Part. 26. Kecelakaan?

89 65 10
                                    

🍃Happy Reading🍃


-Cinta itu seperti hujan, memberi kebahagiaan namun pada akhirnya membuat kita sakit.

Cinta itu kadang menyakitkan, dan kadang pula membahagiakan. Tanpa cinta hidup memang akan terasa hampa, tapi mengapa cinta membuat kita terluka? -

----

Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore, langit yang semulanya cerah kini sudah terlihat gelap sebagian. Angin malam pun sudah mulai terasa dingin. Siapapun yang berjalan keluar tanpa mengenakan sweater pasti akan merasakan angin sore yang terasa mengigit kulit.

***

Gilang dan Alex kini sedang duduk lesehan di atas karpet bulu nya yang ada di ruang tamu. Terlihat buku-buku yang berceceran di atas meja, rupanya Gilang dan Alex sedang mengerjakan tugas bahasa china yang di berikan oleh pak heru Handoko.

Sedangkan Anita dan Hito masih ada di dalam kamarnya. Di karenakan Hito yang baru saja pulang dari kantor, sebagai istri yang baik Anita harus mempersiapkan semua kebutuhan suaminya. Mulai dari menyiapkan baju hingga menyiapkan air hangat untuk suaminya. Karna merasa udara luar yang sangat dingin jadi anita sengaja menyuruh Hito berendam di Bethup menggunakan air hangat.

Alex membolak-balikan halaman bukunya berulang kali, dengan dahi yang sedikit mengerut menandakan bahwa Alex tengah kebingungan saat mengerjakan soal.

Alex menepuk-nepuk bahu Gilang, “Bang ini artinya apaan dah, gua kagak ngerti," tanya Alex sambil menunjukkan soal yang memperlihatkan karakter hanzi atau tulisan China.

Gilang menarik buku Alex kehadapan nya, dan melihat soal yang Alex tunjuk tadi, “Sudah makan belum?" Ucap Gilang dengan nada datar.

Alex yang reflex menggeleng polos, “Belum," Jawab Alex dengan watadosnya.

“Hah?" Gilang mengernyit, “Maksud lo?" Sambung nya heran.

“Lah lo kan tadi nanya gua udah makan apa belum, ya gua jawab belum lah." celetuk Alex

Gilang menghela nafasnya, lalu ia memukul kepala Alex menggunakan balpoint nya.

Takk!!

“Awsss, kok di jitak sih asw," Protes Alex sambil mengelus bagian kepalanya yang terkena jitakan Gilang.

“Gua bukan nanya lo udah makan atau belum bodoh," Gilang menatap jengah ke arah Alex, “Tapi gua nyebutin Arti dari soal itu, paham!"lanjutnya dengan raut wajah kesal.

“Owhhh, hehhe gitu ya." Alex malah cengengesan sambil menarik kembali bukunya dan menuliskan arti yang di sebutkan oleh abangnya itu.

Gilang hanya memutar matanya malas, bisa biasanya ia punya adik yang otak nya cuma setengah. Tanpa buang buang waktu lagi Gilang pun langsung melanjutkan mengerjakan tugasnya yang masih belum selesai itu.

Hito dan Anita yang baru saja turun dari tangga kamarnya, mereka langsung menuju Ruang makan. Hito langsung duduk di kursinya, sedangkan Anita harus menata makanan yang sudah ia masak tadi sore. Setelah selesai menata makanan di meja makan. Hito pun langsung menyuruh Anita untuk memanggil ke 3 anak nya agar cepat berkumpul di meja makan.

“Bund, panggil anak anak suruh makan sekarang." Ucap Hito yang tengah duduk di kursinya.

Anita hanya mengangguk, dan kemudian berteriak memanggil Alex dan Gilang yang berada di ruang tamu itu.

“Alex, Gilang ayo makan malam. Sekalian ajak Chaca juga!" teriak Anita dari ruang makan.

Gilang dan Alex yang masih fokus mengerjakan tugasnya hanya menjawab seadanya saja.

Chalista (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang