Malam harinya, suara jangkrik terdengar merdu disemak-semak. Niko berdiri didepan pintu rumah Kouko, ia menghela nafas panjang dan membuka pintunya. Aura dingin langsung keluar dari pintunya, membuat Niko terdiam sejenak.
Suasananya sangat sejuk tidak heran siapa penghuninya, aroma lavender tercium didalam rumah itu. Kouko keluar dari dapur, ia membawa pisau besar ditangannya. Membuat Niko menelan ludah karena takut.
"Masuk lah.."
"Ah.. iya.. iya, bisa jauhkan benda itu dari ku.."
Kouko mengangguk, mempersilahkan Niko untuk duduk diruang tamu. Niko duduk dan terus memperhatikan seisi rumah Kouko yang sangat rapi, ia sedikit gemetaran dan berharap tidak ada hal aneh yang akan terjadi.
Aroma sedap dari dapur membuat perut Niko lapar, padahal sebelumnya ia sudah makan bersama Ocha dirumah. Ia memegangi perutnya dan sedikit menepuk-nepuknya. Tak lama Kouko kembali dan menyuruh Niko untuk segera makan.
"Niko ayo makan.."
"Tidak-tidak aku baru makan.."
Kouko sedikit merengut, seharusnya ia bertanya terlebih dahulu saat disekolah. "Begitu ya.."
"Perasaan ku jadi tidak enak, walau memang aku tidak terlalu kenyang mungkin perutku bisa menampung beberapa makanan lagi" batin Niko.
Niko berdiri dari sofa, sedikit meregangkan tubuhnya. "Wahh sepertinya aromanya membuat perutku lapar.."
"Ehm.." Kouko tersenyum lebar, memperlihatkan gigi kecilnya.
Mereka berdua berjalan ke arah dapur, Niko heran melihat kondisi dapur Kouko yang sangat lengkap dengan peralatan masak. Mungkin jika Ocha diajak kesini ia akan sangat senang, dan menganggap ini sebagai taman bermainnya.
Makanan tersaji rapi di atas meja, makanan itu masih mengeluarkan asap. Jelas saja jika makanan itu baru Kouko buat. Niko duduk dimeja makan, Kouko dengan sigap memberikannya piring.
Setelah makan malam selesai, Niko kembali ke ruang tamu dan bersiap menyelsaikan berkas yang Bu Rita berikan pada mereka. Kouko datang dan langsung duduk disebelah Niko, untuk pertama kalinya Niko melihatnya memakai baju rumahan.
Kouko melirik Niko yang terus memandangnya. "Niko.. aku memiliki firasat buruk.."
"Maaf.. aku tidak bermaksud.."
"Sial.. mau diletakan dimana mukaku.." batin Niko.
"Tidak apa-apa.." Kouko tersenyum kecil, ia langsung mengeluarkan beberapa berkas yang ia bawa dari sekolah.
Niko terdiam sejenak, melihat banyaknya berkas. "Se-serius? Sebanyak ini?"
"Ehm.. Bu Rita bilang semuanya harus selesai besok.."
"Ahh.. wanita itu sangat merepotkan.."
Niko menghela nafas panjang dan langsung mengerjakan berkas tersebut, Kouko dengan fokus mengerjakannya tanpa bersuara sedikit pun. Berkas demi berkas perlahan bertumpuk ditengah meja, perlahan berkas-berkas mulai terisi walau masih sangat banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirai (Complete)
Science Fiction-ORIGINAL STORY- Sinopsis : Niko Dheiman, siswa SMA berusia 16 tahun pada 2019 ini secara tidak sengaja menemukan buku yang membawanya pada kejadian supranatural disekitarnya. Buku itu meramalkan sebuah peristiwa yang akan datang, dan menuntun dir...