32

2.2K 126 13
                                    

Amorei melambaikan tangannya kearah Abim saat dirinya akan memasuki perusahaan  milik papinya. Amorei beberapa kali menoleh kebelakang saat Abim masih belum melajukan mobilnya. Gadis itu lagi dan lagi melambaikan tangannya untuk mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Setelahnya Amorei berlari kecil agar cepat menemui papinya.

Ini bukanlah pertama kalinya Amorei mengunjungi papinya di kantor. Ini sudah seperti kebiasaan Amorei akhir-akhir ini. Apalagi Abim sudah sering belajar membantu papanya di perusahaan. Hal itu membuat Amorei sering kali ke kantor papinya agar tidak merasa sepi.

Baru saja Amorei memasuki lobby, dia sudah disambut oleh Kevin. Cowok itu juga dengan baik hatinya langsung menjaganya untuk menuju ruang papinya.

"Kevin jadi sekarang kerja disini ya?" Tanya Amorei menoleh kearah Kevin.

Kevin mengangguk sambil tersenyum. "Lo udah gak mau gue jagain geh. Ya gue kerja disini jadinya. Makasih ya lo sama papi lo masih mau baik sama gue." Ucap Kevin tulus. Tangan cowok itu mengusap rambut Amorei. Bagi Kevin, Amorei adalah adiknya juga.

"Sama-sama, Kevin."

Kevin berdecak. "Pake kak dong, Rei. Gue nih lebih tua dari lo."

Kevin membiarkan Amorei masuk terlebih dahulu kedalam lift baru dirinya menyusul. Kevin senang masih bisa dekat dengan gadis itu. Entah kenapa Amorei membawa kebahagiaan baginya.

"Iyasih yang udah tua." Amorei tertawa lepas.

Keduanya tertawa bersama hingga sampai di ruangan Rio. Amorei berbalik menatap Kevin yang berada di belakangnya.

"Kevin mau ikut ke dalem gak?" Tanya Amorei manis. Cewek itu akan bersikap baik kepada orang yang bersikap baik juga kepadanya.
Kevin menggeleng pelan. "Gue masih ada kerjaan, Rei. Kalau ada apa-apa bisa minta tolong gue." Pesan Kevin.

"Dah, Kevin. Makasih udah anterin Rei."

"Dadah, cantik." Setelah mengatakan itu Kevin segera pergi dengan cepat dari sana.

Sedangkan Amorei malah menganggukkan kepalanya senang. "Rei emang cantik sih." Ucapnya pelan sambil tertawa geli.

Sebelum masuk kedalam, Amorei menyempatkan untuk menyapa sekretaris papinya saat tidak sengaja bertemu. Barulah Amorei mengetuk pintu di depannya dan langsung masuk.

"Papi!" Sapa Amorei antusias.

"Hai, princess." Rio merentangkan tangannya menyuruh Amorei mendekat. Dengan segera Amorei berlari untuk memeluk papinya.

Pelukan ini sungguh sangat khas untuk anak dan ayah itu. Pelukan hangat untuk menyambut pertemuan mereka. Rio menggoyangkan tubuh Amorei gemas.

Pria itu mencium puncak kepala Amorei beberapa kali. "Gimana hari ini, princess?" Tanya Rio menuntun Amorei untuk duduk di sofa. Mata Amorei berbinar saat menangkap banyak makanan di atas mejanya.

"Hari ini nothing special. Tapi Rei seneng nanti malem Abim katanya mau kerumah buat nemenin Amorei ngerjain tugas." Amorei bercerita dengan senyuman manjanya.

Rio tersenyum melihat Amorei yang begitu bahagia. "Bagus deh kalau princess papi seneng. Sini makan dulu, tadi Abim ngabarin papi kalau kalian belum sempat makan siang."

Amorei memeluk lengan papinya dari samping. "Makasih papi."

"Sama-sama, princess." Rio mengusap rambut Amorei.

Seakan tahu putrinya kebingungan untuk memakan yang mana dulu. Rio dengan segera membuka makanan yang harus dimakan terlebih dahulu. Pria itu dengan telaten menyiapkannya untuk Amorei.

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang