CHAPTER 6

74.2K 3.6K 35
                                    

Viona terbangun, ia mengucek-ucek matanya beberapa kali karena dirinya heran sekarang dia sedang berada dimana? Dilihatnya cat dinding berwarna dominan hitam, ah sepertinya tidak asing.

Sebentar...perutnya terasa berat seperti ada sebuah tangan yang melingkar, ditengoknya kebawah, benar saja itu tangan Lionel. Tangan yang memeluknya erat dari samping.

 Tangan yang memeluknya erat dari samping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Viona tersentak kaget. "Loh?" Ia berusaha bangun dari tidurnya namun, Lionel dengan cepat langsung menahannya.

"Jangan pergi." Ucapnya seraya mempererat pelukannya tanpa membuka matanya.

"Om kenapasih daritadi?" Heran Viona karena Lionel yang dari siang selalu nempel kepadanya.

Lionel membuka matanya kecil. "Gapapa." Dengan suara serak khas bangun tidurr.

Viona menelan salivanya. "Kok dari tadi deket-deket aku mulu!"

Bukannya menjawab, Lionel malah kembali memejamkan matanya sembari mendusel-duselkan wajahnya ke ceruk leher Viona, mencari kenyamanan.

"Ommmm..." Geram Viona karena Lionel yang tidak bisa diam.

"don't call me om again! I don't like!"

"Should?" Tanya Viona, sedikit demi sedikit bisa lah ya.

"Kak?" Usul Lionel.

"Hah?"

"KAK, VIONAAA!," Ulang Lionel gemas. "Emang muka  saya om-om banget, ya?" Tanya Lionel.

"Ngga sih. Tapi—" belum selesai berbicara perkataannya terpotong oleh Lionel.

"Sutt! Tidur." Beo nya seraya memejamkan matanya kembali.

"T-taap—"

"Sutt..." Ulang Lionel sekali lagi.

"Ih denger dul—" lagi-lagi ucapannya terpotong oleh Lionel.

"Diam atau saya lakuin hal lain?" Ancamnya yang membuat Viona reflek memejamkan matanya, walaupun terpaksa. Lionel menyunggingkan senyumnya dibalik ceruk leher Viona.

Akhirnya, setelah Viona memaksakan untuk memejamkan matanya tak lama ia pun tertidur pulas dengan keadaan yang masih sama, Lionel yang memeluknya erat dari samping. Mereka berdua merasakan kenyamanan, ya walaupun awal-awal Viona merasa tidak nyaman.

Pukul 05.00 pagi Viona terusik dari tidurnya karena alarm yang terus-terusan berbunyi. Ia membuka matanya, sudah waktunya ia bangun untuk menyiapkan sarapan. Disingkirkannya pelan-pelan lengan Lionel, dan berhasil. Sang empu terlalu nyenyak dengan tidurnya tanpa merasa terusik, mungkin kecapekan?

Viona menutup pintu kamar Lionel pelan, sangat pelan, dengan berjalan mindik-mindik.

*****

Sesampainya di dapur, ternyata sudah ada Liam yang sedang duduk di kursi makan.

"Loh, Liam ngapain disini? Kok udah bangun." Tanya Viona lembut.

MY BABY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang