sampah-sampah yang barusan berserakan.
Pletak.
"Aw!" pekik Mang Dadang saat sesuatu menimpa kepalanya.
Tentu saja dengan refleks pria itu memegang kepalanya yang berdenyut karena lemparan batu kerikil, tapi kemudian saat tersadar, ia sudah melihat sampah-sampahnya kembali berserakan seperti saat Ratu mengagetkannya.
"Arrrggghhh! Siapa yang lempar batu?!"
Mang Dadang membalikkan badan untuk melihat orang yang sudah membuat sampahnya kembali berserakan. Tapi sayang sekali, saat baru saja akan mengejarnya, orang itu sudah terlalu jauh dan menghilang di balik pohon.
"Awas aja habis ini ada pengacau lagi! Mamang bakar seluruh kota dan isinya!"
***
"Huuuhhh." putra membungkuk dengan napas ngos-ngosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Untuk Pangeran
Fiksi Remaja𝗞𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝘀𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗽𝗲𝗿𝗺𝗮𝗶𝗻𝗮𝗻 𝘁𝗿𝘂𝘁𝗵 𝗼𝗿 𝗱𝗮𝗿𝗲, 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗸𝗶𝘀𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗧𝗼𝗺 𝗮𝗻𝗱 𝗝𝗲𝗿𝗿𝘆. 𝗦𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝘂𝗷𝘂𝗻𝗴 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮. 𝗧𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗥𝗮𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺...