0.5

679 52 8
                                    

"Seorang siswi SMA Negeri 1 ditemukan tewas terkapar di depan gedung sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seorang siswi SMA Negeri 1 ditemukan tewas terkapar di depan gedung sekolah. Korban diduga menghabisi nyawanya sendiri dengan melompat dari rooftop sekolah. Saksi yang secara tidak sengaja menemukan siswi tersebut segera melaporkan kejadian kepada pihak sekolah, sehingga korban bisa segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun naas, nyawa korban tidak tertolong lantaran luka berat yang berada di kepala. Polisi yang menyelidiki kasus tersebut menduga korban terjatuh dengan posisi kepala menyentuh lantai terlebih dahulu. Berikut pemaparan dari Kasatreskrim Polresta setempat."

"Kami menduga korban memang sengaja lompat dari rooftop sekolah, karena tidak ditemukan bukti-bukti lain seperti bekas lebam akibat pukulan dan lain sebagainya. Tapi kami belum dapat memastikan semua, kalau memang bunuh diri pun kami masih belum tahu motifnya. Kita tunggu saja hasil otopsi yang akan keluar besok."

Beberapa pekan terakhir, berita menggemparkan datang dari SMA Negeri Satu atau yang sering kita kenal dengan SMANSA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa pekan terakhir, berita menggemparkan datang dari SMA Negeri Satu atau yang sering kita kenal dengan SMANSA. Kematian tidak wajar dari murid-murid SMANSA menimbulkan pertanyaan dan momok menakutkan semua orang. Hal ini bermula dari ditemukannya jasad korban berinisial AS yang terkapar mengenaskan di kawasan sekolah. Selepas kejadian tersebut, secara beruntun kejadian serupa sering terjadi dan membuat khawatir siswa-siswi dan juga para orang tua. Secara berbondong-bondong para wali murid memindahkan putra-putri mereka untuk menghindarkan anak mereka dari kejadian yang tidak diinginkan. Hingga kini, pihak sekolah belum memberi pernyataan pasti akan kejadian yang menimpa siswa-siswinya dan polisi yang bertugas masih mencari apa motif dari bunuh diri massal ini. Sementara itu, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung dan para siswa dihimbau untuk menghindari lokasi kejadian.

Percayalah. Semerdu dan secantik apa pun reporter yang baru saja memaparkan berita, semua murid SMANSA tidak ingin mendengar ataupun melihatnya. Terutama karena peristiwa yang diberitakan itu, berlokasi tepat di sekolah mereka.

"Gue nggak nafsu makan. Ini baksonya buat lo aja, Ta." Aji menyodorkan bakso yang ia tusuk dengan garpu kepada gadis yang duduk di depannya.

Di kesempatan lain, seorang Aji mau menyerahkan makanannya kepada Abrita adalah kejadian yang sangat tidak mungkin. Keduanya tidak seakur itu untuk sampai ke tahap berbagi makanan. Akan tetapi, semenjak kejadian yang menimpa sekolah mereka, Aji jadi tidak berselera. Sangat dapat dimaklumi, karena orang mana yang bisa tetap makan dengan rakus ketika berita kematian salah satu temannya diberitakan di seluruh channel televisi. TV tabung yang berada di kantin pun tak luput untuk ikut memutar berita yang menampilkan kejadian sekolah ini, padahal jika di hari biasanya, sinetron cinta-cintaan kegemaran ibu kantin selalu menjadi teman makan anak SMANSA ketika istirahat.

"Ini Mak Kantin nggak punya cita-cita buat ganti channel apa?" Aji komat-kamit, kemudian fokusnya teralih. "Masih sisa satu, Ta, ini dimakan dimakan." Ia menjejalkan baksonya yang tak tersentuh ke dalam mulut Abrita yang masih penuh.

"Heh! Ngwak semwa lo swumpelin ke mulut gue, ya!" protes Abrita sambil menepuk keras tangan Aji. Matanya melotot dan mulutnya penuh sampai pipinya menggembung. Walau masih kesal, Abrita tidak punya pilihan lagi selain mengunyah semuanya.

Saat sibuk mengunyah, atensi Abrita tertarik oleh perangai Aji yang tiba-tiba menjadi serius. Wajahnya yang penuh keusilan berubah menjadi kaku, seolah sedang memikul beban berat di punggungnya.

"Kita harus selesain semua ini, Ta. Nggak ada yang bisa menghentikan mereka kecuali kita," ucapnya sungguh-sungguh.

Abrita memasang wajah putus asa. "Tapi gima—""

Suara gamelan tiba-tiba mengalun, memecah perhatian baik Aji maupun Abrita. Terdengar dekat, seolah hanya berjarak beberapa langkah, padahal ruang karawitan berada di sisi gedung lama, yang sudah pasti jauh dari tempat sekarang ia berada.

"Lo denger suara gamelan juga, nggak?" Aji menampilkan raut bingung.

Bukan hanya dirinya yang merasa aneh. "Kenapa suaranya deket banget ya, Ji?"

Tepat saat Abrita selesai berbicara, terdengar teriakan nyaring nan melengking dari luar kantin. Mereka berdua menoleh ke kanan-kiri, memastikan kalau bukan hanya mereka yang mendengar. Dan benar saja. Bisik-bisik terdengar, raut wajah bertanya-tanya juga menghiasi semua yang saat ini berada di kantin.

"Woy! Ada apa di sana?" Seseorang bertanya kepada cowok yang melintas. Ia tampak terburu-buru bahkan wajahnya sedikit ketakutan.

"Ada yang bunuh diri lagi!"

"Ada yang bunuh diri lagi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chasing Fireflies | NCT Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang