12

2.5K 129 3
                                    

"Aku gak mau!" Amorei berlari meninggalkan seseorang yang berdiri dengan tegap dibelakangnya.

"jangan lari gadis kecil." Seru seseorang itu mengikuti langkah Amorei yang begitu cepat.

Amorei kembali berhenti dan menolehkan kepalanya. "Aku tidak butuh penjaga. Jadi sana pergi." Usir Amorei menahan tangisnya.

"Ini sekarang tugas saya nona." Tegas lelaki itu.

"Aku bukan nona! AKU REIIIII!." Teriak Amorei menjatuhkan tubuhnya. Sudah cukup lelah untuk dirinya terus memberontak. Lelaki di depannya ini adalah penjaga yang diutus papinya untuk khusus menjaga dirinya.

Kevin Pradipta, sosok lelaki berumur 23 tahun yang merupakan anak dari almarhum sahabat Rio. Rio bahkan sudah mengenal baik dengan Kevin, maka dari itu Rio cukup percaya untuk memperjakannya sementara.

Selama dirinya dan Abim sedang tidak ada di sisi Amorei, Kevin lah yang dapat dipercayanya. Bukannya Rio ingin Amorei berdekatan dengan pria lain tapi Rio tahu bahwa Amorei pasti akan sendiri.

"Bangun nona." Ucap Kevin mencoba membantu Amorei. Tapi yang dia dapatkan justru penolakan dari gadis itu. "Baru sehari gue udah mau pingsan." Gumam Kevin dengan sangat pelan.

"Aku mau Abim." Amorei berkata lirih. Dia hanya mau Abim dan papinya yang ada di sini.

"Tapi-" Ucapan Kevin terpotong karena sahtan Amorei yang kesal.

"Gak ada tapi tapian, Kevin." Seru Amorei.

Kevin memelototkan matanya tajam. "Panggil gue pake kakak dong. Sopan sedikit nona." Ledek Kevin diakhir kalimatnya.

"Aku bukan nona." Lirih Amorei menangis. Baru sehari ada pria itu dihidupnya sudah membuatnya seperti ini. Apalagi jika setiap hari, hal itu tidak dapat dibayangkannya.

"REI." Panggil Abim yang baru saja datang.

Amorei merentangkan tangannya saat melihat keberadaan Abim. "Abim, Rei mau sama Abim aja." Ucap Amorei saat tubuhnya dipeluk.

Abim dengan sabar mengusap punggung cewek itu. "Iya, gue disini sekarang. Jangan nangis lagi ya."

"Syukur deh lo udah dateng. Gue capek ngadepin nih bocah." Ucap kevin melirik kearah Amorei yang tenang di dalam dekapan Abim. Kevin dan Abim memang berteman karena orang tua mereka juga bersahabat. Dan jika saja Kevin tidak kasihan melihat mamanya yang bekerja sendiri karena papanya sudah tiada. Dia tidak akan mau menerima tawaran dari Rio.

"Thanks." Ujar Abim.

"Tenang aja. Gue digaji kok sama om Rio." Kevin terkekeh pelan dengan ucapannya sendiri.

"Gue ke atas dulu." Pamit Abim sambal membawa tubuh Amorei di dalam gendongannya.

Seharian ini Abim sangat sibuk dengan kegiatan di kampusnya, yang membuat dia harus meninggalkan Amorei sendirian.

"Gimana si Kevin, hm?" Tanya Abim membelai rambut Amorei. Setelahnya membersihkan sisa air mata yang membekas di pipi kekasihnya itu.

Amorei menggeleng keras. "Bilang sama papi, Abim. Rei gak suka sama dia." Eluh Amorei kembali menyandarkan tubuhnya.

Mendengar Amorei yang kembali menangis, seketika Abim lansung menenangkannya. Sebenarnya niat Rio baik memperkerjakan Kevin untuk menjaga Amorei dan Abim setuju dengan hal itu. Tapi saat melihat keadaan Amorei sekarang, Abim jadi ragu dengan menyetujuinya.

"Emang Kevin kenapa sayang?" Tanya Abim lembut. Bertanya dengan Amorei memang harus pelan-pelan jika tidak bukan jawaban yang akan didapatkan.

Amorei menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Abim. "Rei gak suka aja. Rei cuman mau Abim sama papi."

"Nanti gue coba ngomong sama papi ya."

"Sayang Abim." Amorei mengeratkan pelukannya.

Abim mencium puncak kepala Amorei gemas. "Sayang Rei."

Amorei tersenyum dibalik pelukannya. Sekarang dia menebarkan senyumannya berbeda sekali saat tadi ada Kevin yang terus mengikutinya.

"Eh tapi ini semua ada syaratnya ya." Ucap Abim.

"Apa syaratnya?" Amorei mendongak dan menatap mata Abim.

Abim mendekatkan wajahnya ke wajah Amorei. Lalu mencium dengan tulus kening Amorei. "Lo harus bahagia terus. Itu syaratnya."

TBC

Follow Instagram 💙
@cutyusi_

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang