Part 28. Kematian Kayra

81 42 24
                                    

Yuhuuuu, aku up lagi nich😍

Jangan lupa vote dan Coment nya ayang ayang ku😘😘

___🏻Happy Reading 🏻___

Pukul 21.44

Chaca dan kedua abangnya baru saja sampai di pekarangan rumahnya. Mereka bertiga pun turun dari mobil.
Chaca yang turun lebih dulu mengedarkan pandangan nya sebentar. Melihat kondisi rumah yang terlihat sedikit gelap, karena lampu dalam keadaan redup, ia berfikir mungkin kedua orang tuanya dan Nando pun sudah tidur. Melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

“Bang, kayaknya Bunda, sama Ayah udah tidur deh." ucapnya sambil melirik ke arah Gilang dan juga Alex secara bergantian.

“Maybe, lagipula ini udh malem Cha." sahut Alex santai.

“Udah lah ayok masuk, angin malam gak baik buat kesehatan." timpal Gilang yang lebih dulu berjalan meninggalkan Chaca dan juga Alex masuk kedalam rumah. Melihat Gilang yang sudah memasuki rumah Alex dan Chaca pun ikut masuk kedalam rumah dan tak lupa langsung mengunci pintu.

Saat ingin menaiki anak tangga tiba-tiba bariton dengan suara berat terdengar jelas di belakang sana.

“Dari mana aja kalian!" seru Hito datar.

Langkah ketiga kakak beradik itu terhenti, lalu menoleh ke arah seseorang yang tengah duduk di sofa yang letaknya di ruang keluarga.

Pencahayaan yang terbilang cukup minim membuat mereka tak mampu melihat ke arah Hito dengan jelas.

Chaca mundur selangkah dari posisinya, rasa takut mulai terasa. Saat Hito menatap dirinya dan kedua Abangnya dengan tatapan datar.

“Bang, gimana nih. Pasti ayah marah sama kita." bisik Chaca pada Alex yang masih menatap ke arah Hito.

Alex melirik sekilas lalu mengusap pelan punggung tangan Chaca. “Gak usah khawatir, Ayah gak akan marah kok sama kita." jawab Alex meyakinkan adiknya.

Hito yang melihat ketiga anaknya masih mematung pun seraya menghela nafas panjang. Ia kemudian beranjak dari sofa lalu berjalan dengan langkah pelan.

Chaca beringsut bersembunyi di balik punggung Alex  sambil mencengkeram kuat lengan baju Abangnya itu saat melihat Hito berjalan kearah nya.

Kini Gilang berpindah posisi menjadi didepan Alex, ia menarik nafas perlahan lalu menghembuskannya secara perlahan,

“Pah, aku bisa jelasin," seru Gilang tiba- tiba, membuat Chaca yang masih bersembunyi di belakang punggung Alex sedikit was-was.

“Semoga aja gak marah, yaAllah." gumam Chaca sangat pelan, lalu mengeratkan pejaman matanya seakan enggan untuk melihat kemarahan ayahnya malam ini.

Hito berdiri tepat di hadapan Gilang, tangannya mengepal kuat, rahang tegasnya terlihat mengeras seolah memperlihatkan kemarahan nya.

Alex yang melihat ayahnya mengangkat tangan yang mengepal membuatnya reflek  sedikit berlari dan mencekal tangan Hito dengan wajah me-melas.

“Ayah! ayah, jangan pukul bang Gilang ya. Alex bisa jelasin kok, kenapa kita bisa pulang jam segini." Ucap Alex secepat kilat.

Hito melirik Alex dengan tatapan yang masih cukup datar.

“Kenapa kalian gak jawab pertanyaan papah!" “Darimana saja kalian jam segini baru pulang?” ulang Hito penuh penekanan.

Gilang, Alex dan juga Chaca reflek menelan ludah dengan tubuh yang memegang.

Ketiga nya saat ini terlihat begitu gugup, Alex yang semualanya mencekal pergelangan tangan Hito, kini dengan perlahan cekalan itu terlepas. Alex mundur selangkah mensejajarkan dengan Gilang dan juga Chaca.

Chalista (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang