CHAPTER 21

57K 3.3K 568
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya!
HAPPY READING 💗💗💗

*****

Pandangan Alfino menyapu setiap sudut ruangan kamar Lionel yang bernuansa gelap itu. Udah gila emang! Gumam Alfino dalam hatinya.

Banyak sekali pecahan kaca yang berserakan dimana-mana, bingkai foto yang sudah tidak  ditempatnya serta sprei yang sudah tidak ada bentukannya.

Alfino menjatuhkan bokongnya dengan hati-hati ke sofa, takut ada pecahan kaca. Bisa bolong nanti bokongnya. Ia menatap temannya yang juga sedang menatapnya.

"YO, LU JANGAN KAYA ORANG GIL—" Omelan Alfino terpotong oleh pertanyaan Lionel.

"Mana?" Tanyanya ketus membuat Alfino kicep. Gajadi marahnya.

Ia merogoh saku hoodienya, mengambil sebuah benda berbentuk persegi panjang sebut saja flashdisk. Memberikannya kepada orang didepannya yang sudah menatapnya seperti singa yang sedang lapar.

Cowok itu langsung melangkah kearah nakas lalu mengambil laptopnya yang tergeletak disana. Buru-buru menjatuhkan bokongnya ke sofa seraya memangku laptopnya.

"Cepet kan gw, Yo?" Ucap Alfino sombong dengan memoles hidungnya sendiri yang diabaikan oleh Lionel, bahkan dilirik pun naas.

Lionel langsung menyalakan laptopnya dan mencolokkan flashdisknya. Mengetuk filenya dan meng play rekaman cctv itu. Cukup menontonnya saja sudah membuat emosi Lionel memuncak, hampir saja ia banting laptopnya jika tidak ditahan oleh Alfino.

Mengepal tangannya erat-erat, "Perempuan gatau diri." Geramnya setelah selesai menonton rekamannya.

"Bener kan, Yo! Dugaan gw." Kata Alfino ikut geram. Ternyata dugaannya benar.

Lionel yang hendak berdiri dari duduknya langsung ditahan oleh Alfino, "Eh, mau kemana, Yo?"

Cowok itu memandang Alfino tajam, "Gw mau samperin, Vio! Dia salah paham."

Alfino tampak mengecek jam tangannya. "Gila lo, Yo?! Gaada hari besok apa? Ini udah jam setengah 12." Omel Alfino ikut menatap Lionel tajam.

"YA EMANG KENAPA KALO JAM SETENGAH 12?!"

"VIO PASTI UDAH TIDUR, YO!"

Mereka berdua sama-sama emosi. Bedanya, Lionel emosi dengan Rachel, Alfino emosi dengan Lionel.
Lionel kalau sudah begini otaknya suka hilang.

"ARGHH." Lionel menggusar wajahnya kencang.

"RACHEL BANGSAT." Umpatnya kencang dengan tangan yang masih terkepal erat.

"Tapi gw heran dah, Yo. Kok si Rachel bisa nekat gitu, ya?" Beo Alfino sembari memegang dagunya, seperti orang yang sedang berfikir. "Apa manfaatnya dah? Biar lu nikahin dia? Kan dia kaga lu apa-apain." Sambungnya.

"Bodoamat."

"Punya bos kaya tai." Pekik Alfino menyenggol pundak Lionel. "Balik lah gw." Ambeknya seraya beranjak dari duduknya.

"Balik ngapain lu?"

"Punya bini, Yo! Ngapain ge terah gw." Katanya sebelum menutup pintu kamar Lionel.

*****

Cowok itu tampak mengguling-gulingkan tubuhnya kesana-kemari. Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, tapi dia belum tidur-tidur juga sedari tadi malam.
Lionel terlihat sangat frustasi, ia sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Cowok itu memutuskan untuk bangkit dari tidurnya lalu mengambil acak salah satu Hoodienya yang berada di lemari.

MY BABY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang