Lima

10.4K 637 9
                                    

Wajib follow sebelum baca!

Happy Reading✨

*****

"Baby pulang sama gue aja, El" ucap Erwin ketika mereka berjalan beriringan keluar dari rumah Dion. Terlalu asik mengobrol di dalam mereka sampai lupa waktu. Kini jam sudah menunjukan pukul 10 malam.

"Sama aku aja ayo, By. Kasian Tana lagi hamil kalo El harus nganterin kamu dulu. Lagian Kirey juga masih di rumah aku" tambah Erwin mencari cara agar ia bisa terus berdekatan dengan Baby. Ia masih ingin lama menghabiskan waktu dengan Baby-nya.

"Mending naik taksi daripada bareng sama lo" Baby baru mengeluarkan ponselnya dari dalam tas tapi Elrama sudah menahannya.

"Bener kata Erwin kamu lebih baik pulang sama dia. Sudah malam, rawan, By" Elrama tentu tak tega jika Baby harus pulang sendiri dengan menggunakan taksi di malam hari seperti ini.

"Gak apa, mas. Aku naik taksi aja"

"Kalo gitu aku anterin kamu dulu" putus Elrama. Baby melihat pada Tana yang sudah tertidur di dalam mobil. Wanita hamil itu sepertinya kelelahan karena saat masuk mobil Tana langsung tertidur.

"Ya udah, mas. Aku bareng dia" akhirnya Baby terpaksa harus satu mobil lagi dengan Erwin. Mantan suaminya itu sedang menampilkan senyum sumringah membuat Baby memutar bola matanya jengah.

"Anterin sampe rumah, Win"

"Siap, bos" Erwin sampai hormat ala-ala prajurit yang tunduk kepada rajanya.

Sepanjang perjalanan Baby mengacuhkan Erwin yang berusaha mengajaknya mengobrol. Fokus Baby pada ponsel miliknya. Ia sedang mengirim pesan pada Petra berisi sumpah serapah untuk meluapkan kekesalannya. Kalau saja Petra tidak pamit pulang duluan tadi, pasti Baby tidak akan kembali terjebak bersama sang mantan suami.

****

Baby merasa ada yang aneh dengan dirinya. Nafasnya terasa sesak. Tubuhnya lemas. Perutnya juga terasa sakit. Bahkan saat ini rasanya ia ingin muntah padahal ia bukan tipe orang yang mudah mabuk perjalanan.

Kebetulan ketika mobil Erwin memasuki stasium pengisian bahan bakar Baby pamit untuk pergi ke toilet.

Di toilet ia memuntahkan isi perutnya. Sangat banyak hingga membuat tubuhnya semakin lemas. Baby memikirkan kembali apa ada yang salah dengan tubuhnya. Kenapa tiba-tiba bisa seperti ini?

Baby baru teringat tadi ia nekat makan udang. Ia alergi udang dan efek dari alerginya mulai terasa. Mulut Baby kini terasa gatal.

Tok tok tok!

"By, kamu ada di dalam?" Baby bisa mendengar suara Erwin memanggilnya di luar sana. Baby membuka pintu lalu berjalan menuju wastafel yang terletak di perbatasan antara toilet pria dan wanita. Ia berkumur untuk menghilangkan rasa tidak enak di mulutnya.

"Kamu kenapa, By?" Tanya Erwin khawatir. Ia sempat mendengar suara seperti orang muntah dari balik pintu toilet yang Baby gunakan. Tadi Erwin menyusul Baby karena sudah cukup lama dari Baby pamit pergi ke toilet. Erwin takut terjadi sesuatu pada Baby karena saat pamit ke toilet wajah Baby terlihat pucat dan kekhawatirannya terjawab melihat kondisi Baby saat ini.

Baby hanya menggelengkan kepala, lalu dengan tertatih ia berjalan menuju tempat mobil Erwin yang telah terisi bahan bakar terparkir. Cukup banyak isi perut yang Baby keluarkan hingga membuat tubuhnya benar-benar lemas.

"Alergi kamu kambuh?" Tanya Erwin saat Baby sudah duduk bersender di dalam mobilnya. Erwin sangat mengingat bagaimana reaksi tubuh Baby jika alerginya kambuh.

"Kita ke dokter, ya" Baby yang tadi sedang memejamkan matanya dengan lemas menggeleng.

"Jangan ke dokter, please. Tolong beliin gue obat aja" pinta Baby.

Trapped With My Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang