18

2.1K 100 3
                                    

Amorei berlari dengan wajah yang cemberut. Menghampiri papinya yang sedang bersiap untuk pergi ke kantor.

"Papi! Papi bohong katanya kalau hari libur gak bakal ke kantor." Eluh Amorei kesal. Gadis itu melayangkan tatapan permusuhan kepada sang papi.

"Hey princess... Papi juga gak mau kalau hal ini gak penting. Ikut papi ke kantor aja ya, setelah itu papi janji kita bakal pergi kemanapun yang Rei mau."

"Rei mau." Seru Amorei senang.

"Tapi janji harus nurut dengan papi."

Amorei mengangguk memeluk lengan Rio erat. Amorei merasa hal itu lebih baik daripada harus merasakan bosan dirumah sendirian. Lagi pula Abim sedang ada keperluan bersama papanya. "Yaudah Rei ganti baju dulu. Papi jangan tinggalin Rei." Ucap Amorei sambil berlari meninggalkan sang papi yang terkekeh melihatnya.

Kali ini Amorei benar-benar menjadi anak yang penurut. Dibuktikan dengan gadis itu yang tampak tenang digandeng oleh papinya. Semua orang tampak menyapa dengan sopan kedua orang itu.

"Papi ada meeting sebentar, Rei disini ya. Papi udah siapin Rei makanan dan Rei kalau ngantuk tidur aja oke." Pesan Rio kepada Amorei yang sudah anteng duduk dikursi yang biasa ditempatinya.

Rio meletakkan makanan yang sengaja dia siapkan untuk putrinya itu dan juga memberikan Amorei remote tv agar gadis itu tidak akan merasa bosan.

Rio mencium kening Amorei dengan sayang. "Kalau ada sesuatu yang Rei butuh tinggal minta dengan orang yang ada di depan ruangan papi. Ngerti sayang?"

"Ngerti papi."

Pria itu mengusap rambut Amorei sekilas dan setelahnya berjalan keluar menuju tempat meetingnya. Pria itu melangkahkan kakinya bersama beberapa orang yang sudah siap dengan tugasnya masing-masing.

Dua jam kedudian Rio sudah selesai dengan meetingnya. Ia berjalan sedikit tergesa karena waktu yang diperkirakannya tidak sesuai. Rio takut meninggalakan Amorei terlalu lama, takut jika Amorei sudah merasa sangat bosan di dalam ruangannya.

Rio menghela nafas lega saat Amorei tertidur pulas dengan tv yang masih menyala menampilkan kartun kesukaanya. Rio tersenyum tipis saat melihat Amorei mulai membuka matanya.

"Papi." Panggil Amorei lirih.

"Iya, princess. Ini papi." Rio membantu Amorei untuk duduk dengan benar lalu merapikan rambut Amorei yang sedikit berantakan.

"Papi meetingnya udah selesai?"

"Udah, jadi kita bisa jalan-jalan sekarang. Rei mau kemana?"

Amorei mendekatkan wajahnya kearah papinya. Dia membisikkan sesuatu kepada Rio. Amorei tersenyum senang saat papinya menyetujui permintaanya.

.....

Amorei mengandeng tangan papinya dengan riang memasuki pelantara mall terkenal disana. Bukan tanpa alasan Amorei mengajak papinya kesini. Salah satu alasannya adalah karena dulu mereka bertiga selalu kesini, dulu disaat masih ada maminya disini.

"Rio." Panggil seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri disamping keduanya. Wanita paruh baya dengan seorang gadis yang Amorei sangat kenal.

"Rani." Ucap Rio sedikit terkejut. Pria itu membalas senyuman wanita di depannya.

Wanita yang dipanggil Rani itu menatap Amorei dengan senyumnya. "Hey ini siapa namanya? Cantik banget sih."

"Amorei." Jawabnya singkat. "Tante siapa?"

"Nama tante Rani. Tante teman papi kamu." Ucap Rani. "Oh iya ini anak tante yang nomor dua, namanya Killa." Ucapnya memperkenalkan gadis disampingnya.

Amorei melirik sekilas. Jangan lupakan bahwa Amorei masih memiliki dendam kepada gadis gila itu.

"Kita udah kenal kok, ma. Pas SMA kan satu sekolah, aku juga kenal sama pacarnya Rei." Ujar Killa menatap Amorei dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Oh Rei udah punya pacar ya?"

Amorei hanya mengangguk. "Kepo banget sih." Batinnya. Amorei menarik kemeja papinya agar segera pergi.

Rio menatap putrinya yang sepertinya tidak nyaman. "Aku sama Rei duluan ya. Rei belum makan siang soalnya." Ucap Rio kepada wanita di depannya.

Rani tersenyum tipis. "Iya, saling kenal ya, sayang. Siapa tau kita ketemu lagi." Rani mengusap bahu Amorei dengan senyum ramahnya.

"Semoga aja enggak."

.....

"Tante tadi beneran cuman temennya papi kan?"

Baru saja mereka berdua duduk di restoran yang mereka pilih. Tapi Amorei sudah menodong Rio dengan pertanyaan yang menuntut jawaban cepat.

Rio tertawa mendengar pertanyaan Amorei. "Iya, princess papi. Tante tadi cuman temen papi dulu."

"Rei gak suka sama tante itu." Ucap Amorei to the point.

Lagi lagi Rio tertawa tapi ada kentara heran diwajahnya. "Kenapa Rei gak suka? Padahal tante tadi baik kan."

"Papi tau Killa itu yang suka sama Abim. Rei benci sama dia."

Rio menatap sorot mata Amorei dengan lembut. "Rei boleh gak suka. Tapi jangan sampai benci ya. Inget papi sama mami gak suka loh kalau denger Rei ngomong kayak tadi."

"Oh iya... maaf papi..."

"Iya, sayang gak papa. Sayang banget papi sama putri papi ini." Rio menarik Amorei kedalam dekpannya.

"Rei juga sayang banget sama papi." Balas Amorei yang membuat hati Rio menghangat.

Tanpa Amorei sadari, ada sesuatu yang mungkin saja papinya sembunyikan darinya. Dan Rio yang berharap agar momennya bersama Amorei tidak akan pernah hilang. Semoga saja apa yang dilakukannya tidak akan mempengaruhi apapun yang sangat berharga dihidupnya yaitu putrinya, Amorei Adenia.

TBC

Follow Instagram 💙
@cutyusi_

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang