MASA IYA YANG UDAH BACA SEJAUH INI BELUM JUGA FOLLOW 🤧FOLLOW DULU YA SAYANG^^
JANGAN LUPA VOTE NYA JUGA :)
_____
DI PART INI AKU DATANG DENGAN COVER DAN JUDUL BARU, SEMOGA KALIAN SUKA YA
_____
Sebelum baca, spam emot yang mewakilkan mood kalian saat baca cerita ini🌈
_____
happy reading...
***
Bugh!
Xander terhuyung ke belakang setelah seseorang menarik kerah belakang seragamnya.
Tatapannya beradu dengan Putra yang terlihat dari wajahnya sedang benar-benar marah. Dari arah tembok gedung belakang sekolah, tampak Ratu masih terdiam dengan kedua tangan yang bergetar. Sementara tidak jauh dari ketiganya, Yuna tampak kebingungan melihat Putra dan Xander yang sudah saling pukul.
"Ayo kita pergi," ajak Putra setelah berhasil membuat Xander tersungkur. Ujung jempolnya menyapu sedikit darah di ujung bibirnya yang sempat kena pukulan cowok brengsek itu.
Karena melihat Ratu yang masih bergeming di tempatnya, Putra yang terlampau kesal, segera menarik lengan Ratu pergi melewati Yuna yang masih terdiam.
"Thanks lo udah ngasih tau gue," ujar Putra pada Yuna sebelum akhirnya pergi meninggalkan cewek itu bersama Xander.
***
Putra mengajak Ratu duduk di salah satu gazebo yang kosong. Dari wajah Ratu, Putra bisa melihat masih ada sisa ketakutan di raut mukanya. Tangannya yang mendingin masih nampak sedikit bergetar. Jelas sekali kalau cewek itu masih ketakutan.
"Lo gak papa kan?" tanya Putra seraya memegang kedua bahu Ratu.
Ratu menggeleng pelan. "Makasih."
"Lagian lo ngapain sih ke sana?! Ngapain lo berduaan sama dia di gedung belakang? Kalo gue gak dateng, lo bisa aja diapa-apain sama cowok brengsek itu, lo tau itu kan?"
Ratu terdiam memandang Putra yang barusan memarahinya dengan tatapan sulit diartikan. Beberapa detik berlalu sampai tiba-tiba buliran air jatuh dari matanya, dengan kasar Ratu segera menghapusnya.
"Loh, loh? Kok lo nangis sih?"
Ratu menggeram kesal. Dengan kedua tangannya yang sudah kembali normal, Ratu menjambak rambut cowok di hadapannya ini dengan penuh emosi.
"Yaiyalah gue nangis! Lo gak liat gue tadi ketakutan?! Bukannya nenangin, malah marahin gue lagi lo! Bener-bener ya lo!"
"Argghhh! Nyebelin bangettt!!"
Mendapat jambakan kuat dari Ratu, Putra meringis kesakitan. Sambil berusaha melepaskan kedua tangan Ratu dari rambutnya, ia juga memberi kode pada setiap orang yang lewat agar mau menolongnya. Tapi percuma saja. Semua orang malah tampak terlihat takut melihat Ratu.
"Sumpah ini sakit banget, kepala gue pusing nih kalo rambut gue ditarik-tarik."
Ratu mengerucutkan bibirnya, tangannya juga terhenti menjambak rambut Putra.
"Oke, gue nggak marahin lo lagi deh. Asalkan lo bilang ke gue, ngapain lo nyamperin Xander?" tanya Putra seraya memegang kedua lengan Ratu, jaga-jaga kalau sampai cewek itu mau menjambak rambutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Untuk Pangeran
Teen Fiction𝗞𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝘀𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗽𝗲𝗿𝗺𝗮𝗶𝗻𝗮𝗻 𝘁𝗿𝘂𝘁𝗵 𝗼𝗿 𝗱𝗮𝗿𝗲, 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝗸𝗶𝘀𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗧𝗼𝗺 𝗮𝗻𝗱 𝗝𝗲𝗿𝗿𝘆. 𝗦𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝘂𝗷𝘂𝗻𝗴 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮. 𝗧𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗥𝗮𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺...