Delapan

8.2K 550 11
                                    

Happy Reading✨

*****

Diluar hujan lumayan deras, Erwin sedang mencuci piring bekas ia makan malam ketika terdengar gedoran pintu cukup kencang.

"Sebentar!" Ia berteriak, sedikit kesal juga mendengar gedoran pintu yang malah semakin keras. Sambil mengeringkan tangannya dengan lap, Erwin berjalan menuju pintu depan.

"Baby"

Erwin sedikit terkejut melihat Baby berdiri di depan rumahnya dengan tubuh basah dan rambut lepek. Tubuh Baby terlihat sempoyongan, tatapannya juga sayu. Aroma alkohol tercium dari wanita itu.

"Kamu minum, By?" Tanya Erwin. Setahu Erwin dulu Baby sangat anti dengan minuman keras.

Baby mendorong tubuh Erwin yang menghalangi jalannya, ia masuk ke dalam rumah itu masih dengan jalannya yang sempoyongan. Ia mencari keberadaan Kirey.

Seakan menyambut kedatangan Baby, Kirey menggonggong melihat keberadaan majikannya.

Dengan cepat Baby membawa Kirey dalam gendongannya, lalu terduduk di lantai karena ia sudah tidak kuat untuk berdiri.

Erwin menutup pintu udara malam ditambah hujan deras berhasil membuatnya mengigil lalu ia berjalan mendekati Baby. Memegang bahu wanita yang sedang mabuk tersebut.

"Lepas!" Baby menyentak tangan Erwin yang memegangi bahunya kembali mendekap erat Kirey. Kirey pun sepertinya tak keberatan, ia nyaman diperlakukan seperti itu karena sudah biasa.

"Baju kamu basah, ganti baju dulu nanti sakit"

Tak memperdulikan ucapan Erwin, Baby malah semakin erat mendekap Kirey.

"Evan" Baby bergumam sambil menciumi tubuh Kirey.

"Siapa Evan?" Tanya Erwin kembali menyentuh bahu Baby.

"Ih, lepas" Baby kembali menepis tangan Erwin yang memegang bahunya. Baby mengerjapkan matanya, mencoba memfokuskan pada sosok yang ada di depannya. Dengan kesadaran yang sangat tipis karena tubuhnya dipengaruhi alkohol, Baby samar-samar bisa melihat mantan suaminya ada di depan matanya.

"Lo gak perlu tau siapa Evan. Yang pasti gue sayaaang banget sama dia. Dia baik, enggak kaya lo brengsek. Dia juga sumber kebahagiaan gue, dia..." Erwin yang sudah tidak kuat mendengar Baby dengan terang-terangan memuji lelaki lain meski dalam keadaan mabuk, dengan cepat menyambar bibir wanita itu agar berhenti bicara. Erwin tidak tahan mendengar Baby memuji lelaki lain di hadapannya.

Baby yang dibawah pengaruh alkohol dan juga terbawa suasana yang Erwin ciptakan mulai membalas setiap lumatan yang Erwin berikan. Ia sedikit membuka mulutnya ketika mantan suaminya itu mengigit bibirnya, memberikan Erwin akses untuk menjelajah lebih jauh.

Erwin sudah dikuasai gairah. Akhirnya setelah sekian tahun ia bisa kembali mencicipi bibir lembut mantan istrinya, tanpa bosan ia mengulum dan melumat bibir yang selalu menjadi candunya. Apalagi ketika mendengar erangan tertahan dari Baby yang semakin memacu gairahnya untuk menjelajah lebih jauh.

Tanpa melepaskan ciumannya, Erwin melingkarkan kaki Baby pada tubuhnya, sedangkan tangan wanita itu sudah sedari tadi sedang asik meremas rambut miliknya, salah satu kebiasaan Baby yang masih tidak berubah ketika mereka berciuman.
Dengan mudah Erwin mengangkat tubuh Baby. Membawa pergi ke dalam kamarnya.

Erwin berhasil membaringkan Baby di atas kasur, ia juga menjatuhkan tubuhnya di atas Baby. Mengukung wanitanya yang semakin kuat mendesah ketika ia mulai mencumbu leher wanita itu. Tangan Erwin tak mau diam mulai mejelajah tubuh wanita yang sudah berbaring pasrah dibawahnya. Erwin seakan tak memperdulikan kemarahan Baby esok jika tahu ia mengambil kesempatan ketika wanita itu sedang mabuk. Ia sudah terlalu hanyut oleh gairah.

"Kamu jahat kak Erwin" ketika tangan Erwin berhasil menyingkap ke atas blouse yang Baby pakai, wanita itu berucap lirih. Baby terlihat memalingkah wajahnya ke samping, dengan masih terpejam, beberapa tetes air mata bisa Erwin liat keluar dari sudut mata wanita itu.

Seketika Erwin bangkit dari atas tubuh Baby. Memejamkan mata sambil mencoba mengatur nafasnya yang sedikit memburu. Hampir saja ia melakukan hal yang bisa membuat Baby semakin membencinya. Ia merutuki dirinya beberapa saat lalu yang berniat meniduri Baby. Ia ingin Baby kembali padanya tapi tidak dengan cara seperti ini yang ada nanti ia malah menyakiti Baby lebih dalam lagi.

"Kamu jahat kak Erwin" perlahan Erwin membuka matanya. Ia kembali teringat kalimat yang sama persis Baby ucapkan 12 tahun silam. Dulu dengan air mata berlinang Baby mengucapkan itu padanya ketika tanpa berdosa ia mengakui bahwa dirinya berselingkuh. Erwin menyentuh wajah Baby, menghapus dengan lembut jejak air mata yang masih tertinggal di pipi wanita itu.

Erwin berjalan menuju lemari, mengambil satu kaus bersih miliknya. Baby sudah jatuh tertidur. Perlahan ia membuka baju dan bra milik wanita itu. Erwin diam sejenak menatap tubuh bagian atas Baby yang tak terbalut apapaun. Ia ingin sedikit tidak tahu diri dengan merekam tubuh indah Baby dalam ingatannya. Ada beberapa tanda yang ia buat tertinggal di leher dan dada atas wanita itu. Setelah cukup puas hanya memandangnya, Erwin mulai memakaikan kaus miliknya yang kebesaran di tubuh mantan istrinya.

Untuk bagian bawah Erwin mengganti dengan cepat tanpa mau melihatnya, ia takut tak bisa menahan nafsunya dan kembali menyerang tubuh wanita itu.

Setelah semuanya selesai, Erwin menyelimuti tubuh Baby. Sebelum keluar dari kamar ia mengecup dalam kening wanita yang masih sangat ia cintai itu.

"Maaf, By" gumam Erwin, setelahnya ia pergi ke kamar sebelah.

****

Baby mengerjapkan mata pelan. Kepalanya masih terasa pusing. Ia terbangun di tempat asing. Tapi, sepertinya ia mengenali tempat ini. Ini kamar Erwin, mantan suaminya.

Baby kembali mengingat-ngingat kenapa bisa sampai ia berada disini. Ia ingat, ia menemukan alkohol di mobil Petra yang ia pinjam. Dirinya minum lumayan banyak. Bersyukur ia bisa menyetir sampai sini dengan selamat. Tapi kenapa tujuannya malah rumah mantan suaminya?

Dengan kepala yang masih berdenyut, Baby bangkit dari atas ranjang. Ia mendengus ketika melihat baju yang ia pakai tak sama seperti semalam. Pasti lelaki itu yang sudah lancang kembali mengganti bajunya. Baby juga tak merasakan apapun dibalik baju yang ia pakai. Sialan dua kali lelaki itu dengan lancang sudah menggantikan bajunya.

Baby mencoba berjalan keluar untuk mencari lelaki itu. Namun, langkahnya terhenti melihat pantulan dirinya di cermin. Ia mendekati cermin itu. Menatap pantulan tubuhnya yang terlihat sangat kumal. Tapi, bukan itu yang menarik perhatiannya, Baby bisa melihat tanda bercak keunguan tertinggal di kulit leher dan saat baju yang ia pakai disingkapkan bagian atas dadanya pun sama. Bercak itu terlihat jelas di kulit lehernya.

"ERWIIIIIN!"

Baby berteriak kencang. Sialan sekali mantan suaminya itu, mencari kesempatan saat ia tidak sadarkan diri.

Pintu terbuka dari luar, dengan refleks Baby mengambil apapun yang ada di depannya untuk ia lemparkan pada si tersangka yang membuat paginya sudah diliputi emosi.

Sebuah potol parfum mendarat dengan sempurna di kepala Erwin.

****

Trapped With My Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang