Lima Belas

7.2K 485 47
                                    

Happy Reading✨

****

Baby berjalan cepat menuju toilet. Perutnya terasa mulas, ini pasti akibat dari ia yang menambahkan terlalu banyak cabai ke dalam bakso yang tadi Dion pesankan untuknya. Baby memang sangat suka makanan pedas.

"Maaf ya, nak. Lain kali Mama akan jaga makan, kamu juga di dalam pasti ikut kesakitan" gumam Baby sambil mengelus perutnya yang masih rata. Ia bahkan tadi sempat melupakan dirinya yang kini sedang berbadan dua. Harusnya ia bisa lebih berhati-hati dalam memilih makanan.

Baby masih berdiam diri di bilik toilet menuntaskan hajatnya ketika ia mendengar suara pintu terbuka. Ada orang yang juga memasuki toilet ini. Menghiraukannya, Baby membuka ponselnya, pesan yang tadi siang Baby kirim belum juga Erwin balas. Kemana sebenarnya suaminya itu?

Merasa perutnya sudah lebih baik, Baby menyudahi kegiatannya. Setelah membersihkan diri, Baby keluar dari bilik toilet menuju wastafel untuk mencuci tangan dan memperbaiki penampilannya. Tapi, alangkah terkejutnya ia ketika membuka pintu ada satu pemandangan yang membuat dadanya sesak seketika. Ia melihat dengan jelas suaminya berciuman secara mesra dengan wanita lain. Tangan mereka sudah saling meraba tubuh masing-masing. Saking bernafsunya bahkan mereka tak menyadari kehadirannya.

"Ka-kak Erwin?"

Lelaki itu terlihat kaget melihat keberadaan sang istri, tapi, dengan cepat Erwin bisa menguasai dirinya.

"Dia siapa, kak. Kenapa kakak cium dia?" Tanya Baby yang masih syok atas apa yang tadi ia lihat.

"Kenalkan ini Maria pacar aku?" Jawab Erwin tanpa beban. Bahkan dengan santainya Erwin berkaca merapihkan rambutnya yang berantakan akibat remasan si wanita yang tadi berciuman dengannya.

"Pa-pacar?" Baby sungguh sangat terkejut. Apa ia tidak salah dengar Erwin bisa dengan mudah mengakui perempuan lain sebagai pacarnya?

"Pacar gimana? Apa maksud kamu?" Tanya Baby yang masih belum mengerti dengan situasi yang terjadi.

"Aku bosan sama kamu. Maria lebih penurut. Aku mau kita udahan"

"Kak..." Lirih Baby memelas.

"Kamu bilang kamu cinta aku"

"Aku cinta kamu, tapi, aku juga cinta Maria. Kamu harusnya tau aku enggak bisa dengan satu wanita. Kalo kamu mau berbagi kita masih bisa bersama"

"Kenapa kamu tega, kak. Aku..." mata Baby sudah berkaca-kaca, suaranya tercekat tak sanggup untuk melanjutkan ucapannya. Ia meremas pelan perutnya.

"Tapi, kalo kamu enggak bisa berbagi dan milih berpisah silakan bicara sams orangtuamu" setelah mengucapkan itu Erwin berlalu begitu saja sambil menggandeng tangan wanita yang diakui sebagai pacarnya.

Tubuh Baby seketika merasa tak berdaya. Ia berpegangan pada tembok agar masih bisa berdiri, air matanya tanpa disadari turun begitu saja.

Baby memilih buru-buru keluar dari toilet, mengabaikan pandangan orang-orang padanya, Baby berjalan cepat menuju halte dengan air mata yang terus berderai. Ia ingin cepat-cepat pulang.

*****

Sampai di apartemen Baby langsung memasukan semua pakaiannya ke dalam koper masih dengan wajah penuh air mata. Bahkan suara tangisnya semakin terdengar jelas. Sakit sekali rasanya. Padahal ia sudah sepenuhnya mempercayai bahwa Erwin sudah berubah menjadi lelaki lebih baik setelah mereka menikah. Tapi, ternyata dirinya salah. Sifat brengsek masih melekat dalam diri Erwin.

Trapped With My Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang