SPECIAL CHAP ALFINO KALEY

48.7K 2.6K 73
                                    

Pernikahan. Satu kata yang tidak pernah muncul dibenak seorang gadis cantik yang baru menginjak usia 19 tahun ini. Kaley Celauvvie, selaku anak kedua dari sepasang kekasih bernama Mahendra dan Carisa. Ia memiliki  Abang yang sangat jahil bernama Mahesa.
Hidupnya cukup bahagia, keluarganya yang sangat harmonis menjadikan ia tidak pernah haus akan kasih sayang.

Tepat dihari ini, jam ini, menit ini, detik ini, dirinya akan resmi menjadi seorang istri di usianya yang masih terbilang cukup muda. Siap tak siap ia harus menerima ini semua. Berat, itu yang Kaley rasakan saat ini.

Pernikahan yang diadakan di pesisir pantai dengan suasana yang sangat indah, angin sepoi-sepoi yang menghiasi setiap aktivitas mereka. Ia duduk berdampingan dengan cowok yang baru dikenalnya semalam. Didepannya sudah terdapat pak penghulu berkacamata yang siap  untuk memulai acara ijab kabul. Perasaannya campur aduk, tangannya sedikit tremor, rasanya ingin menangis dan berteriak sekencang-kencangnya. Berbanding terbalik dengan orang disampingnya.

Alfino happy-happy saja, malah dirinya sangat senang walaupun aga sedikit nervous. Memang ini yang selalu ia tunggu-tunggu, dijodohkan dengan wanita cantik pilihan mamih.

"Saudara Alfino, anda sudah siap?" Tanya pak penghulu yang mendapatkan anggukan kepala kikuk dari Alfino. "Silahkan, pak!" Ujar penghulu mempersilahkan wali dari sang perempuan.

Mahendra, selaku orangtua dari mempelai wanita menjulurkan tangannya. "Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Alfino Markhlent Alandra  bin Aldinata Alandra dengan anak saya yang bernama Kaley Celauvvie dengan maskawin berupa 100 ribu dollar, 2 pulau pribadi, 2 kamar apartemen dan 1 mobil keluaran terbaru dibayar tunai."

Saat penyebutan mahar, para tamu yang  mendengar itu semua tercengang. Terutama para teman-temannya.

"Gila! Kaya bener orang tua lu, fin!" Gumam Ajiel.

"Saya terima nikah dan kawinnya Kaley selavi binti mahe—" memberhentikan pengucapan ijab kabulnya saat menerima senggolan lengan dari belakang.

"Salah, oon!" Jitak Ajiel yang duduk tepat dibelakang Alfino. "Celauvvie, bukan, selavi!" Koreksi Ajiel.

"Bisa kita ulang?" Tanya pak penghulu kepada Alfino.

Alfino menghela nafas terlebih dahulu sebelum mengangguk, "Saya terima nikah dan kawinnya  Carisa bin—eh.." Ujarnya salah lagi yang mendapatkan tatapan tajam dari orang disebelahnya.

"Itu mah nama mak nya, oon!" Pekik Ajiel berbisik.

"Suttt." Geram Alfino.

"Awas lo, ya! Kalo salah lagi!" Ancam Kaley ikut berbisik. "Aman, sayang!" Lerai Alfino lembut.

Berdehem singkat untuk menghilangkan nervousnya sebelum memulai kembali, "Saya terima nikah dan kawinnya Kaley Celauvvie binti Mahendra Siregar dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" Ucap Alfino sangat lantang. Tanpa belibet.

"Para saksi, sah?" Tanya penghulu.

"SAHHHH!" Seru para tamu sambil bertepuk tangan. Salah satunya Ajiel yang paling heboh, sampai menggebrak bangkunya sendiri.

"Alhamdulillah."

"Silahkan mempelai perempuan mencium tangan mempelai lelaki." Ujar pak penghulu.

Acara tukar menukar cincin sudah dilaksanakan tadi malam. Jadi, saat selesai ijab kabul acara tukar-menukar cincin tidak diadakan.

Dengan tangan yang sedikit tremor, Kaley meraih tangan kanan milik Alfino dan menaruhnya tepat di bibir manisnya. Sebaliknya, Alfino meraih tengkuk Kaley menggunakan kedua tangannya dan mencium keningnya lama.

"Cukup." Interupsi dari pak penghulu akibat Alfino yang terlalu lama mencium kening Kaley.

"Boleh langsung gas bibirnya gasi, pih?" Tanya Alfino kepada papihnya—aldinata.

MY BABY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang