16

2.2K 116 2
                                    

Abim mengangkat kepalanya saat mendengar suara mobil masuk kedalam pekarangan rumah megah itu. Dengan segera Abim berdiri sambil mengantongi ponsel yang sedari tadi dimainkannya.

Cowok itu mendekat dan mencium punggung tangan Rio, papi Amorei. Ayah dan anak itu baru pulang di malam hari setelah menghabiskan waktu hanya berdua.

Rio memegang pundak Abim. "Udah lama nunggu? Ngapain diem di luar, masuk aja kayak gak pernah kesini aja." Ucap Rio yang memang memeperhatikan Abim dari mobilnya saat masuk.

"Pas Rei ngasih tau kalo papi sama Rei lagi dijalan pulang, Abim langsung dateng." Jawab Abim sambil mencuri pandang kearah mobil dibelakangnya.

"Rei ketiduran, mau papi bangunin gak tega." Rio tersenyum tipis mengingat Amorei yang seharian ini terus tertawa.

"Biar Abim yang bawa Rei masuk." Ucap Abim membuka pintu mobil dan melihat Amorei yang pulas dalam tidurnya.

Rio membantu Abim, agar kepala Amorei tidak terbentur apapun. Mereka berjalan beriringan untuk masuk ke dalam. Saat sampai diruang tengah rumah itu, Rio memberhentikan langkahnya.

Rio mengusap surai rambut Amorei. "Langsung bawa Rei ke kamar aja ya. Papi mau ke kamar langsung juga."

Abim mengangguk. Cowok itu langsung melangkah lagi saat pria di depannya pergi. Saat menaiki tangga, Amorei menggeliat seakan merasa tidak nyaman.

"Stt... Tidur aja."

Dengan sangat hati-hati Abim merebahkan Amorei di kasur milik gadis itu. Abim memperhatikan Amorei dalam diam. Perlahan senyumnya mengembang saat terus menatap wajah polos yang sedang tertidur itu.

Dia mengusap pipi Amorei dengan lembut. Menarik selimut saat merasa suhu tubuh Amorei sedikit dingin.

"Jangan sakit ya, bayi." Abim mengecup singkat kening Amorei.

Cowok itu membuka sepatu yang masih terpasang sempurna di kedua kaki Amorei. Perlahan dia membukanya agar tidak menganggu sang putri tidur.

Abim ikut merebahkan dirinya disamping kekasihnya itu. Abim menarik kedalam dekapannya, menyalurkan rasa hangat ditubuhnya. Sesekali dia mengecup pipi Amorei.

Abim mengelus rambut Amorei seraya memejamkan matanya. Melihat Amorei yang tampak sangat nyenyak dalam tidurnya membuat cowok itu juga ikut mengantuk.

"Good night, sayang."

......

Tengah malam Amorei mengerjapkan matanya. Sedikit pusing saat merasa dia suda ada di dalam kamarnya. Karena seingatnya dia terakhir kali berada di mobil bersama papinya.

Amorei melirik tangan yang memeluknya dengan erat. Amorei tersenyum saat tahu Abim yang memeluknya.

Sejujurnya ia masih mengantuk. Tapi rasa haus tak biasa dia tahan lagi. Amorei melihat di atas nakasnya pun tidak ada air putih seperti biasanya.

"Abim. Bangun dong sebentar aja, temenin Rei ambil minum. Rei haus." Abim menggeliat saat merasa tidurnya yang terusik.

Bukannya membuka matanya, Abim malah semakin menarik Amorei kedekapnnya dan mempererat pelukannya. Amorei berdecak pelan saat Abim kembali nyenyak.

"Abim.... Rei haus beneran."

Abim membuka matanya dengan malas. "Kenapa sayang? Ini masih malem banget." Ucap Abim saat matanya melihat jam.

"Rei haus. Temenin Rei ambil minum yok."

Abim bangun dari posisinya. Dia tidak dapat menolak permintaan dari gadis itu.

"Tunggu sini ya, biar gue aja yang ambil." Titah Abim.

Amorei menahannya. "Rei ikut aja. Rei takut, Abim." Amorei memepetkan tubuhnya tidak mau ditinggal.

Abim menghela nafas pelan. Kemudian dia menggendong Amorei untuk turun mengambil minum. Tidak mungkin Abim biarkan Amorei berjalan dengan mata yang terkadang tertutup karena mengantuk.

"Janji ya abis ini langsung tidur." Ucap Abim menyodorkan segelas ar putih.

Amorei mengangguk patuh. "Makasih Abim."

Setelah seleasi, mereka langsung kembali ke kamar. Amorei hanya diam menyandarkan tubuhnya.

"Jangan tinggalin Rei ya."

"Iya sayang." Mendengarnya membuat Amorei semakin menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Abim.

TBC

Follow Instagram 💙
@cutyusi_

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang