Chapter 23 : Darimu 10 tahun lalu

40 17 49
                                    


Siang itu angin berhembus ke dalam kelas, murid-murid terlihat banyak yang mengguap. Sesekali berusaha menahan kepalanya agar tidak terjatuh, padahal guru dengan serius menjelaskan rumus matematika di depan kelas. Sedangkan di meja belakang, terlihat Niko sudah tertidur di mejanya.

"Niko.. Niko.."

Niko menguap lebar, beberapa kali mengedipkan matanya dengan cepat. "Kouko?"

"Darling.. kenapa kau tertidur saat pelajaran?"

"Kou-Kouko? Kouko? In-ini.. ini benar kau?" mata Niko berkaca-kaca dan mulutnya terbuka lebar.

"Eh.. Darling kenapa kau menangis? Sudahlah.. tidak ada yang perlu kau tangisi.."

Niko memegang kedua pipi Kouko. "Ho-Honey.. ini nyata bukan? Aku sedang tidak bermimpi kan?"

"Ehm.. Darling, tenanglah. Aku akan selalu berada di sini"

Kouko pun memeluk Niko yang sedang berisak tangis di mejanya, Niko pun masih tak mempercayai hal itu. Ia bisa menyentuh Kouko dan merasakan pelukannya, namun ia tak yakin jika hal ini adalah kenyataan.

"Honey.. maaf, aku mengingkari jan-"

Kouko meletakkan telunjukknya di bibir Niko. "Sstt.. aku rasa kau sudah menepati janjimu.."

Mata Niko terbuka lebar. "Yang benar saja, kau memang sudah meninggal.. dan sekarang kau menghantui pikiranku.."

"Aku bukan hantu.. aku adalah Kouko.."

"Itu sama saja bukan?"

Kouko menggelengkan kepalanya, ia meletakkan telunjuknya ke dada Niko. "Aku tidak akan pernah pergi, karena aku berada di sini bersamamu.. berjanjilah jika kau tidak akan cepat-cepat menyusulku.."

Bel kelas membangunkan Niko, air matanya masih mengalir. Ia buru-buru mengusapnya agar tidak ketahuan oleh teman-temanya, ia masih terseduh-seduh setelah bertemu dengan Kouko di mimpinya. Niko menoleh ke arah jendela kelasnya, ia memejamkan mata dan merasakan kesepiannya saat ini.

***

Setelah pulang sekolah, Niko berjalan menuju pemakaman. Ia mendatangi makam Kouko setiap hari dan menceritakan kesehariannya, walau Kouko tidak membalas setidaknya hal itu bisa mengobati rasa rindunya.

Niko berdiri di depan makam Kouko, mawar merah pemberian Olivia masih terlihat di sana. Daun-daun tersapu oleh angin membuat makam Kouko bersih secara alami, Niko menelan ludahnya berjalan mendekat ke arah nisannya.

"Hey.. Honey bagaimana kabarmu?"

"... Aku ingin bercerita, mungkin ini cukup rumit. Aku tidak sengaja membuat Oliv menangis, huuu.. aku jahat sekali padanya"

Niko jongkok dan mengelus nisan Kouko. "Honey.. apa yang harus aku lakukan sekarang? Belakangan ini kau sering masuk ke dalam mimpiku. Aku rasa, aku lebih baik hidup di dunia mimpi bersamamu..."

"...Tapi tenanglah, aku akan menepati janjiku. Aku akan menjaga 1 nyawaku ini, akan aku gunakan untuk hal yang baik"

Seseorang turun dari mobil tepat di depan pemakaman kota, pria tinggi dengan seragam dinas militer berjalan menuju arah Niko. Niko yang mendengar langkah kakinya segera menoleh ke arahnya, ia merasakan hawa yang tidak asing baginya.

"Huu.. aku tebak kau pasti Niko Dheiman.."

"Ha?"

Pria itu berdiri di sebelah Niko sembari melihat makam Kouko. "Dia anak yang baik bukan?"

"Tu-Tunggu dulu.. anda ini siapa?"

"Maaf.. memang sangat aneh berbicara dengan seseorang yang tidak kau kenal. Namaku Tony Cassandra.."

Mirai (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang