9

2.8K 129 5
                                    

"Mami, Rei kangen." Lirih Amorei menjatuhkan tubuhnya tepat disamping makam maminya. Tangannya memeluk erat papan nama itu.

Bahu Amorei bergetar seiring dengan tangisnya. "Mami... Tolong ajak Rei ikut mami..." Amorei menangis keras di sunyinya tempat itu. "Papi sama Abim baik banget selalu ada buat Rei. Tapi sekarang mereka lagi marah."

Pandangannya menerawang. Amorei membersihkan daun-daun yang jatuh dimakam maminya. Lalu menaruh setangkai bunga yang dia petik dari jalan.

"Maaf ya mami, Rei gak ada duit. Jadi Rei kasih mami bunga ini aja. Nanti kalau Rei udah di rumah, Rei bakal kesini lagi ganti bunganya. Mami bahagia ya disana?"

Bibir Amorei tersenyum sendu. "Kenapa mami gak ajak Rei? Gak ada yang bisa gantiin mami. Mami marah ya sama Rei makanya gak mau ajak Rei. Rei nakal ya? Tapi Rei janji kalau kita bareng lagi Rei gak bakal nakal. Rei bakal terus nurut sama mami. Mami... I miss you." Air matanya mengalir begitu saja. Dapat dirasakannya angin berhembus begitu dingin menembus kulitnya.

"Papi selalu berusaha jadi mami, Rei kasihan sama papi yang selalu nangis setiap liat foto mami. Papi kemarin-kemarin sibuk, Rei jadi sendirian. Tapi sekarang papi udah gak sesibuk kemarin. Abim juga selalu ada buat Rei. Abim baik banget bahkan Rei gak sanggup kalo misalnya Abim ikut ninggalin Rei. Mami Rei mohon bilang sama Tuhan biar gak ngambil papi sama Abim. Cuman mereka yang Rei punya disini. Rei takut mami... Rei takut kalau sendirian."

Amorei menarik nafasnya saat merasa sesak. Dia mengadah ke atas dan melihat langit yang hamper gelap. "Rei takut udah mau malem. Disini gak ada hantu kan ya. Rei mau sama mami terus, mami gak bisa balik lagi kesini?"

"Mami pasti lagi liatin Rei ya dari sana. Rei harap mami bahagia disana. Mungkin ini memang yang terbaik kan mami. Tapi Rei kenapa belum bisa ikhlasin mami?"

Dia menyandarkan kepalanya di batu yang berisi nama Gina. "Rei love mami."

.....

Rio memaki dirinya sendiri saat lalai menjaga Amorei. Bahkan pria itu memaki beberapa penjaga yang diutusnya untuk menjaga ruangan Amorei. Bagaimana bisa putrinya itu kabur begitu saja? Dia baru saja pergi sebentar dan Amorei sudah menghilang seperti ini. Matanya berkaca-kaca takut dengan keadaan putrinya yang sekarang entah dimana.

Abim juga sama seperti Rio. Cowok itu sangat rusuh saat mendengar kabar Amorei menghilang. Mereka semua sudah mencari di setiap sudut rumah sakit dan tidak menemukan petunjuk Amorei. Tetapi mereka sudah mengecek cctv dan melihat Amorei keluar dari pintu rumah sakit. Semua orang hampir terkena amukan dari Rio.

Abim menghubungi kedua orantuanya untuk memberitahu tentang keadaan disini. Karena kebetulan sekali papa dan mamanya ingin menjenguk Amorei.

"Abim, kira-kira kemana anak nakal itu pergi? Papi gak ngerti gimana Amorei bisa kabur." Eluh Rio mengepalkan tangannya. Perasaanya sangat khawatir.

"Papi tenang dulu. Abim udah coba ngabarin papa sama mama buat ikut bantu cari Amorei."

Rio mengangguk. "Papi mau coba cari Rei dulu diluar. Di rumah kata bibi, Rei sama sekali gak pulang kesana."

"Abim ikut."

Mereka berdua berjalan tergesa-gesa ke parkiran untuk mengambil mobil. Baru saja keluar dari bangunan besar itu, langkah kaki Rio dan Abim berhenti akibat dering ponsel milik Abim.

"Angkat aja dulu siapa tahu penting." Ujar Rio yang melihat siapa yang telah menelpon Abim.

"Bentar ya pi." Izin Abim mengangkat telponnya. "Halo, mah."

Abim membulatkan matanya tak percaya saat mendengar suara mamanya. "Iya, makasih ma. Tolong bawa kesini ya, ma."

Abim menaruh kembali ponselnya saat sambungannya sudah terputus.

"Ada apa?" Tanya Rio penasaran saat melihat ekspresi Abim yang mungkin terliht sedikit lega.

"Mama sama papa udah nemuin Rei."

.....

Riska dan Dani yang sedang dalam perjalanan pun ikut panik saat mendengar kabar Amorei yang menghilang. Mereka berdua juga ikut tidak percaya Amorei kabur dari rumah sakit. Pasti ada alasan yang sangat besar mengapa Amorei sampai nekat kabur dari sana.

Riska menghela nafas gusar saat jalanan macet karena mungkin waktu semua orang pulang dari kerja. Tanpa sengaja mata Riska menangkap siluet Amorei yang berdiri kebingungan dipinggir jalan.

"Pah, itu Rei!" Tunjuk Riska dan langsung turun dari mobil meninggalkan Dani yang masih berusaha mengeluarkan mobilnya yang terjebak macet. Dani menoleh dan memastikan bahwa itu memang benar Amorei.

Dengan langkah besarnya Riska menghampiri Amorei. "Rei." Panggil Riska lembut.

"Mama." Gumam Amorei.

Riska dengan segera memeluk Amorei erat. Dapat dirasakannya tubuh Amorei yang dingin. "Kamu kemana aja sayang?"

"Rei abis tempat mami." Jawab Amorei dengan senyumannya.

Kedua mata Riska berkaca-kaca saat mendengar jawaban Amorei. "Rei kangen ya sama mami?"

"Kangen bangettt." Amorei mengeratkan pelukannya pada tubuh Riska.

Riska mengusap rambut Amorei. Diperhatikannya Amorei yang hanya memakai baju kaos tangan pendek. Jika begini Amorei akan sakit lagi. Sekarang saja keadaanya masih belum sembuh total.

"Yaampun Rei, badan kamu anget lagi kan." Ucap Riska saat tidak sengaja menyentuh kulit Amorei. "Kita ke rumah sakit lagi ya."

Amorei menggeleng dengan cepat. "Rei gak mau."

"Kamu belum sembuh, Rei."

"Rei takut papi sama Abim marah. Rei juga gak suka di rumah sakit." Balas Amorei pelan.

"Maaf sayang kali ini mama gak bisa nurutin kemauan Rei. Kita tetep ke rumah sakit ya. Itu mobil papa." Ujar Riska. Riska merangkul Amorei dengan lembut membawanya ke mobil.

Dani keluar dari mobil dan ikut memeluk Amorei. "Semua orang khawatir, cantik."

"Maaf ya mama sama papa jadi ikutan repot."

"Udah gak papa. Sekarang balik ya papi kamu sama Abim udah nunggu disana. Papi disana khwatir banget pas tahu Rei hilang. Balik ya kasihan papinya." Bujuk Dani pada tubuh mungil dipelukannya.

"Tapi, Rei gak suka disana." Amorei kekeh dengan pendiriannya.

"Kalau Rei sembuh pasti langsung pulang. Kesana ya, Rei gak mau kan kayak kemarin?"

Amorei ingin kembali menolak, tetapi dia mulai merasa pandangannya mengabur. Kepalanya terasa sangat berat dan tubuhnya menggigil. Hingga pada akhirnya Amorei tumbang di dalam dekapan Riska dan Dani yang langsung menangkap tubuhnya.

"REI!"

TBC

Follow Instagram 💙
@cutyusi_

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang