Tiga Belas

6.7K 434 12
                                    

Happy Reading✨

*****

12 tahun yang lalu

Baby masih menangis terisak-isak. Kehidupannya berputar 180 derajat hanya dalam waktu beberapa jam. Ia yang tadi pagi keluar rumah masih sebagai seorang mahasiswa yang bersemangat menuntut ilmu. Kini statusnya sudah berubah menjadi istri orang.

"Stt... Udah By. Jangan nangis terus. Memangnya kamu enggak suka nikah sama aku. Kamu sendiri yang pernah bilang mau nikah sama aku supaya kita sama-sama terus" Erwin mencoba menenangkan Baby yang terus saja menangis.

"Tapi enggak gini caranya, kak. Aku malu. Malu sama keluarga aku, malu sama keluarga kamu. Gimana juga tanggapan orang-orang kalo tahu aku nikah sama kamu karena kegerebek" tak ada dalam bayangan Baby ia akan menikah dengan cara seperti ini. Ini salahnya juga. Harusnya tadi ia bisa menolak ketika Erwin merayunya pergi ke sebuah tempat kos untuk menuntaskan keinginan pria itu yang ingin menciumnya. Seharusnya sejak awal Baby curiga lelaki itu tak hanya akan meminta sebuah ciuman.

"Ngapain malu sih, By. Banyak kok temen-temen aku yang kaya gini. Malah udah hamil baru mereka nikah. Untung aku masih belum apa-apain kamu loh" ucap Erwin.

"Kamu memang enggak punya malu, semua gara-gara kamu" dengan kesal Baby memukul tubuh Erwin.

"Kalo kamu malu kita bisa rahasiakan dulu pernikahan kita yang pentingkan sekarang kita bisa sama-sama terus. Enggak ada yang larang kalo kita mau ngapa-ngapain"

"Gak usah mesum. Aku masih marah sama kamu" Baby masuk ke dalam kamar Erwin yang saat ini juga menjadi kamar miliknya. Tadi ia sebenarnya ingin ikut pulang bersama orangtuanya. Tapi, melihat wajah dingin sang Papa, Baby jadi mengurungkan niatnya. Itu kali pertama Baby melihat ekspresi seperti itu dari sang Papa.

Akhirnya Baby pasrah saja ketika Erwin mengajaknya untuk tinggal di apartemen lelaki itu.

"By, kita lanjutin yang di kosan tadi, yu" Baby menatap Erwin tak habis pikir ketika lelaki yang saat ini sudah menjadi suaminya masih saja terpikirkan hal itu.

"Kamu gila, kak!"

Tak kehabisan akal Erwin ikut bergabung bersama Baby yang kini sedang duduk di atas kasur. Ia membawa Baby ke atas pangkuannya.

"Kak, lepas, ih!" Baby mencoba melepaskan belitan tangan Erwin di tubuhnya.

"Dosa loh, sayang, nolak permintaan suami" Baby mendengus tanpa sadar, masih tahu yang namanya dosa ternyata lelaki itu.

Erwin yang melihat Baby hanya diam mulai melancarkan aksinya, ia menciumi leher belakang Baby sambil satu tangannya merambat ke balik baju Baby. Meremas dada Baby dari balik bra yang Baby pakai.

"Papa benci sama aku, kak. Hiks..." Baby tiba-tiba teringat kembali wajah kecewa kedua orantuanya. Mendengar isakan Baby, Erwin menghentikan kegiatannya. Ia membalik tubuh Baby agar berhadapan dengannya. Membuat kaki sang istri mengangkang di atas pangkuannya.

"Nanti kita sama-sama ke rumah Papa, ya. Aku juga mau minta maaf harus nikahi kamu dengan cara seperti ini" ucap Erwin sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah istri barunya.

Mendengar itu Baby menyandarkan kepalanya di dada Erwin sambil tangannya melingkari tubuh sang suami.

"Jangan sedih, ya" dikecupnya puncak kepala Baby dengan tangan tak henti mengelus punggung sang istri.

"Kak, Kakak sayang 'kan sama aku?" Tanya Baby, ia mengelus dada Erwin menggunakan jari telunjuknya dengan pola abstrak.

"Bukan sayang lagi tapi cintaaaa banget sama kamu"

"Janji enggak akan tinggalin aku?" Baby mendongkak bertatapan langsung dengan mata Erwin.

"Takut banget ya kamu kehilangan aku, sini cium dulu" Baby tak menolak ketika Erwin memberinya sebuah ciuman.

Kegirangan ciumannya dibalas tak kalah agresif oleh Baby, Erwin semakin berani bertindak dengan meraba perut sang istri. Apalagi ketika mendengar lenguhan pelan yang istri akibat remasan pelan tangannya di dada istrinya itu.

Baby sedikit mengerang protes ketika ciuman mereka Erwin lepaskan, lelaki itu hanya terkekeh dengan suara berat menahan nafsunya yang sudah di ubun-ubun.

"Kamu percaya sama aku, kan? Aku akan pelan-pelan sayang. Kamu gak sayang sama aku yang harus terus nahan sedangkan aku punya istri yang sudah halal untuk aku sentuh" ucap Erwin sambil mengelus pelan wajah Baby yang memerah.

Baby hanya mengangguk perlahan. Ia percaya untuk menyerahkan semuanya pada Erwin. Karena Baby sudah sangat mencintai lelaki yang ia yakini juga sangat mencintainya.

****

Sejak kedatangan mereka ke rumah keluarga Baby yang tak disambut baik oleh Dewa, Baby terlihat murung. Bahkan seringkali menangis.

Karenanya tadi ketika pulang dari kampus Erwin pergi ke sebuah pet shop untuk membeli sepasang anjing kecil. Beberapa kali Baby pernah menyinggung tentang dirinya yang ingin memelihara hewa berbulu tersebut. Tapi, sayangnya tidak bisa. Lena, ibu Baby memiliki riwayat asma. Semoga dengan ini ia bisa sedikit memberi keceriaan pada istrinya.

Benar saja, wajah Baby berbinar bahagia ketika istrinya itu pulang dari kampus sore hari disambut oleh dua anjing kecil. Erwin juga ikut bahagia melihat Baby yang kini kegirangan bermain bersama dua anjing barunya.

"Suka?" Tanya Erwin yang diangguki Baby dengan semangat. Bahkan Baby tanpa malu-malu bangkit mencium sekilas bibir sang suami. Mendapat perlakuan seperti itu Erwin hanya terkekeh kecil.

"Gemes banget sih kalian"

"Yang ini cewek namanya Kirey, yang cowok namanya Coky. Bagus enggak kak?"

"Kebagusan itu sih, Ucok aja yang paling bener. Ya Cok, kamu Ucok" Erwin membawa anjing yang berjenis kelamin laki-laki ke atas pangkuannya.

"Hallo, Mama aku Ucok" ucap Erwin menirukan suara anak kecil sambil menggerakan satu kaki kecil si anjing melambai pada Baby.

"Ih, norak, kak!"

"Ucok anak Papa" Tak memperdulikan protesan Baby, Erwin terus menggumamkan nama Ucok hingga membuat Baby mencebikkan bibirnya kesal.

"By the way, ini enggak gratis, loh"

"Dih, sama istri sendiri perhitungan banget" ucap Baby sambil mengelus bulu lembut Kirey.

"Bayarannya masakin aku menu spesial"

"Siap mas suami" Jika bayarannya itu tentu akan Baby laksanakan dengan sepenuh hati. Karena Baby sangat suka memasak.

"Siapin diri kamu sebagai penutupnya, Oke?" Ucap Erwin sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda Baby. Wanita itu hanya mendengus yang mengundang tawa keras dari Erwin.

"Bisa banget ini orang modusnya" gerutuan Baby lagi-lagi ditingkahi tawa keras sang suami.

*****

Trapped With My Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang