25. Gara-gara pasar malam

71 26 34
                                    

Heran banget, punya mood nulis jelek hiatusnya setengah tahun 😭

Gapapa, semoga masih ada yang baca ya 😊❤

____

Happy reading ....

***

"Kak Ratu, ini esnya."

Ratu menoleh saat mendengar namanya disebut. Seorang cewek berkuncir kuda dengan seragam yang sama dengan dirinya, meletakkan satu gelas es teller dan satu gelas ice lemon tea di hadapan Ratu.

"Thankyou," jawab Ratu, sebelum akhirnya ia menautkan kedua halisnya. Tentu saja karena merasa wajah cewek ini tidak familiar di sekolahan ini.

"Lo anak baru ya? Kok bisa tau nama gue?"

Cewek berkuncir kuda itu tersenyum seraya mengulurkan tangan. "Aku Bella Kak, kakak kelasnya Kiara waktu SMP. Kak Ratu Kakaknya Kiara, kan?"

Ratu menerima uluran tangan Bella dengan membulatkan mulut. "Ooh, iya, iya. Deket banget nih kayaknya sama adik gue."

Bella mengangguk sekilas. "Ya, gitu deh Kak. Ya udah aku balik dulu ya Kak, masih banyak pesenan soalnya."

Setelah Bella berpamitan, giliran Gio dan Panjul yang heboh pada Ratu karena ingin dikenalkan dengan Bella.

"Mbak Sari punya anak cantik juga ya," celetuk Panjul.

Gio menoyor kepala Panjul. "Mbak Sari masih muda, masa anaknya seumuran kita-kita. Ngadi-ngadi aja lo."

"Bodo amatlah mau anaknya mau tetangganya, btw Rat, gue kenalin dong Rat."

"Gue aja Rat."

"Gue dulu!"

Ratu menggeram kesal, tanpa berniat mengurus perdebatan kedua curut itu. Ratu memilih untuk membawa kedua es yang dipesannya ke meja lain yang kebetulan kosong.

"Loh, kok pindah ke sini, kenapa?" tanya Putra setelah kembali, sementara Ratu, cewek itu mendadak gagal fokus akibat sesuatu yang dibawakan Putra.

Bagaimana tidak, wangi dari aroma bakso Bang Jamet yang asapnya masih mengepul membuat perut Ratu tiba-tiba bersuara. Pesona bakso Bang Jamet memang tidak bisa diragukan.

"Temen-temen lo bikin gue pusing mulu tau, heran banget lo bisa temenan sama mereka," oceh Ratu seraya merampas satu bakso yang ada di atas nampan.

Sementara Putra, cowok itu terkekeh melihat wajah kesal Ratu.

"Gemes bener kalo lagi kesel," ucap Putra seraya menarik helai rambut Ratu yang tidak terikat.

"Gemes kok mainnya narik rambut," dumel Ratu seraya mengaduk bakso yang sudah ia tambahkan sambal dan saos.

"Kesel kok mainnya ngoceh," timpal Putra seraya melahap baksonya.

"Yaiyalah ngoceh, namanya juga gue cewek, wajar dong kalo kesel gue sukanya ngoceh. Kan, gak enak juga kalo kesel mainnya diem. Entar gue malah tekanan batin lagi," timpal Ratu dengan ocehannya yang panjang.

"Apa gue cium aja ya biar pacar gue diem?" kata Putra santai dengan mulut yang penuh dengan bakso.

"Putra!"

***

Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan menurut Ratu. Pasalnya, sepulang sekolah tadi, Ratu langsung ikut ke rumah Putra untuk bertemu Ayumi.

Tapi sayang, bahkan sampai semalam ini, wanita paruh baya yang menjabat sebagai dokter bedah itu belum juga pulang. Tentu saja membuat Ratu terpaksa harus berakhir dengan membantu Alina memasak di dapur untuk makan malam tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ratu Untuk PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang