27 Juli, matahari bersinar cerah dan memberikan kehangatan di kota. Perlahan cahaya masuk ke dalam perpustakan memberikan kehangatannya setelah di terpa suhu dingin kemarin. Perlahan beberapa murid masuk kedalam dan bersiap manimba ilmu di sana.
"Ooaaahh.."
"Niko, kau mengantuk?"
Niko mengusap-usap matanya. "Tidak juga, lagi pula ini ide siapa? Membuka perpustakaan di pagi hari!"
"Huu.. kenapa kau selalu mengeluh, lagi pula kita cuma setengah hari di sini.."
"Ada benarnya juga, kasihan Bu Rita harus ikut rapat.." Niko tersenyum jahil ke arah Kouko.
Pukul 8:40, Jovian datang dengan gembira. Raut wajahnya menunjukan jika ada kabar baik yang ingin ia sampaikan. Ia berjalan dengan gembira menuju meja Niko, Niko yang melihatnya senang juga merasa senang dengan hal itu.
"Niko, kau tau kalau Oliv sedang sakit.."
"Eugh.. bukan kabar yang baik, lagi pula kenapa kau tersenyum begitu?"
Jovian tersenyum jahil. "Hehe.. jadi bagaimana? Kita jenguk dia?"
"Ide yang bagus, benar kan, Kouko?"
"Uhm.." Kouko mengangguk kecil.
Perpustakaan masih cukup ramai walau di pagi hari, murid-murid juga banyak yang berkeliaran di halaman sekolah. setelah bel berbunyi pukul 9:10, mereka bertiga bergegas keluar dari perpustakaan dan bersiap menuju rumah Oliv.
Tidak pas rasanya menjenguk seseorang tanpa membawa buah tangan, mereka mengumpulkan uang saku dan berdiskusi akan membawakan apa untuk Olivia. Jovian dan Niko terlihat berdebat ringan tentang buah tangan yang akan di bawa menuju rumah Olivia.
Kepala Kouko menoleh ke kanan dan ke kiri, seiring melihat mereka berdua melontarkan perkataan mereka. Kouko menghela nafasnya, ia tak ragu menarik telinga mereka berdua sampai memerah.
"Aduh.. aduh.. aduh.." rintih Jovian dan Niko.
"Kalian berdua kenapa selalu saja berdebat.."
Niko memegangi telinganya yang memerah. "Bukan aku, tapi dia.."
"Heh? Kenapa aku? Jelas-jelas kau yang memulainya!"
"Heum!" Kouko meremas-remas tangannya, membuat mereka berdua merasa takut.
***
Mereka bertiga sampai di jalanan kota, terlihat juga penjual buah dan toko roti yang baru buka. Lagi dan lagi mereka berdua berdebat tentang apa yang akan di bawa menuju rumah Olivia. Kouko yang berada di tengah perdebatan itu tidak tahan, ia memutuskan untuk membeli buah tangannya sendiri.
Siang itu sangat hangat, kendaran sedikit lalu lalang di jalan. Pohon-pohon terlihat melambai-lambai terkena tiupan angin, daun-daunnya juga sedikit berjatuhan ke jalanan kota. Kouko menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu ia segera menyebrang menuju toko roti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirai (Complete)
Science Fiction-ORIGINAL STORY- Sinopsis : Niko Dheiman, siswa SMA berusia 16 tahun pada 2019 ini secara tidak sengaja menemukan buku yang membawanya pada kejadian supranatural disekitarnya. Buku itu meramalkan sebuah peristiwa yang akan datang, dan menuntun dir...