Niko berlari menuju tempat Jovian bersembunyi, memberikan kode untuk menghampiri murid tersebut. "Ayo.., Olivia"
"Hem.. aku paham"
Jovian menghela nafas, ia mengikuti mereka berdua dari belakang. "Huu.. kejadian yang tak di duga.."
Mereka sampai di depan pintu ruangan tersebut, terdengar isak tangis dari dalam ruangan itu. Jovian berusaha meraih gagang pintu, Niko menghadangnya menyuruhnya untuk bersabar. Pintu gedung kembali terbuka, mereka bertiga langsung kembali bersebunyi.
Beberapa murid laki-laki terlihat masuk kedalam, mereka membawa ember berisikan air. Tampak sedang mencari sesutu yang sudah pasti gadis tersebut, Niko melirik Olivia yang sedang panik. Ia memegangi kepalanya dan wajahnya juga terlihat sangat tegang.
"Jangan-jangan ini..."
Olivia menarik rompi Niko, raut wajahnya sangat ketakutan. "Niko.. ini Bullying bukan?"
"Aku rasa seperti itu.."
"Niko.. Oliv.. kita tidak bisa membiarkan ini terjadi. Ini menyangkut mental seseorang.."
Niko mengangguk pelan. "Aku paham. Oliv tenangkan dirimu.. kita akan selsaikan ini.."
Murid tersebut naik ke lantai 2 di tempat mereka bersembunyi, mereka bertiga berpindah tempat menuju tumpukan meja. Murid tersebut tampak mendengar suara isak tangis dari suatu ruangan, mereka memberikan gerak-gerik untuk segera membuka pintu tersebut. Jovian yang hendak keluar langsung di tarik oleh Niko.
Pintu gedung terbuka lagi, membuat mereka bertiga melirik kesana. Kouko dan teman-temannya masuk ke dalam gedung dengan baju olah raga, Niko kaget dan heran kenapa saat momen seperti ini Kouko selalu muncul. Kouko dan teman-temannya berusaha melerai murid laki-laki itu.
"Tch.. kenapa harus ada Kouko saat momen seperti ini!!!" Jovian terlihat kesal.
"Niko, sepertinya hari ini jadwal olah raga kelas 2-E" Olivia menunjukan jadwal pelajaran sisiwa kepada Niko.
"Ahh.. mungkin misi ini akan sangat sulit!!!"
Olivia menoleh ke arah Niko yang terlihat sangat kesal. "Niko, jangan-jangan Kouko ikut dalam pembulian ini?"
"Sepertinya tidak, dia berada di pihak yang berbeda"
Tampak sedikit ricuh dan saling sahut menyaut. Murid tersebut tampak berusaha membuka pintu ruangan tersebut dengan paksa, sedangkan teman Kouko berusaha melerainya. Belum saatnya mereka untuk bertindak, mereka harus memastikan kejadian itu dengan benar.
Kouko sedikit mengendus, seperti pernah mengenal bau itu. Ia melirik ke atas tumpukan meja dengan tatapan tajam, mengira ada seseorang di sana. Tatapan Kouko membuat mereka bertiga tidak bisa bergerak banyak, tetap bersembunyi menjadi pilihan terbaik.
Pintu berhasil dibuka, murid yang berada di dalam dibawa keluar oleh mereka. Teriakan histeris membuat Jovian tidak tahan, ia segera keluar dan melerainya. Kedatangan Jovian membuat mereka bingung, Niko tak bisa berbuat apa-apa atas kecerobohan temannya itu.
"Hoi.. apa yang kalian lakukan!"
Gadis tersebut sangat lesu. "To-tolong.."
"Jovi? Berarti Niko dan Oliv ada di sini.." Kouko menoleh ke arah tumpukan meja, yang menjadi tempat kemunculan Jovian.
"Kau ini kelas 2-C kan? Kenapa kau membolos kelasmu? Mau jadi jagoan ya?"
"Bukan urusanmu! Dan cepat lepaskan dia!"
"Haha.. lucu, ini masalah kami bukan masalah mu.." murid tersebut mengelilingi Jovian dan hendak mengeroyoknya.
Dari arah belakang, Kouko menarik murid tersebut dan menamparnya dengan keras. Sontak hal itu membuat Jovian bingung, Niko kaget dan hanya bisa memantaunya saja. Pipinya tampak memerah, murid tersebut menatap Kouko dengan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirai (Complete)
Ficção Científica-ORIGINAL STORY- Sinopsis : Niko Dheiman, siswa SMA berusia 16 tahun pada 2019 ini secara tidak sengaja menemukan buku yang membawanya pada kejadian supranatural disekitarnya. Buku itu meramalkan sebuah peristiwa yang akan datang, dan menuntun dir...