CHAPTER 12

59.3K 3.2K 142
                                    

Hanya membutuhkan waktu sekitar 50 menitan untuk menempuh jarak ke tempat party tersebut. Party yang diadakan di gedung mewah dan ternama dengan nuansa black and white.

Lionel dan Vania berjalan menuju ke pintu utama untuk memasuki party itu dengan tangan yang saling bergandengan.

"Nanti kamu jadi pasangan, saya!" Bisiknya tepat ditelingan Viona.

Viona mengernyitkan dahinya, "Pura-pura jadi pacar, Kakak?" Tanyanya bingung

Lionel membalas dengan deheman.
"Kalo bisa kamu panggil saya, sayang!"

"Yahh.." pupus sudah harapannya.

"Kenapa?" Tanya Lionel seraya berhenti melangkah.

"Aku kan niatnya mau cari cowok, pasti pada ganteng-ganteng udah gitu kaya lagi!" jelas Viona. Apakah Lionel tidak cukup ganteng? Tidak cukup kaya?

"Oh." Sahut Lionel pergi berjalan meninggalkan Viona.
Jealous kah pak?

Viona membelalakkan matanya, "Ih, kakak! Tunggu!" Pekiknya berjalan cepat untuk menyusul Lionel. Karena, kalau lari Viona tidak bisa, high heelsnya yang tinggi membuat dirinya kesulitan untuk berlari.

"LIOOO!" Pekik seorang perempuan cantik yang membawa dua buah gelas berisi minuman berwarna merah.

"Hai cel, Happy birthday, ya!" Ucap Lionel kepada perempuan itu—Rachel, perempuan yang saat ini sedang berbahagia diumurnya yang bertambah satu tahun.

Rachel tersebut tersenyum lebar, "Thanks, ya! Ucapan kamu selalu jadi ucapan yang selalu aku tunggu di tiap tahunnya." Ucapnya seraya memberikan satu buah gelas kepada Lionel.

Lionel tersenyum tipis sembari menerima gelas, itu.
"Hadiahnya nyusul, kaya biasa."

"Hahaha udah tahu kok!" Sahut Rachel sembari terkekeh. Sudah hafal sekali dirinya pasalnya, hadiah Lionel selalu nyusul tiap tahunnya.

"Aku kira kamu gabakal dateng! Btw, gabawa partner?" Tanyanya seraya mengajak Lionel ber chers.

Baru saja Lionel ingin menunggak minuman tersebut, namun ada tangan seseorang yang menahan minuman gelas itu untuk jatuh kedalam mulut Lionel.

Lionel melirik orang itu, setelah mengetahui siapa orang tersebut, Lionel kembali menurunkan minumannya.

"Mau aku, marah?" Tanya orang itu—viona.

Bukannya menjawab, Lionel malah menarik pinggang langsing, Viona. "Sorry, babe.." bisiknya menggunakan deep voice, membuat bulu kuduk Viona merinding.

Terlihat jelas raut wajah yang sangat gembira berganti dengan raut kekecewaan, "Partner, kamu?" Tanyanya dengan senyum yang dipaksakan.

"See it?" Seru Lionel menaikkan sebelah alisnya.

"Hi, Viona!" Ujar Viona mengenalkan dirinya seraya menyodorkan tangan cantiknya.

Orang itu menerima sodoran tangan, Viona.
"Hallo, panggil aja Rachel!"

"Soalnya kalo, acel, panggilan khusus dari, Lio." Ujar Rachel dengan senyum lebar.

Mereka berdua memang dekat namun, hanya sebatas rekan bisnis, saja. Dan untuk panggilan 'acel' itu Rachel sendiri yang ingin dipanggil dengan nama tersebut, Lionel hanya mengikuti. Sepertinya Rachel menaruh hati dengan Lionel tanpa orang itu sadari.

"Kok kaya nama kucing aku!" Sahut Viona seraya merangkul tangan, Lionel.

Senyum Rachel sedikit memudar, "Bisa aja!"

"Have fun, yah!" Timpalnya menepuk pundak Viona.

"Aku, kesitu dulu ya, Lio!" Pamit Rachel hanya kepada Lionel.

MY BABY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang