39

1.1K 81 9
                                    

Keesokan harinya tepat hari setelah Abim memberikan banyak kejutan untuk Amorei. Kini tiba saatnya gadis itu yang tengah gugup dengan hadiah yang akan diberikannya. Abim tersenyum tipis melihat Amorei yang masih bersikap malu-malu. Semua itu tampak menggemaskan dimatanya.

Perlahan Amorei memberikan sebuah kotak kehadapan Abim. Kotak tersebut diambil dengan semangat.

"Gue boleh buka sekarang gak?" tanya Abim sambil mengusap rambut indah milik gadis manis itu.

Amorei mengangguk. Dia mulai fokus melihat Abim yang sedikit terkejut dengan apa yang ada di dalamnya. Hal yang membuat Abim terkejut adalah Amorei menghadiahkannya sebuah scrapbook yang berisi foto dari awal mereka bertemu dan juga kata-kata manis disetiap sudutnya. Terlihat sederhana namun bermakna besar baginya.

"Aku buat sendiri lohhhh." bangga Amorei.

Abim mencubit gemas kedua pipi gadisnya. "Makasih bayi." ucap Abim tulus serta menarik Amorei ke dalam pelukannya. Mungkin kini gadis manis yang sedang berada di depelukannya ini mulai bertambah dewasa disetiap harinya tapi bagi Abim, panggilan bayi akan selalu melekat untuk kekasihnya.

Kalau Abim suka dengan hadiah yang diberikannya, maka Amorei tidak menyesal telah begadang untuk menyelesaikannya dalam satu hari saja. Keduanya seperti sedang berlomba menunjukkan effortnya masing-masing.

Scrapbook tersebut mulai dibuka. Sungguh tulisan yang Amorei sangat indah bila dibaca. Kata-kata yang terangkap menjadi satu membuatnya sangat bermakna. Banyak polaroid mereka yang tertempel disana.

"Tangannya gak capek nulis sebanyak ini?"  tanya Abim lembut.

"Enggak.... Aku juga mau ngasih hadiah yang special buat, Abim." Amorei tersenyum manis saat mengatakannya. Dia kemudian memeluk lengan Abim agar bisa semakin jelas melihat isi scrapbook itu. "Tapi, Abim suka gak sama hadiah Rei?"

"Suka banget." Abim mengacak rambut Amorei gemas.

Mau dikasih Amorei hadiah daun pun, Abim akan tetap suka apapun pemberian dari kekasihnya. Setiap waktunya bersama Amorei terasa sangat berharga.

Abim membuka lembar terakhir dari buku itu. Senyumnya lagi dan lagi mengembang saat membaca tulisan paling terakhir di buku itu.

Thank you for loving me and I hope we will forever. Signed your sweetest lover, Amorei Adenia.

Mata Abim sedikit berkaca-kaca saat Amorei memeluknya. Apapun keadaannya Abim akan berjanji akan terus berada disisi Amorei. Cukup hanya keduanya dihubungan itu jangan ada yang lain. Tidak ada yang bisa menjamin kedepannya. Tapi dapat dipastikan bahwa Abim akan selalu menjadi salah satu garda terdepan untuk Amorei.

"Abim kalau mau nangis, nangis aja. Cowok juga boleh nangis kok." ucap Amorei tengil. Karena Abim selalu gengsi dan juga selalu mengejek dirinya cengeng.

Abim mencubit hidung Amorei. "Emangnya gue kayak lo yang cengeng." Benar kan, Abim selalu saja seperti itu.

"Iya deh cowok cool."

Amorei menjerit geli karena Abim menggelitiknya secara tiba-tiba. Abim selalu suka setiap Amorei tertawa.

Keduanya menghabiskan waktu yang lama untuk hari ini. Dari membicarakan hal yang penting sampai hal yang tidak penting. Tentunya hal yang tidak penting berasal dari omongan asal Amorei. Namun, dengan senang hati Abim selalu menanggapinya tanpa bosan sedikitpun.

Abim memandang Amorei lekat-lekat. Cowok itu menarik Amorei semakin dekat kearahnya. Tanpa mereka sadari, wajah keduanya sangat dekat hingga hampir tidak ada jarak.

"Abim...." lirih Amorei.

"Sorry, bayi." sesal Abim dengan cepat menjauhi Amorei. Untung saja Amorei dapat menyadarkan Abim. Sementara Amorei bingung harus bereaksi bagaimana.

Abim mendekap Amorei dan mengusap punggung gadis itu. "Te amo, Rei."

TBC

Happy reading everyone!

Makasih semuanya yang masih setia dengan cerita ini. Tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa🤩 Sorry baru update🫠🫠

Ig :
@cutyusi
@scrittoretu

Tiktok :
@cutyusiii
@scrittoretu

Abim'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang