CHAPTER 9

64.6K 3.5K 38
                                    

"Hey..." Lirih Lionel seraya mengelus puncak kepala Viona.

"Kenapa? Coba cerita." Ujarnya yang berhasil membuat Viona mendongak menatapnya sendu.

"Hikss.....kakak kok mabuk! hiks..." Marahnya dengan mata yang sudah sembab.

"Why?"

"A-aku gamau hiks...Kakak kaya ayah! Kakak udah baik dimata aku hiks kak— AAAA HIKS...." belum selesai berbicara tangis Viona semakin pecah, sampai-sampai ia tidak dapat menyelesaikan ucapannya.

Mendengar tangis Viona yang semakin pecah, Lionel dengan senang hati langsung memeluknya, berusaha untuk menenangkan.

"Hey, dengerin kakak. Pasti sakit ya, kalo diinget lagi? Kakak janji sama Vio, kakak gabakalan mengulang rasa sakit yang pernah Vio rasain." Ucapnya dengan nada yang sangat lembut.

"Jangan jadiin ayah kamu sebagai trauma kamu ya? Kakak gamau senyum yang setiap hari Kakak liat itu bakalan pudar!" Sambungnya seraya mengusap-usap punggung belakang Viona.

Huftt jarang sekali seorang Lionel Zevallo Denandra berbicara panjang kepada seorang perempuan selain ibu nya.

Suara isak tangis sudah tidak terdengar lagi.

"Vio?" Panggil Lionel karena tidak mendapatkan jawaban apapun dari sang empu.

"Hey..." Lirih Lionel seraya melepaskan pelukannya untuk melihat wajah Viona.

"Eungh..." Lenguh Viona mengeratkan pelukannya.

Dilihatnya ternyata Viona tertidur dipelukan hangatnya Lionel, dengan air mata yang sudah mengering. Lagi-lagi, Viona tertidur dipelukannya Lionel.

Setelah ibunya meninggal, baru kali ini Viona merasakan lagi hangatnya pelukan disaat ia sedang menangis. Pelukan yang sangat amat nyaman hingga membuatnya terhipnotis oleh pelukan tersebut.

Memang pelukan hangat lah yang kita butuhkan disaat kita sedang menangis dan berada di titik terendah kita.

Lionel merebahkan tubuh Viona diatas kasur dengan sangat amat pelan agar sang empu tidak terbangun. Kemudian, ia menyelimutkan Viona dan sedikit menyibakkan rambut yang menghalangi wajah cantik Viona.

Lionel menatap Viona lama. "Kok bisa, ya? Saya khawatir sama kamu?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Lionel menarik kedua sudut bibirnya. "Cantik."  Gumamnya.

"Sleep well." Kata terakhirnya sebelum ia pergi meninggalkan kamar ini.

*****

"Aman?" Tanya Alfino kepada Lionel yang baru sampai.

Lionel mengangguk dan menenggak kembali kaleng bir nya hingga tandas.

"Lah, minum lagi lu?" Bingung Ajiel yang hanya dibalas Lionel dengan menaikkan kedua alis.

"Tumbang dia?" Tanya Lionel kearah marvel dan Reyzan yang sudah tidur tergeletak di lantai.

"Mana kuat minum, dia bedua no!" Remeh Ajiel.

"Vio kenapa tuh?" Kepo Alfino seraya memepet Lionel.

"Kepo lu!" Sahut Lionel sambil menjauhkan badannya dari Alfino.

"Yaelah lu, Yo! Kaya cewek aja, kaga mao di sentuh-sentuh!" Pekik Ajiel yang melihat kelakuan mereka berdua.

"Kecewa gw, Yo!" Ujar Alfino dramatis.

"Sini-sini sayang! Jangan bersedih!" Seru Ajiel sembari merentangkan kedua tangannya.

"Najiesss!"

Ajiel menatap Alfino dengan memelas. Memang mereka berdua ini bisa diibaratkan seperti anjing dan kucing. Tidak pernah akur.

Acara minum-meminum selesai sekitar jam 00.00.
Lantai bersih malam ini diisi dengan mereka semua yang tergeletak, layaknya ikan yang sedang dijemur.

Suara adzan subuh sudah terdengar, malam mulai berganti pagi, Viona terusik dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan, diceknya jam sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi segera ia bangun dan melaksanakan shalat subuh.

Selesai shalat subuh, Viona memutuskan untuk kedapur untuk membuat sarapan pagi ini. Betapa terkejutnya dia saat melewati ruang tamu. Melihat para manusia-manusia yang tergeletak dilantai.

"Astaga...." Lirihnya geleng-geleng kepala.

"Kak Lio?!" Paniknya melihat Lionel yang tertidur dilantai. Segera ia menghampirinya.

"Kak?" Ucapnya sembari menepuk-nepuk pipi Lionel.

"Kakak!"

"Eungh.." lenguh Lionel seraya membuka matanya kecil. "Vio.." timpalnya meraih pipi chuby Viona.

"Kenapa?" Sahutnya. "Bangun dulu." Lionel menurutinya.

"Pindah ke kamar, ya?"

Hanya dibalas anggukan oleh Lionel.

Lionel bangun dengan dibantu oleh Viona. Tubuhnya terasa lemas, efek mabuknya masih terasa. Viona memapah Lionel menuju kamar.

Sesampainya dikamar Lionel, Viona merebahkan tubuh Lionel dikasur kingsizenya tidak lupa dengan memakaikannya selimut.

Lionel setengah sadar. Ia merasa badannya tidak enak sekali dan kepalanya terasa sangat pusing.

Viona meletakkan telapak tangannya di dahi Lionel, panas, itu yang menggambarkan keadaan dahi Lionel.
Ia terbirit-birit berjalan kearah dapur untuk mengambil sebuah kompresan.

Saat dirinya sedang mengompres dahi Lionel, sebuah tangan menahannya. "Maaf..."

Viona menghempaskan tangan itu, dirinya lanjut mengompres.

"Vioo, maaf..." Lagi-lagi Lionel meminta maaf kepadanya. Jujur ini baru pertama kalinya Lionel meminta maaf kepada seorang perempuan.

Baru satu kali Viona melangkah, lagi-lagi tangannya ditahan oleh Lionel. "Vio, jangan diemin saya." Ujar Lionel lembut.

Viona berbalik badan dan menatap Lionel. "Kakak ga denger, ya, aku lagi malem ngomong apa?" Ujar Viona agak sewot.

"Denger." Sahut Lionel polos.

"Kok ga dilaksanain?!" Sewotnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Maaf, Vio..." Ucapnya lagi seraya bangun dari tidurnya.

"Buat apasi, kakak, mabuk?! Kakak tau ga, ak—ARHG HUAAA." Viona sudah tidak bisa menahan tangisnya dengan cepat ia memeluk Lionel.

Lionel yang mendapat perlakuan seperti itupun kaget. Dirinya membalas pelukan tersebut.

"Hiks... Kakak tau ga! Aku hikss sayang sama kakak! Aku gamau kakak kenapa-napa!" Khawatirnya.

Lionel yang mendengar kata 'sayang' itu, tiba-tiba tersenyum.

"Hiks.. kakak gaboleh mabuk, lagi!" Marahnya disela-sela tangisnya.

"Sekali lagi boleh, ya?" Ucapnya berniat untuk meledek.

Viona melepaskan pelukannya. "Kakak, hiks... Mau ini?" Omelnya menunjukkan kepalan tangannya.

Lionel tertawa kecil. "Mau!" Tantangnya remeh.

"Ok." Jutek Viona bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan kamar Lionel.

"Vio, saya bercanda!" Beonya aga berteriak.

"Yah ngambek." Lesu Lionel tersenyum miring.

Lionel tidak henti-hentinya tersenyum. Tingkah Viona ini menggemaskan sekali.

*****

Sorry bru up😞 baru sempet soalnya hehehe
ceritanya seru gsi?
kritik aja gapapa, klo kalian ga kritik ak
ak gtw salah ak dmn

aku cuma bisa berharap you love it!
See u next chap!
Vote & komen nya janlup ya!





MY BABY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang