Saat jam istirahat, mereka berlima kembali berkumpul di ruang klub. Karena waktu istirahat yang singkat, membuat Jovian membawa bekalnya ke sana dan memakannya. Suara Jovian yang sedang mengunyah roti lapis terdengar sampai ke luar ruangan, bahkan di koridor lantai 5.
Mereka berempat melihatnya dengan tatapan datar, hal itu membuat Jovian heran dan tetap melanjutkan makan siangnya sampai selesai. Niko menoleh ke arah Mira, ia bermaksud untuk membahas perkataannya kemarin. Niko sedikit mengetuk meja yang membuat Ryan, Olivia dan Jovian menoleh ke arahnya.
"Tolong perhatiannya, aku mendapat suatu petunjuk. Sebenarnya ini bukan murni dariku, melainkan dari Mira.."
Ryan terlihat bingung dan langsung menoleh ke arah Mira. "Mira?"
"Iya.. Mira, menurutnya ramalan ini mengarah kepada kita.. "
Hal itu membuat Jovian dan Ryan heran. Jovian yang sedang mengigit rotinya bertanya kepada Niko. "Niko.. apa yang di maksud dengan kita?"
"Sinkatnya begini.. karena senggangnya waktu antara ramalan tersebut, mungkin ada beberapa kejadian di sekolah yang tidak tertulis di buku ramalan.. dan kemungkinan salah satu kejadian tersebut membuat kita sedih dan menderita.."
"Jadi?" Ryan melipat kedua tangannya di atas meja.
"Jadi.. kita harus melakukan patroli.."
Perkataan sederhana Niko membuat Jovian dan Ryan paham, perkataanya cukup masuk akal karena memang banyak kejadian yang terjadi di luar ramalan buku tersebut. seketika Ryan tersenyum lebar dan bersiap untuk kembali berpatroli.
Mira terlihat tersenyum kecil dan terus melirik Niko, ia merasa jika Niko memang bukan sembarang murid. Dengan pengalamannya yang sudah banyak memecah teka-teki di buku tersebut, ia merasa tidak khawatir jika ada ramalan lain yang akan terjadi lagi.
Beberapa saat kemudian bel berbunyi dan mereka berlima bergegas kembali ke kelasnya masing-masing. Jovian menutup bekalnya dan bergegas keluar, ia tak sengaja menabrak Olivia di depan pintu. Hal itu membuat Olivia memukul perut Jovian.
***
"Ah.. tinggal 2 pelajaran lagi.." Niko duduk di meja kelasnya sembari melihat ke luar jendela.
Tak lama guru masuk ke kelasnya, guru tersebut langsung duduk di mejanya dan memulai pelajaran. "Baiklah, karena guru Bahasa kalian tidak datang. Jadi aku yang akan menggantikannya.."
Niko menoleh ke depan, sontak matanya terbuka lebar. "B-Bu Rita?"
Niko memegang kepalanya, kenapa harus wanita tersebut yang menggantikan guru bahasanya pada hari ini. Bu Rita pun melihat Niko yang duduk di belakang, ia sedikit tersenyum dan berencana untuk mempersulitnya.
Beberapa saat kemudian, Bu Rita memeriksa hasil essay yang mereka buat. Ia terlihat sedikit tersenyum saat melihat salah satu esaay dan jelas saja, essay tersebut milik Niko. Ia menghela nafas dan segera memanggil Niko ke depan.
"Dheiman.. apa kau bisa maju ke depan?"
Niko menggelengkan kepalanya. "Huu.. sudah aku duga.." Niko pun berjalan ke depan meja guru. "Ada apa? Aku sudah membuat essay yang benar.. dan tidak memakai kata-kata protes lagi.."
"Aku bahkan belum bilang apapun.."
"Jadi apa ada masalah?"
Bu Rita tersenyum kecil. "Tidak, tapi essay-mu sangat bagus. Aku beri Nilai A.."
"A+"
Bu Rita menyipitkan matanya. "A-"
"Baiklah, A"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirai (Complete)
Science-Fiction-ORIGINAL STORY- Sinopsis : Niko Dheiman, siswa SMA berusia 16 tahun pada 2019 ini secara tidak sengaja menemukan buku yang membawanya pada kejadian supranatural disekitarnya. Buku itu meramalkan sebuah peristiwa yang akan datang, dan menuntun dir...