Dua belas

7.3K 528 12
                                    

Mendengar ketukan sepatu yang beradu dengan lantai Erwin mendongkak sekilas, bisa dilihat Baby berjalan mendekatinya.

"Elrama sudah tunggu di dalam. Langsung masuk aja" ucap Erwin singkat. Erwin bahkan sama sekali tak menatap Baby. Baby hanya mengangkat bahunya acuh melihat sikap mantan suaminya itu. Ia tak peduli, malah mungkin ia bersyukur lelaki itu tak lagi berusaha mendekatinya.

Baby mengetuk pintu sekilas lalu masuk ketika mendengar sahutan Elrama dari dalam. Elrama mempersilakan Baby untuk duduk di sofa.

"Terimakasih, By. Semua bukti sudah terkumpul kita tinggal menunggu untuk sidang selanjutnya. Mas berhutang banyak sama kamu" ucap Elrama. Berkat Baby usaha yang telah Ayahnya bagun dari nol tidak akan hancur begitu saja di tangan orang yang salah. Baby telah mengumpulkan beberapa bukti kecurangan Marvel. Penyuapan dan penggelapan dana yang dilakukan oleh Marvel dan beberapa karyawan yang membantu melancarkan aksi Marvel.

"Aku senang bisa ikut membantu mas El" ucap Baby sambil tersenyum tulus.

"Setelah ini apa rencana kamu?" Tanya Elrama yang tahu setelah kasusnya selesai Baby akan kembali hidup nomaden. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Papa minta aku untuk tetap stay disini kebetulan Om aku juga minta aku gabung di firma hukumnya. Aku masih pikir-pikir" jelas Baby teringat percakapannya beberapa waktu lalu bersama sang Ayah dan adik lelaki Ayahnya.

"Tetap tinggal disini, By. Aku enggak tau gimana buruknya kenangan kamu di kota ini. Tapi, kalo yang kamu takutkan Erwin, tenang saja akhir tahun nanti dia akan pindah dari negara ini" jelas Elrama.

"Dia menyesali segala perbuatannya. Untuk menghukum dirinya, dia akan pergi jauh dari hidup kamu. Dia mau kamu hidup tenang tanpa ketakutan dari bayang-bayang masa lalu kalian" jelas Elrama. Baby terdiam cukup lama sampai Elrama memulai kembali obrolan dengan topik yang berbeda.

Mereka mengobrol banyak. Cukup lama Baby berada di dalam ruangan Elrama sebelum wanita itu pamit untuk pergi.

Saat keluar dari ruangan Elrama, Baby menatap sekilas pada Erwin yang sedang serius dengan layar komputer. Kehadirannya sama sekali tak membuat fokus lelaki itu teralihkan. Tanpa mengucapkan apapun Baby berjalan cepat, yang tidak Baby sadari Erwin memperhatikan dari belakang punggung kecil Baby sebelum tubuh itu menghilang di belokan menuju lift.

Sebelum pergi ada banyak hal yang harus ia bicarakan dengan mantan istrinya itu. Nanti Erwin akan minta waktu untuk Baby bertemu dengannya, untuk yang terakhir kali. Semoga saja wanita itu sudi.

"Kenapa El?" Tanya Erwin melihat Elrama terlihat terburu-buru keluar dari ruangannya.

"Baby salah bawa hp" ucap Elrama menunjukan ponsel berwarna hitam milik Baby. Tadi karena buru-buru Baby sepertinya tak menyadari ia salah mengambil ponsel. Ponsel Elrama dan Baby itu satu tipe, satu merk dan satu warna. Tadi, mereka sama-sama menyimpan ponsel masing-masing di atas meja.

"Sini biar gue yang kasih, dia pasti belum jauh, hari ini gue bawa motor akan lebih cepat kejar kalaupun dia udah jauh"

Erwin menerima uluran ponsel dari tangan Elrama

"Tadi dia sempat bilang mau mampir ke apartemen dulu" jelas Elrama.

"Oke" Erwin mengambil kunci motor dan ponsel miliknya yang ia letakan di dalam laci.

"Sial!"

Elrama yang baru memegang handle pintu ruangan kembali membalikan tubuh ketika mendengar umpatan dari Erwin.

"Orang-orang lo bilang mereka kehilangan jejak Baby"

Dengan cepat Erwin berlari keluar menghiraukan teriakan Elrama yang memanggil namanya. Ia harus cepat, bisa saja nyawa wanita itu sedang terancam.

Trapped With My Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang