Pandangan Erwin tidak pernah lepas dari seorang gadis yang sejak pertama kali memasuki kelas sudah menarik perhatiannya. Dadanya berdetak kencang saat tak sengaja mata mereka bertatapan meski hanya selama beberapa detik saja. Ia memegang dada sebelah kirinya yang tiba-tiba berdetak tidak karuan. Kenapa bisa seperti ini? Perasaan apa yang sedang ia rasakan? Tapi, satu hal yang ia tahu, sejak saat itu ia sudah menaruh hati pada wanita yang setelah beberapa kali pertemuan baru ia ketahui namanya adalah Baby. Baby, terdengar sangat manis ketika ia ucapkan.
Untuk kali ini Erwin tak menyesal kembali mengulang kelas karena ia bisa bertemu dengan wanita secantik Baby. Saat itu, setelah kelas selesai, Erwin berjalan ke arah Baby yang duduk di barisan paling depan.
"Hai" sapa Erwin tersenyum manis dan beruntungnya ia mendapat sambutan baik berupa senyuman manis juga dari Baby.
"Iya?"
"Gue Erwin" Erwin mengulurkan tangannya.
"Iya kak Erwin, gue tau nama lo" Ada kebanggaan tersendiri dalam diri Erwin ketika tahu Baby ternyata mengenalinya.
"Serius? Gue merasa tersanjung dikenali perempuan secantik lo"
"Biasa aja. Lagian siapa yang gak kenal sama lo"
"Emang gue seterkenal itu?" Baby hanya mengangkat bahu acuh.
"Lo pasti tau sendiri kenapa lo bisa famous" ucap Baby.
"Karena gue ganteng" balas Erwin penuh percaya diri.
"Mungkin. Kegantengan lo bawa petaka buat cewek-cewek diluar sana" tambah Baby.
"Kenapa bisa gitu?"
"Gue temennya Tamara Saraswati. Lo masih inget apa yang lo lakuin ke temen gue itu beberapa bulan lalu" mendengar itu Erwin mengangguk mengerti, Tamara adalah mantan kekasihnya.
"Tapi, kok gue gak tau lo temen Tamara? Dia gak pernah cerita apapun tentang lo?" Tanya Erwin.
"Ya ngapain juga, gak penting ini"
"Ada apa, ya kak? Kalo enggak ada lagi gue mau pergi" Tanya Baby, ia sepertinya sedikit tak nyaman berbicara dengan Erwin.
"Hm, gue mau pinjem catatan lo" ucap Erwin cepat. Tentu itu hanya alasannya saja.
"Tadi gue tidur. Sebentar lagi ujian gue gak mau ngulang lagi" jelas Erwin melihat wajah Baby yang mengkerut heran.
"Kenapa pinjem sama gue?" Tanya Baby heran.
"Karena gue liat-liat dari wajah lo itu wajah-wajah orang pinter, catatannya juga pasti lebih mudah dimengerti" Erwin tersenyum ketika Baby mengulurkan buku catatan padanya. Ketika menerima dengan sengaja Erwin menyentuh tangan Baby membuat gadis itu menjauhkan tangannya lalu mendelik sebal ke arah Erwin.
"Boleh sekalian minta nomor telpon lo, jadi nanti kalo ada yang enggak gue ngerti gue bisa tanya-tanya sama lo" Untuk kali ini gelengan kepala dilakukan oleh Baby.
"Sorry enggak bisa, kalo mau tanya-tanya mending sama yang lain karena gue juga enggak sepintar itu" tolak Baby langsung.
"Jangan lupa besok dibawa" ucap Baby sambil lalu. Meninggalkan Erwin yang masih senyum-senyum tidak jelas menatap kepergian Baby.
*****
Meskipun tidak diberi secara langung, tidak sulit untuk Erwin mendapatkan nomor ponsel Baby. Entah kenapa setelah obrolan mereka tadi siang Erwin rasanya semakin tertarik pada gadis satu itu.
Malam ini ia tidak pulang, ia menginap di tempat kos Dion bersama satu teman lainnya juga. Dengan satu tangan menghisap rokok, satunya lagi ia gunakan untuk memegang ponselnya, ia sedang menyambungkan telpon kepada Baby. Tak butuh waktu lama sambungan sudah tersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped With My Ex [END]
ChickLitHARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! Terpaksa menikah muda karena tergerebek saat berbuat mesum adalah pengalaman sangat memalukan bagi Baby Felisha. Pernikahan dadakan itu tak berlangsung lama. Baby menyandang status janda tepat sebulan setelah hari k...