Chapter 28 : Misteri terpecahkan

38 16 39
                                    


Bel berbunyi jam istirahat pun berakhir, mereka bertiga bergegas masuk kedalam gedung sekolah untuk mengikuti pelajaran. Saat akan menaiki tangga, Bu Rita memanggil Niko. Niko pun menyuruh Jovian dan Olivia untuk meninggalkannya.

Setelah Jovian dan Olivia pergi, terjadilah pembicaraan yang sangat serius di sana. Bu Rita mengajak Niko untuk duduk di salah satu kursi, ia ingin meminta sesuatu karena Niko adalah satu-satunya murid yang bisa ia percayai saat ini.

"Jadi ibu ingin apa? Aku tidak bisa lama-lama, jika tidak aku bisa dihukum guru matematika"

"Huu.. dengarkan dulu, bahkan aku belum berbicara.."

Niko mengangguk, ia pun duduk di sebelah Bu Rita. "Baiklah, jadi apa yang ingin ibu katakan?"

"Begini Dheiman, perpustakaan sedang keku-"

"Tidak terima kasih.." Niko berdiri dan hendak meninggalkan Bu Rita.

"Tunggu Niko, aku belum menyelsaikannya. Lagi pula kau ini tidak ada sopan santunnya!"

Niko sedikit menunduk, ia tidak ingin terlibat dengan perpustakaan lagi. "Aku tidak bisa kembali ke sana.."

"Aku tau Niko, aku tidak memintamu kembali ke sana. Aku tau kau punya kenangan indah dengan si pirang, aku hargai itu. Tapi aku ingin kau menggantikan salah satu penjaga yang sedang sakit di sana.. hanya 1 hari"

Dengan berat hati ia menyetujuinya, Bu Rita tersenyum lebar. Niko memang orang yang bisa diadalkan, tidak heran jika ia adalah satu-satunya murid kepercayaannya. Niko menaiki tangga dan bergegas masuk ke dalam kelasnya.

Bu Rita menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, ia tak menyangka jika kepergian Kouko sangat berdampak pada Niko. Ia sangat merindukan mereka berdua, yang biasanya terlihat bahagia di meja tugasnya. Kenangan tersebut tidak akan pernah di lupakan oleh Bu Rita.

***

Beberapa saat kemudian, Niko dan Bu Rita sampai di perpustakaan. Saat masuk ke sana Niko mengingat semua kenangan indahnya, ia terus memandangi meja yang pernah Kouko tempati. Semuanya masih sama seperti dulu, hanya saja meja tersebut sudah ditempati oleh orang lain.

"Miura, kenalkan ini Niko.."

"Niko? Rekan baruku?"

Niko bingung dengan perkataan Miura, ia berfikir jika telah di jebak lagi oleh Bu Rita. "Hoi.. hoi.. bukannya aku ke sini hanya untuk menggantikan rekannya selama sehari?"

"MAKANYA DENGARKAN DULU!!!" bentak Bu Rita.

"Baiklah.."

Bu Rita memegang pundak Miura. "Dia akan menggantikan Edo yang tidak masuk sekolah, ngomong-ngomong dia adalah seniormu"

"Ba-baik, mohon bimbingannya senior" Miura menunduk didepan Niko, hal itu membuatnya mengingat saat Kouko pertama kali datang ke sini.

"Huu.. kalau begini, semuanya tidak akan pernah lupa dari ingatanku.." batin Niko.

Setelah Bu Rita pergi, Niko berjalan ke meja di mana Kouko pernah duduk di situ. Meja yang telah memberikan banyak kenangan untuknya, Niko memejamkan matanya ia mengingat semua detail yang pernah terjadi di sekitarnya.

Miura menepuk pundaknya, membuat Niko menoleh ke arahnya. Miura sebenarnya adalah orang yang terpaksa menjaga perpustakaan karena melakukan suatu kesalahan, ia tidak banyak mengetahui tugas-tugas di perpustakaan.

"Ak-aku Miura Aberdeen.."

"Aku sudah tau.."

Wajah Miura memerah, ia tak menyangka jika Niko adalah orang yang cuek. "Ah.. iya juga, maaf aku lupa.."

Mirai (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang