Chapter 37 : Promise

26 4 0
                                    

Niko terbangun di suatu tempat yang cukup aneh, ia mendudukan tubuhnya dan melihat ke arah langit. Saat ini ia berada di tengah padang rumput yang luas, ia menoleh ke kanan dan melihat sebuah bangunan yang sangat besar. Saat menoleh ke atas, ia melihat awan seperti sedang berputar di atasnya.

"Tempat apa ini?"

Niko berdiri dengan penuh rasa curiga, ia melihat sekeliling yang ia rasa sangat damai. tempat yang hangat dengan di tumbuhi beberapa bunga yang indah, Niko berjalan menuju salah satu pohon. Ia memegang batang pohon tersebut dan masih bisa merasakan sentuhannya.

"Apa aku sudah mati? Ini terlihat sangat nyata.."

Ia mengelus pohon tersebut, saat menoleh ke atas ia mengingat jika pohon tersebut sama persis seperti pohon di sebelah gerbang sekolahnya. Di pohon tersebut ia dan Kouko berbicara untuk pertama kalinya, Niko seketika meneteskan air matanya karena mengingat kenangannya saat itu.

Angin yang kencang membuatnya terjatuh ke rerumputan, ia pun bergegas berdiri dan sedikit menepuk-nepuk celananya yang kotor. Ia tak sengaja melihat sebuah kursi taman di depan bangunan besar tersebut, dengan keraguan besar Niko pergi ke sana.

"Ini tempat yang aneh"

Saat duduk di kursi tersebut, mata Niko terus menatap bangunan besar di depannya. Bangun tersebut berdiri dengan megah di tengah padang rumput yang luas ini, ia merasa heran dengan isi bangun tersebut.

"Darling.."

Mata Niko terbuka lebar dan langsung menoleh ke belakang. "Huh.."

Tak ada siapa-siapa di sana, ia merasa mendengar suara Kouko. Ia berfikir jika ia benar-benar sudah mati sekarang, Niko menutup wajah dengan telapak tanganya. Jika benar sudah mati, apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Darling.."

Niko membuka wajahnya sembari menoleh ke sumber suara, seketika matanya melebar setelah melihat sesuatu di depannya. "Ko-Kouko? Kouko?"

"Kouko? Siapa itu?"

"Honey.."

Kouko tersenyum kecil dan duduk di sebelah Niko. "Syukurlah kau masih mengingatku.."

"Honey? Ini.. ini benar kau? Honey.." Niko menangis dan langsung memeluk tubuh kecil Kouko.

"Hey.. Darling.. kenapa kau menangis?"

"Kenapa aku menangis? Pertanyaan bodoh macam apa itu!" Niko makin erat memeluknya.

Setelah Niko tenang, ia perlahan mulai tersenyum kembali. Ia juga sangat senang melihat Kouko di sana, Kouko pun terlihat menghapus air mata Niko dengan tangannya. Pelukan yang Niko lakukan benar-benar sangat nyata dan ia bisa merasakan hangatnya tubuh Kouko.

Kouko mengelus-elus kepala Niko, ia merasakan jika Niko telah melakukan perjuangan besar selama ini. Niko berfikir jika ia sudah mati, namun Kouko menepis hal itu. karena sebenarnya mereka berada di alam bawah sadar Niko, dan Kouko terjebak di sana karena Niko terus mengingatnya.

"Ho-Honey.. apa ini surga?"

"Surga? Hihi.. tidak, ini alam bawah sadarmu.."

"Alam bawah sadar?"

Kouko mengangguk kecil. "Ehm.."

"Jadi.. aku belum mati?"

"Belum.. lagi pula Darling sudah berjanji untuk tidak menyusulku dengan cepat, apa Darling mencoba bunuh diri?"

Niko menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin. Dari yang aku ingat, saat itu aku jatuh dari tangga.."

Kouko pun tersenyum lebar, ia memegang tangan Niko dan menyuruhnya untuk berjanji kembali kalau ia akan bahagia dan menikmati sisa hidupnya. Seketika Niko menundukkan kepalanya, ia merasa jika selama ini yang ia lakukan hanya untuk kembali bertemu dengan Kouko.

Mirai (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang