28

2.1K 125 10
                                    

Rani menatap putrinya lamat. Tangannya bertumpu di atas tangan Killa, menggenggamnya sangat erat. Kepalanya menggeleng pelan saat melihat Killa mulai menangis.

"Jangan nangis, sayang. Udah ya lupain semuanya. Mama juga sebenarnya juga gak mau." Ucap Rani mengusap rambut Killa.

Killa menggeleng pelan. "Killa udah nganggep om Rio itu papa, ma. Kenapa semuanya jadi kayak gini?"

Pikiran Rani kembali saat tadi mereka berdua membicarakan semuanya. Semuanya sudah benar-benar selesai tanpa dimulai. Keduanya memang tidak ada hubungan apapun tapi dia berharap lebih pada pria itu.

"Maafin mama ya."

"Cerita sama Killa kejadian yang sebenarnya. Apa ini ada hubungannya dengan Rei?" Tanya Killa mengingat Amorei adalah putri satu-satunya yang Rio miliki. Dan juga Amorei sama sekali tidak menyukai dirinya maupun mamanya. Hanya Kevin, kakanya lah yang bisa menembus dinding pertahanan itu.

Rani ikut menangis saat Killa menanyakan tentang hal itu. Bahunya sedikit bergetar. "Rei sakit dan itu penyebabnya gara-gara kita. Dia gak suka dan terlalu kepikiran, akhirnya Rio mutusin ini semua.  Rio cuman mau putrinya bahagia."

"Killa mau coba bicarain ini semua dengan om Rio."

Rani menggeleng tidak setuju. Yang ada Killa akan sakit hati saat mendengar penjelasan lebih lengkap dari pria itu. Dimata pria itu mereka tidak ada keistimewaan sama sekali, mereka hanya orang biasa yang sekedar dekat.

Rani menarik Killa kedalam pelukannya. "Jangan sedih dong anak mama."

"Killa kira kita bakal jadi keluarga yang lengkap lagi." Lirih Killa. Persaanya sangat tulus terhadap Rio. Tapi tidak tahu dengan putri dari pria itu. "Killa semakin benci sama Rei. Dia hancurin semua yang Killa mau. Rei selalu dapetin apa yang Killa mau, ma."

"Killa lihat mama." Rani memegang kedua sisi wajah Killa agar menatapnya. "Setelah mama pikir-pikir jadi Rei juga gak mudah, sayang. Dia gak kayak kamu yang udah nerima Rio jadi papa kamu. Rei malah benci sama mama."

"Jadi mama sekarang malah dukung Rei? Aku anak mama, harusnya mama selalu dukung aku." Desak Killa. Ia tidak setuju dengan perkataan mamanya.

Rani menghela nafas pelan. "Bukan gitu, Killa. Mungkin kalau kamu masih ngotot, kamu bisa deketin Rei buat dia luluh." Ucap Rani menyunggingkan senyumannya.

"Rei lihat aku aja langsung ngata-ngatain aku." Sebal Killa. Sedikit rindu juga karena Amorei sering sakit membuatnya sudah jarang bertemu di kampus.

"Mungkin kamu bisa ikut Kevin. Kakak kamu itu dekat banget sama Rei. Hari ini aja dia mau ngejenguk Rei."

"Jadi mama masih dukung aku kan?"

Wanita itu mengangguk. "Mama juga sebenarnya gak benar-benar ikhlas sama keputusan Rio tadi."

.....

"Rei gak mau di rumah sakit." Amorei berkata dengan sangat lirih. Setiap berada di rumah sakit rasanya Amorei selalu mengingat maminya. Kenangan itu akan selalu ada dimana-mana. Amorei sedikit trauma berada di tempat ini.

Abim duduk disampingnya sambil mengelus rambutnya seperti biasa. Ia menggeleng pelan tidak setuju dengan Amorei. Namun melihat raut wajah yang ditampilkan Amorei membuat Abim tidak tega. Meskipun Amorei tidak memberi tahu alasannya, tapi Abim tahu. Apapun tentang gadis mungil itu Abim pasti tahu.

"Rei gak suka disini. Rasanya aneh, capek, sedih. Rei selalu nyusahin semuanya. Papi selalu tinggalin pekerjaanya gara-gara Rei. Abim capek abis kuliah tapi masih berusaha jaga Rei. Rei sadar bahwa Rei itu nyusahin semuanya."

Air mata berhasil meluncur dari mata Amorei. Rasanya Amorei kembali berada di titik terendahnya.

"Rei selalu bilang kalau Rei nyusahin, tapi Rei gak bisa lakuin sesuatu biar hal itu gak terjadi lagi. Rei aneh banget ya."

Amorei menangis lirih ternyata rasanya sakit sekali mengingat segala kekuranganya. Amorei sering mendengar banyak omongan buruk tentang dirinya dimanapun dia berada. Ia bahkan sudah selalu mencoba berubah tapi nyatanya tidak bisa.

"Maaf Abim, kalau Rei selalu nyusahin." Ucap Amorei bergetar.

Abim mengarahkan jarinya untuk menghapus air mata Amorei. Tangis Amorei bukanlah satu kesukaannya.

"Rei pikir semuanya suka sama Rei. Orang-orang pada bisa nerima Rei apa adanya. Maaf kalau selama ini Rei gak peka. Rei gak sadar sama semuanya." Amorei menjelaskan tentang semua yang dirasakannya.

"Rei pengen jadi kebanggan papi mami, tapi itu semua udah terlambat. Rei juga pengen gak bergantung sama orang. Gak nyusahin Abim, karena waktu Abim gak cuman buat Rei." Amorei menepis air mata yang semakin keluar. Dia bergumam kesal saat tidak bisa menghentikan tangisnya.

Abim mendekat agar bisa memeluk Amorei. Tangannya menepuk ringan punggung Amorei untuk menenangkannya. Amorei langsung menangis di dada Abim hingga cowok itu mendekapnya lebih erat.  "Rei, gak semua ucapan orang harus lo dengerin. Gue sayang lo, bayi. Apapun yang terjadi gue selalu ada. Sama sekali gak ada rasa terbebani dalam diri gue."

"Rei itu beban. Rei sadar akan hal itu, Abim" Amorei terisak kecil saat mengatakannya.

Abim terus merengkuh tubuh mungil itu."Enggak, bayi. Lo itu anugerah."

"Rei juga egois, Abim. Rei gak pengen papi nikah lagi, Rei cuman mau mami. Rei egois ya, Abim. Rei gak pernah mikirin perasaan papi juga kayak mana."

Amorei mendongak menatap Abim dengat mata yang berkaca-kaca. "Rei terlalu banyak salah ya."

Abim mengecup kening Amorei. Kemudian menatap bola mata Amorei dalam. Abim sangat tahu bagaimana tertekannya Amorei dengan keadaan seperti ini.
"Bayi, lo pasti tahu kalau papi lo itu sayang banget sama lo. Senyuman lo itu yang paling utama. Lo juga punya hak buat ngomong tentang apa yang lo rasa. Gue selalu dukung apapun keputusan lo. Gue selalu ada disini buat lo."

Amorei mengerjapkan matanya menhalau air matanya yang akan keluar lagi. Setelah bangun tadi Amorei mendadak overthinking. Merasa semua masalah adalah karenanya.

"Jangan nangis lagi, air mata lo terlalu berharga buat tangisin hal ini." Abim mengangkat tangannya untuk mengusap sisa air mata Amorei. "Gue lebih suka sama Rei yang selalu ngerengek apapun sama gue. Gue kangen bayi gue yang dulu."

TBC

Follow Instagram 💙
@cutyusi_
@scrittoretu
Untuk informasi tentang cerita inii. Kalau ada yang mau ngasih saran juga boleh dm aku, lovuu
Makasih buat yang selalu baca🤍

Tiktok
@cutyusiii

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang