Chapter 38 : Future

22 2 0
                                    


Setelah munuliskan permintaan di buku ramalan, mereka berlima saling bergandengan tangan dan bersiap untuk kembali ke masa lalu. Namun tidak terjadi apa-apa, hal itu membuat Niko kaget dan mulai berfikir jika permintaan mereka tidak akan terkabul.

Niko berlutut di atap sekolah, hal itu membuat mereka berempat heran. Jovian merangkulnya dan langsung memeluknya dengan erat. Ryan menggelengkan kepalanya sambil melihat tulisan yang mereka buat, semua tulisannya tampak sama dan tidak ada kekurangan dan kelebihan dari tulisan mereka.

"Ini sudah berakhir.."

"Niko.. tidak, bisa saja permintaan kita belum terkabul.."

Olivia mengangguk sambil merangkul Niko. "Jovian benar, mungkin besok kita sudah kembali ke masa lalu.."

"Aku rasa hal itu memang harus terjadi.." Niko memeluk kedua sahabatnya itu.

Mira hanya bisa tersenyum dan menyaksikannya, ia berahap jika besok mereka akan kembali ke masa lalu dan Niko bisa bersama dengan Kouko lagi. Itulah hal yang Niko kejar selama ini, Ryan menepuk pundak Mira sambil sedikit tersenyum. Jika kembali ke masa lalu nanti, mereka harus kembali berkumpul di ruang klub.

***

Namun pada keesokan harinya mereka tetap tak kembali ke masa lalu, dan pada halaman 61 sudah tertulis sebuah ramalah yang makin memperburuk keadaan. Niko hanya terdiam dengan tatapan kosongnya, tangannya terlihat mencengkram buku ramalan tersebut.

Setelah semua yang terjadi, mereka benar-benar tidak mendapatkan apapun selain rasa lelah dan frustasi. Ryan menghampiri Niko dan memeluknya, tubuhnya terasa sangat dingin seperti tidak memiliki jiwa di sana.

"Niko.. maaf"

"Ryan ini bukan kesalahanmu.. aku akan bertanggung jawab dengan sisa ramalannya" Niko sedikit mendorong Ryan yang memeluknya.

"Cukup Niko.. kau tidak perlu menanggung semuanya, kami akan tetap akan mencegah ramalan tersebut sampai selesai.."

Jovian berjalan ke arah Niko. "Niko.. jangan egois, apapun yang terjadi aku akan tetap di sisimu.."

Niko berdiri dan pergi dari ruang klub, hal itu membuat mereka berempat heran dan bingung. Mira yang hendak mengejar Niko segera di hentikan oleh Olivia. Niko berjalan menuruni tangga menuju lantai dasar gedung sekolah, ia langsung menuju pintu keluar dan terus berjalan sampai gerbang.

Satpam yang melihatnya keluar dari gerbang sekolah merasa heran, namun satpam tersebut hanya membiarkannya pergi begitu saja. Ia berjalan dalam kekosongan, suasana yang sedang terjadi tidak ada artinya lagi. Ia benar-benar seperti kapal tanpa awak.

***

"Honey.. maaf, sepertinya aku mengingkari janjiku.." Niko duduk di depan makam Kouko sambil menahan air matanya. ".. Dengan begini kita tidak akan bertemu lagi kan?"

".. Apapun yang terjadi, ini semua tampak sia-sia.. pada akhirnya kau tetap tidak akan kembali.. aku rasa aku mulai gila saat memikirkan masa depan tanpamu.." Niko memeluk nisan Kouko. "Honey.. semuanya tidak akan baik-baik saja mulai sekarang"

Niko menangis sambil memeluk nisan Kouko, ia benar-benar membanjiri nisannya dengan air mata. Pelukannya makin erat, ia mulai berkata-kata secara asal-asalan. Matanya pun terlihat memerah karena terus mengeluarkan air mata.

Setelah apa yang terjadi, mereka benar-benar tidaka kan pernah bertemu lagi. Ia harus menerima keadaan jika Kouko benar-benar sudah pergi dan tidak ada cara lain untuk membuatnya kembali. Niko menjatuhkan tubuhnya ke atas makam Kouko, sekarang ia membanjirinya dengan air mata.

Mirai (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang