CHAPTER 5

76.4K 4.1K 34
                                    

"CIEEE LION-" ucapan Alfino terpotong saat ia melihat pemandangan didepannya.

Pemandangan Amanda-mantan istri Lionel yang sedang memeluk Lionel. Terdengar suara pintu terbuka Lionel langsung memberontak dan bangun mendekat ke Viona.

Viona membelalakkan matanya.

"Yeh, cabe, ngapain Lo disini?" Sewot Alfino. Alfino memang dendam sekali dengan perempuan itu apalagi dengan kasus yang diperbuat Amanda.

"Apasilo! Ganggu aja lo!" Sewot balik Amanda. "Sayang....." Rengeknya dengan nada manja yang diabaikan oleh Lionel.

Lionel langsung berdiri di belakang Viona. Jujur ia sangat risih dengan keberadaan Amanda disini, ia sudah sangat muak dengan drama yang dimainkan perempuan itu.

"Dih, najis. Jijik gw dengernya, dasar perempuan gatau malu!" Setiap kali Amanda mendekati Lionel pasti Alfino yang maju paling depan.

"MULUT LO JAGA YE!" tunjuk Amanda kepada Alfino.

"Bodoamat! Ngapain Lo kesini? Hah." Nyolot Alfino.

Amanda memelototkan matanya. "Terserah gw lah! Apa urusannya sama lo?!"

"Ada. Lo tuh pengganggu! Lo liat kan cewek disamping gw?," Tunjuknya kepada Viona. "Kenalin, pacar barunya Lionel, jauh bangettt cantiknya daripada lo!" Ujarnya tersenyum smirk.

Lionel dan Viona dibuat kebingungan dengan perkataan Alfino. Alfino menyenggol pelan siku Lionel memberinya isyarat agar peka.

Amanda memperhatikan Viona dari atas sampai bawah. "Bocah cupu gini, jadi saingan gw?" Ujarnya remeh sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Ga level banget." Ketusnya sembari terkekeh kecil.

Viona tidak suka dikatai seperti itu, ia memulai aksinya. Viona membalikkan badannya lalu ia memeluk Lionel dan mengangkat kepalanya sedikit. Ia agak sedikit dangak dikarenakan Lionel yang terlalu tinggi. 166 berbanding 190.

"Sayang, dia siapa?" Tanyanya dengan nada manja. Lionel dibuat bingung akan hal ini, yang bisa Lionel lakukan hanya mengikuti permainan ini.

"Orang ga dikenal, baby." balas Lionel lembut sambil mengusap kepala Viona.

Amanda membelakkan matanya. "Heh, gatel! Maen peluk-peluk aja lo?!" Baru Amanda mau berjalan untuk mendekati Viona namun pergerakannya sudah ditahan terlebih dahulu oleh Alfino.

"Mau ngapain, Lo?"

"Awass!!" Amanda berusaha memberontak namun nihil tenaga Alfino lebih besar dari tenaganya.

"Sayang, kenapa ga di usir aja?" Pertanyaan yang bersifat sindiran.

"Fino." Panggilnya sembari memberi isyarat untuk membawa Amanda keluar yang langsung diangguki oleh Alfino.

"Sialan, berani lo ngusir-ngusir gw!" Umpat Amanda kepada Viona sembari ia di tarik-tarik untuk keluar oleh Alfino.

"AWAS LO YA!" ancamnya.

"Huh..." Hembusan nafas Viona seraya melepaskan pelukannya, namun kembali ditarik oleh Lionel. Lionel memeluknya dengan erat. "Mau kemana?" Tanya Lionel sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Viona.

"Kan udah ga ada cewek tadi, om!" Balasnya sembari kebingungan.

"Kaya gini aja, saya suka."

"Ini makanannya gimana?"

Lionel menggendong Viona ala koala. "Eh.." kaget Viona ketika badannya terangkat.

Lionel duduk di bangku kebesarannya dengan Viona yang berada di pangkuannya.

"Om.." jujur Viona merasa tidak nyaman dengan hal ini.

"Pliss, Viona." Mohonnya.

Viona mengalah. "Ini, makannya!" Viona susah untuk menaruh makanannya karena ia membelakangi meja.

"Sini, kaki kamu ke kesampingin aja!" Usul Lionel yang diikuti Viona.

Viona membuka semua kotak bekal itu yang masih berada dipangkuan Lionel dan Lionel melanjutkan kegiatannya yang sedang bermain laptop.

"Makan dulu, om!" Greget Viona. "Kerjanya lanjut nanti, kan udah waktunya makan siang!"

"Suapin, saya sibuk." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Viona menghembuskan nafasnya lagi. Mau tidak mau Viona harus menurutinya. "Sipaling sibuk." Gerutu Viona kecil sangat kecil yang tidak dapat didengar oleh Lionel.

Dua belas suapan sudah masuk kedalam mulut Lionel.
"Kenyang." Pantas saja kenyang makanannya sudah habis.

"Mau buah, ga?" Tawar Viona dan diangguki oleh Lionel. Viona mulai menyuapi buah kedalam mulut Lionel.

"Kamu disini aja, sampai saya pulang!" ucapnya tanpa basa basi.

Viona mengernyitkan dahinya. "Loh, nanti Liam gimana, om?" Liam pasti mencarinya dikala sudah bangun tidur.

"Sama bi iyam." Bi iyam asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di mansion.

Viona mengangguk-angguk. "Mau turun, om." Pinta Viona memelas.

"Yaudah, turun aja!" Ujarnya memasang wajah jutek sambil merentangkan kedua tangannya untuk mempersilahkan Viona turun.

Viona beranjak turun dari pangkuan Lionel ia merasa tidak enak dengan perkataan Lionel tadi, apakah Lionel ngambek kepada dirinya?

"Kamu pulang aja." Jutek Lionel tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Viona berpikir sejenak kemudian ia kembali berkata. "Loh...om ngambek?" serunya menongolkan kepala didepan wajah Lionel yang mengganggu penglihatan Lionel bermain laptop.

"Ngga."

"Ih...om ngambek ya!!" Ledek Viona menunjuk-nunjuk.

"Ga."

"Bohonggg!"

"Ngga, Viona!"

"Bo-" ucapannya terpotong akibat Lionel yang tiba-tiba mengangkat tubuhnya kembali kepangkuannya.

"Iya, tadi saya ngambek." Final Lionel dengan Viona yang sudah dipangkuannya kembali.

"Ih, kaya anak kecil!"

Lionel mengabaikan perkataan Viona.

Berkali-kali Lionel menelan ludahnya karena ulah Viona yang tidak bisa diam. "Viona, diam! ada yang lagi tidur."

"Hah? Siapa om?" Ujarnya polos.

"Dasar, bocah!" Beo Lionel yang mendapatkan gebukan pelan dibahunya. "Durhaka kamu sama, bos!"

Viona cengengesan lalu ia memegang jakun Lionel yang sedang turun naik. "Ih, kok bisa turun naik gitu." Bingungnya.

Lionel merasa adanya getaran. "Sss..hit," ringisnya. "Nakal!"

"Apasi, masa gitu aja nakal!" duh sepertinya Viona lupa siapa dirinya.

"Kamu, marah?" Tanya Lionel.

"G."

Tanpa aba-aba Lionel memeluk Viona dengan erat. "Bales, dong!" Suruh nya karena Viona tidak mau membalas pelukannya.

Viona membalas pelukan Lionel ia menenggelamkan wajahnya diceruk leher Lionel.

"Om, kok aku kaya jadi pacar om, ya!" Ia merasa hubungan dirinya dengan Lionel terlalu dekat untuk baby sitter dengan majikan.

"Emang, kamu mau?"

"Ada-ada aja, om!"

Tidak ada pembicaraan lagi dari keduanya setelah pembicaraan tadi. Tanpa sadar Viona tertidur dipangkuan Lionel.

"Cantik..." Gumam Lionel sembari menyingkirkan anak rambut Viona yang menghalangi wajah cantik Viona.

*****

Part ini lumayan panjang ya....
Sampe sampe tangan ak mati rasa karena megang hp terus kwkwkw

See u next chap ges😘


MY BABY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang