35

2.6K 149 24
                                    

Bunyi berisik dari arah kamar yang ada diruangan Abim terdengar. Sontak kedua lelaki yang sedang fokus tadi menoleh. Pintu itu terbuka menampilkan Amorei yang berdiri dengan wajah bangun tidurnya. Dia berjalan pelan sambil mengucek kedua matanya.

Abim segara menghampiri Amorei dan menghentikan kegiatan gadis itu. Cowok itu mengangkat tubuh Amorei kegendongannya. Dibawanya tubuh mungil itu ketempat dia duduk tadi.

"Bentar banget tidurnya." ucap Dani menatap Amorei.

Amorei duduk dipangkuan Abim pun menoleh kearah Dani. Matanya berbinar saat melihat Dani yang sedang tersenyum kearahnya.

"Papa!" sahut Amorei antusias.

Pria yang dipanggil Amorei itu, tertawa kecil melihat keantusiasan Amorei. "Gemes papa sama kamu." Dani mencubit pipi Amorei.

Abim ikut mengecup pipi Amorei sekilas. Hal tersebut membuat Dani menatap Abim melotot.

"Heh! Main cium-cium aja kamu." ucap Dani tak percaya.

"Basing Abim." balas Abim menghiraukan tatapan tajam milik papanya.

Mata Amorei tidak sengaja melirik kearah layar laptop milik Abim yang terletak di atas meja. Amorei menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas bacaan yang ada disana.

Paham yang sedang Amorei lakukan, dengan segara Abim menutup laptopnya.

"Rei lagi baca ih." kesal Amorei menepuk bahu Abim.

Abim tertawa kecil sambil menangkup wajah Amorei yang cemberut. "Anak kecil gak boleh tau."

"Musuhan." Amorei melepaskan tangan Abim. Gadis itu menatap Dani meminta pertolongan.

Gani tersenyum menangkan Amorei. "Sini cantik, sama papa aja." ucap Dani menarik Amorei mendekat.

"Rei mau lihat." rengek Amorei.

Sementara dibelakang tubuh Amorei, Abim menggelengkan kepalanya sambil menatap papinya. Dia masih merahasiakan itu semua pada Amorei.

Tangan Dani terulur untuk memegang tangan Amorei. "Kita makan siang yok. Rei mau makan apa?" tanya Dani mengalihkan pikiran Amorei.

"Ramen boleh?" tanya Amorei ragu karena takut Abim tidak mengizinkannya.

"Boleh dong." Dani membawa Amorei untuk berjalan dan menghiraukan tatapan Abim yang tidak setuju.

"Dasar bayi." Abim mengela nafas lalu mengikuti keduanya yang sudah jauh meninggalkannya.

.....

Setelah makan siang Amorei kembali ke perusahaan Dani mengikuti Abim. Masih banyak yang harus Abim lakukan disana membuatnya kembali lagi kesana. Tersisa beberapa jam waktu yang dia bisa lakukan untuk menyelesaikan semuanya.

Amorei mengikuti Abim dengan riang. Sepanjang perjalanan dia tersenyum sambil memakan es krim yang berada di tangannya. Bukan Abim yang membelikannya, tetapi Dani. Amorei sangat suka jika bersama Dani karena pria itu akan terus mengikuti keinginannya.

Berbeda jika bersama Abim ataupun Rio, dia akan dibatasi segalanya. Keduanya sangat possessive kepada Amorei.

"Tunggu sini ya, sebentar. Oke sayang." ucap Abim lalu mengecup puncak kepala Amorei.

"Siap, Abim." Amorei melambaikan tangannya.

Setelah memastikan Amorei baik-baik saja, Abim keluar dari ruangannya karena ada keperluan. Amorei duduk disana sendiri sambil menonton serial kesayangannya.

Ting

Ponsel Amorei berbunyi membuat pemiliknya mengalihkan pandangannya. Amorei menunduk untuk membaca pesannya. Raut wajah Amorei mendadak berubah.

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang