Chapter 33 : Dilema

22 3 1
                                    


Di gedung olahraga. Ryan terlihat tidak mendapatkan apapun di sana, hanya ada klub voli yang sedang latihan dan beberapa murid sedang sedang istirahat. Ryan pun menghela nafas dan segera keluar dari gedung olah raga, ia sedikit menutupi wajahnya karena terkena sinar matahari yang langsung mengenai wajahnya.

Saat berjalan menuju gedung sekolah, ia melihat Niko dan Mira yang baru keluar dari perpustakaan. ia pun bergegas menghampiri mereka berdua dan menayakan apa yang mereka dapatkan di sana. Niko dan Mira menoleh ke samping karena mendengar orang yang menyaut-nyaut nama mereka berdua.

"Ryan?"

Ryan terengah-engah. "Huh.. huh.. apa kalian dapat sesuatu di perpustakaan?"

"Tidak ada yang mencurigakan.. bagaimana dengan gedung olahraga?"

"Heum.." Ryan menggelengkan kepalanya.

Mira menepuk pundak Niko, dengan sigap Niko langsung menoleh ke arahnya. Mira menunjuk ke arah jendela gedung sekolah, di sana terlihat Jovian dan Olivia yang sedang melambai-lambaikan tangan ke arah mereka. Dengan sigap mereka bertiga bergegas menuju gedung sekolah.

***

Mereka bertiga sampai di lantai 4, tempat di mana Olivia dan Jovian melambaikan tangan kepada mereka bertiga. Jovian tersenyum karena ia mendapatkan suatu petunjuk di sana, mata Niko terbuka lebar dan segera mendekat ke arah Jovian.

Tangan Niko memegang kedua bahu Jovian, ia menatapnya secara serius berharap jika petunjuk tersebut dapat membantu mereka. Jovian menyingkirkan tangan Niko dari bahunya, ia pun tersenyum kecil dan menjelaskan apa yang ia temui.

"Sebenarnya, aku dan Oliv tidak sengaja mendengar pembicaraan guru saat melewati kantor.."

Olivia berdehem. "Ehm.. ehm.. sebenarnya dia sengaja menguping.."

"Dasar kau ini.." Niko mengkerutkan keningnya ke arah Jovian.

"Huu.. jadi dalam pembicaraan itu, aku mendengar tentang rapat yang akan di adakan nanti. Dan aku juga mendengar anggota OSIS yang kekurangan anggota, mungkin kita bisa menjadi sukarelawan agar mendapat lebih banyak petunjuk.."

Ryan mengangguk kecil. "Ide bagus, tapi jika hal itu bukan petunjuk bagaimana?"

"Aku tau.." sahut Mira.

Mereka berempat sontak mengarahkan wajahnya ke arah Mira, hal itu membuat Mira gugup karena mereka terus memandanginya. Tatapan serius mereka membuatnya tidak bisa berkata-kata, dengan sigap Niko kembali bertanya kepadanya.

"Jadi.. apa yang kau tau.."

"I-itu.. hum.. bagaimana ya.."

Olivia menggosokkan tangan ke wajahnya. "Ahhh Mira.. bicara aja tidak usah malu.."

"Ba-baik.. jadi maksudku adalah beberapa orang dari kita mungkin bisa jadi sukarelawan untuk OSIS, dengan begitu yang lain bisa tetap mencari petunjuk di tempat lain. Ah maaf.. itu hanya pendapatku saja.."

Niko, Ryan, Jovian dan Olivia memandangi satu sama lain, hal itu membuat Mira merasa sedikit malu dan ia berfikir jika usulannya akan mereka tolak. Namun Jovian menunjuk Olivia untuk menjadi sukarelawan, sedangkan Olivia menujuk Niko dan Ryan sebagai sukarelawan. Perdebatan mereka membuat Mira tersenyum kecil, ia tak menyangka jika usulannya di terima.

Perdebatan mereka makin sengit, Ryan menunjuk agar Jovian dan Olivia yang menjadi sukarelawan. Jelas aja Olivia tidak tahan dengan Jovian, ia lebih memilh jika Ryan dengan Jovian. Hal itu membuat Mira pusing, ia pun menengahi mereka.

"Cukup!"

Mereka berempat menoleh ke arah Mira. "Ha?"

"Eh? Anu.. maksudku, bisa kita berdebat di ruang klub saja? Aku rasa tidak enak jika berdebat di koridor sekolah"

Mirai (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang